17 Februari 2018
09:07 WIB
DENPASAR- Pasar Singapura menyerap paling banyak aneka jenis perhiasan atau permata yang diekspor dari Bali. Kontribusinya mencapai 30,96% dari total nilai ekspor sebesar US$5,299 juta selama Desember 2017.
“Ekspor terbesar perhiasan Bali berikutnya adalah pasar Amerika Serikat 30,05%, Thailand 12,86%, China 2,95%, Jepang 0,06% dan Australia 2,45%,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu (17/2) sseperti dilansir Antara.
Dikatakan, berbagai jenis perhiasan untuk wanita hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Pulau Dewata itu juga diserap pasaran Hong Kong 2,77%, Taiwan 0,02%, Jerman 7,38% dan Perancis 0,25%.
“Sisanya 10,26% diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia. Aneka jenis perhiasan dari bahan baku emas dan perak itu sangat diminati masyarakat internasional, karena mempunyai daya tarik tersendri, disamping harganya yang sangat terjangkau,” tuturnya.
Adi menambahkan, Bali mengekspor aneka jenis perhiasan (permata) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin yang umumnya dari Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebesar US$5,299 juta selama bulan Desember 2017, turun US$1,01 juta atau 27,57% dibanding bulan sebelumnya (November 2017) yang tercatat sebesar Us$7,31 juta.
Namun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat US$1,18 juta atau 3,57%. “Karena pengapalan hasil kerajinan pada bulan November 2016 hanya tercatat US$5,11 juta,” serunya.
Adi menjelaskan, ekspor aneka jenis perhiasan tersebut antara lain berupa cincin, kalung dan aneka jenis cendera mata menyerupai bunga-bungaan dari bahan baku emas, untuk perhiasan kepala bagi wanita serta sumpel perhiasan telinga bagi wanita.
Nilai ekspor perhiasan tersebut tidak termasuk hasil penjualan aneka jenis perhiasan yang dibeli langsung oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara, ketika mengunjungi sentra kerajinan aneka jenis perhiasan di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar, 15 km timur Denpasar yang berada dalam satu jalur menuju objek-objek wisata ke Bali timur.
Sebagian besar masyarakat Desa Celuk, Kabupaten Gianyar menggeluti usaha kerajinan perhiasan dari bahan baku perak dan emas. Industri rumah tangga tersebut memerlukan pengalaman dan keterampilan khusus, yang umumnya diwarisi masyarakat setempat secara turun temurun.
Ekspor Perhiasan Nasional
Secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Januari 2018 mengalami penurunan 2,81% dibandingkan Desember 2017. Nilainya, pada Desmeber 2017 tercatat US$ 14,8 miliar dan pada Januari 2018 menjadi US$ 14,4 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, di tengah penurunan ekspor tersebut, ada beberapa produk yang justru mencatatkan kenaikan ekspor yang signifikan. Kenaikan ekspor paling tinggi adalah untuk produk perhiasan dan permata.
Ekspor perhiasan mengalami kenaikan mencapai 78,4% jika dibandingkan Desember 2017. Adapun nilainya US$ 576,9 juta dari sebelumnya US$ 323,4 juta. "Perhiasan ini menjadi kenaikan yang paling tinggi dari 10 golongan barang, untuk tujuannya itu ke Singapura, Hongkong dan Swiss," kata Suhariyanto.
Ditegaskan Suhariyanto, kenaikan ekspor ini dikarenakan permintaan di beberapa negara tersebut mengalami peningkatan.
Selain perhiasan, kenaikan ekspor yang tak kalah tinggi adalah produk kendaraan dan bagiannya. Pada Januari 2018, ekspor golongan barang ini mengalami kenaikan 18,2% dengan nilainya dari sebelumnya US$ 483,1 juta menjadi US$ 571,4 juta.
Kenaikan ekspor juga terjadi pada produk pakaian jadi bukan rajutan. BPS mencatat kenaikan ekspor dari Desember 2017 nilainya US$ 368,8 juta menjadi US$ 414,2 juta atau mengalami kenaikan 12,32%.(Faisal Rachman)