c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 September 2023

20:15 WIB

Ada Bursa Karbon, Ini Dampak Ke Emiten Batu Bara dan Emiten Hijau

Analis saham Lanjar Nafi mengungkapkan bahwa adanya Bursa Karbon memiliki dampak yang beragam. Menurutnya, akan ada dampak negatif dan positif.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Ada Bursa Karbon, Ini Dampak Ke Emiten Batu Bara dan Emiten Hijau
Ada Bursa Karbon, Ini Dampak Ke Emiten Batu Bara dan Emiten Hijau
Ilustrasi transaksi di Bursa Karbon Indonesia. Foto: BPMI Setpres/Lukas

JAKARTA - Transaksi perdagangan unit karbon pada perdagangan perdana, Selasa (26/9) mencatatkan jumlah yang cukup besar, yakni mencapai Rp29,20 miliar. Lantas, dengan adanya Bursa Karbon, apakah akan berdampak pada emiten batu bara dan emiten hijau?

Capital Market Analyst salah satu Bank terkemuka di Indonesia, Lanjar Nafi mengungkapkan, adanya Bursa Karbon memiliki dampak yang beragam. Menurutnya, akan ada dampak negatif dan positif.

"Negatifnya emiten batu bara akan mendapat tekanan untuk mengurangi emisi karbon, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi yang pada akhirnya bisa berimbas pada sisi profitabilitas," ujar Lanjar Nafi kepada Validnews, Rabu (27/9).

Dengan begitu, lanjut dia, emiten batu bara akan melakukan diversifikasi bisnis ke energi bersih atau Teknologi ramah lingkungan.

Namun di sisi lain, adanya Bursa Karbon juga memiliki dampak positif. Adanya Bursa Karbon bisa sebagai peluang untuk berinvestasi ke proyek-proyek hijau dan Teknologi carbon capture and storage (CCS).

Baca Juga: OJK: Bursa Karbon Kurangi Emisi Karbon Nasional dan Dunia

Sementara untuk dampak positif ke emiten hijau, kata Lanjar Nafi, dapat meningkatkan permintaan untuk produk dan layanan mereka sebagai emiten yang berfokus pada energi terbarukan dan efisiensi energi.

"Dengan adanya pasar karbon, ada peluang juga bagi emiten hijau untuk menjual kredit karbon mereka kepada perusahaan atau sektor yang beremisi tinggi. Ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan," jelasnya.

Selain itu, emiten hijau juga dinilai dapat menjadi pilihan investasi yang lebih aman karena mereka mungkin lebih sedikit terpengaruh oleh perubahan regulasi yang mengarah pada pengurangan emisi karbon.

Kendati demikian, Lanjar Nafi menuturkan bahwa investor tetap dapat mencermati emiten batu bara. Salah satunya, dia merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Emiten Batu Bara VS Emiten Hijau
Berdasarkan pantauan Validnews, sejumlah saham batu bara terpantau berada di zona hijau menjelang penutupan perdagangan hari ini, Rabu (27/9).

Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), misalnya, melejit 3,97% atau 110 poin menjadi Rp2.880 per saham. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menguat 1,90% atau 25 poin menjadi Rp1.340 per saham.

Kemudian, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik tipis 0,74% atau 1 poin ke level Rp136 per saham. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) turut naik 0,84% atau 10 poin ke level Rp1.205 per saham.

Lalu, saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) meningkat 0,46% atau 25 poin menjadi Rp5.450 per saham. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) pun menguat tipis 0,39% atau 200 poin menjadi Rp51.200 per saham.

PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) naik tipis 0,41% atau 25 poin menjadi Rp6.050 per saham. PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat sebesar 7,78% atau 135 poin menjadi Rp1.870 per saham.

PT Indika Energy Tbk (INDY) naik tipis 0,45% atau 10 poin menjadi Rp2.210 per saham. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) meningkat 1,80% atau 10 poin ke level Rp565 per saham.

Di sisi lain, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) ditutup melemah tipis 0,50% atau 20 poin ke level Rp3.960 per saham. Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga turun 0,26% atau 50 poin ke level Rp18.825 per saham.

Baca Juga: Bank Mandiri Beli 3.000 Ton CO2 di Bursa Karbon

Kemudian, PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) melemah sebesar 3,76% atau 10 poin menjadi Rp256 per saham. Lalu, PT Atlas Resources Tbk (ARII) berkurang 3,23% atau 10 poin ke level Rp300 per saham.

PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun tipis 0,28% atau 25 poin ke level Rp8.800 per saham. Selanjutnya, PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) melemah 0,49% atau 20 poin ke level Rp4.070 per saham.

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melemah tipis 0,63% atau 2 poin ke level Rp318 per saham. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) turun 7,20% atau 45 poin ke level Rp580 per saham.

Sedangkan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) stagnan di level Rp28.500 per saham. Begitu pula dengan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terhenti di level Rp2.810 per saham dan PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) di level Rp50 per saham.

Terkait emiten hijau, saat ini, dari total 43 indeks yang ada di BEI. Beberapa di antaranya terdapat indeks yang berkaitan dengan ramah lingkungan atau saat ini dikenal dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar