26 April 2019
14:31 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF memilih Bio Farma dalam pengadaan vaksin Monovalent Oral Polio Vaccine Tipe 2 (mOPV-2). WHO melalui the Global Polio Eradication Initiative (GPEI), Agustus 2018 lalu telah mengirim surat resmi kepada Bio Farma mengenai permintaan stockpiling bulk mOPV sebanyak 500 juta dosis, guna mengantisipasi terjadinya global outbreak virus polio liar tipe 2
“Bio Farma menanggapi positif permintaan dari the GPEI-WHO tersebut, dan berkomitmen untuk mendukung program WHO - GPEI yaitu Global Stockpilling mOPV type 2, untuk mengantisipasi wabah (outbreak) virus polio liar tipe 2 secara global,” ujar Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (26/4).
Tim UNICEF Suppy Division dari Copenhagen datang ke Bio Farma untuk membahas kerjasama pengadaan mOPV2 global stockpiling ini, dalam bentuk produk akhir sebanyak 60 juta dosis atau 3 juta vial yang harus disiapkan di tahun 2019.
WHO sendiri bekerja sama dengan UNICEF untuk merealisasikan global stockpiling mOPV type 2 melalui produsen vaksin dunia. Bio Farma (melalui mekanisme tender dari UNICEF), telah dipercaya oleh WHO dan UNICEF untuk dapat menyediakan/melakukan penyimpanan atas produk tersebut.
Untuk tahap awal, Bio Farma diminta memproduksi dan melakukan penyimpanan atas produk mOPV-2, dalam bentuk finished product (produk akhir) sebanyak 60 juta dosis atau 3 juta vial mOPV type 2. Produk tersebut harus tersedia mulai akhir bulan Juni hingga Agustus tahun 2019.
“Sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, kami memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendukung program dunia dalam program global eradikasi penyakit polio. Baru-baru ini memang terdapat 3 negara yang mengalami outbreak, yaitu Nigeria, Congo, serta horn of Africa yaitu Somalia, Kenya dan Ethiopia," kata Sri Harsi Teteki.
Vaksin Difteri produksi Biofama. ANTARA FOTO
Penelitian Vaksin
Sebelumnya Bio Farma mendapatkan kepercayaan dari Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) serta PATH, terkait penelitian dan pengembangan produk-produk terbaru.
Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan mengatakan, pihaknya kembali mendapatkan kepercayaan lembaga penelitian dunia, untuk terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin - vaksin terbaru. Hal ini untuk mencegah beberapa penyakit, seperti penyakit polio yang akan eradikasi (musnah) pada tahun 2020.
“Bio Farma sudah sejak tahun 2012 bekerja sama dengan BMGF khususnya untuk transfer teknologi produk-produk masa depan, seperti vaksin novel OPV ini,” ujar Rahman.
Penelitian vaksin polio generasi terbaru (nOPV) ini, termasuk pengembangan teknologi vaksin, Uji Klinis tahap 1–3 dilakukan hingga proses produksi.
“Kami dianggap memiliki kapabilitas untuk bergabung dan sudah berjalan prosesnya, bantuan yang diberikan disebut sudah berjalan sekitar lima tahun," kata Rahman.
Pada Oktober 2018, dalam pertemuan Annual Meeting IMF-World 2018 di Bali, BMGF telah menyatakan keinginannya untuk menindaklanjuti kerja sama dengan Bio Farma.
Bill & Melinda Gates Foundation diketahui sudah sejak lama peduli dengan kesehatan global. Salah satu langkah yang paling efektif dan memiliki biaya yang efisien adalah pencegahan penyakit.
Pencegahan paling efektif diyakininya bisa dilakukan melalui pemberian vaksin. Bill & Melinda Gates Foundation pun mencari mitra yang memiliki kapabilitas untuk bergabung.
Sementara itu Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari mengatakan, riset vaksin - vaksin baru untuk nOPV ini, diawali dengan pembahasan transfer teknologi yang diterima oleh Bio Farma. Bentuk kerja sama ini akan dimulai dari proses penelitian, transfer teknologi, proses produksi dan uji klinis dari tahap 1–3.
“Kami harapkan penelitian-penelitian vaksin baru ini, akan menambah portofolio Bio Farma, dan tidak hanya sampai di situ saja, semua hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi produk, sehingga bisa diterima pasar dalam waktu yang tepat (time to market),” tutur Adriansjah.
Dengan adanya penambahan portofolio produk terbaru, diharapkan pangsa pasar Bio Farma juga akan bertambah. Untuk tahun 2019, Bio Farma akan menambah pangsa pasar terutama untuk pasar Asia Tenggara, Afrika dan stock pile untuk Eropa.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018, Bill & Melinda Gates Foundation menyampaikan akan membantu riset di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Bio Farma untuk pengembangan vaksin. Tujuannya, agar jenis vaksin terkait tidak hanya diproduksi oleh Negara Barat, tapi Indonesia diharapkan punya kapasitas sehingga bisa ikut menjadi pemain dunia di bidang produksi vaksin. (Faisal Rachman)