c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 September 2018

09:07 WIB

Reaktivasi 4 Jalur Kereta Diyakini Dongkrak Pariwisata Jabar

Keempat jalur yang masuk program reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat antara lain jalur Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang dan jalur Cibatu-Garut-Cikajang, dengan total anggaran sekitar Rp7,9 triliun

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Reaktivasi 4 Jalur Kereta Diyakini Dongkrak Pariwisata Jabar
Reaktivasi 4 Jalur Kereta Diyakini Dongkrak Pariwisata Jabar
Rangaian kereta api keluar dari Stasiun Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/9). PT Kereta Api Indonesia (Persero) berencana akan me-reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat yakni rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

BANDUNGRencana reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata di wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi daerah-daerah yang dilalui lajur kereta api juga bisa terdongkrak mengingat adanya pergerakan orang dan barang, dengan aksesbilitas yang semakin mudah.

"Pangandaran itu pantainya indah sekali, tapi terkadang orang berpikir dua kali untuk kesana, karena akses jalan. Tapi kalau sudah ada kereta api ke sana saya optimistis orang akan semakin sering ke Pangandaran karena aksesnya mudah," kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil, di Bandung, Jumat (29/9) seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan dalam upaya meningkatkan konektivitas antarwilayah, mengurangi kemacetan, dan menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi, serta meningkatkan aksesibilitas menuju daerah pariwisata, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memilih untuk mengembangkan jaringan perkeretaapian.

Upaya tersebut, kata pria yang akrab dipanggil Emil ini, antara lain dengan melakukan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat. Menurut dia, saat ini Pemerintah Jawa Barat memprioritaskan 4 rencana reaktivasi jalur kereta api, yaitu Reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang dan jalur Cibatu-Garut-Cikajang, dengan total anggaran sekitar Rp7,9 triliun.

"Saya ingin mengembalikan budaya naik kereta. Saya ingin Jawa Barat seperti Eropa, masyarakat kemana- mana bisa naik kereta karena nyaman dan terintegerasi," ujar Mantan Walikota Bandung tersebut.

Ia menuturkan reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Panjang jalur Bandung-Ciwidey adalah 37,8 Km, yang direncanakan melewati enam stasiun yaitu Stasiun Bandung, Cikudapateuh, Dayeuh Kolot, Banjaran, Soreang, dan Stasiun Ciwidey.

Total anggaran untuk mereaktivasi jalur tersebut diperkirakan sebesar Rp3,1 triliun dan reaktivasi jalur Bandung-Ciwidey direncanakan beroperasi pada tahun 2022.

Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek -Tanjungsari dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung aksesibilitas ke Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka serta menunjang transportasi di kawasan pendidikan Jatinangor.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 11,5 Km, dengan rencana 3 stasiun yaitu stasiun Rancaekek (eksisting), Jatinangor, dan Tanjungsari. Rencana Reaktivasi jalur ini diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp1,3 Triliun dan reaktivasi jalur ini diperkirakan selesai tahun 2021-2022.

Sedangkan reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di Pangandaran-Cijulang. Total anggaran untuk mereaktivasi jalur ini sepanjang 82 Km diperkirakan sebesar Rp2,5 triliun.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 82 Km dan melewati empat Stasiun Banjar (eksisting), Pangandaran, Parigi, dan Cijulang, serta empat halte Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda. Reaktivasi jalur ini diharapkan selesai pada tahun 2023.

Adapun reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas menuju wilayah selatan Jawa Barat. Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 47,5 Km, yang terbagi dua seksi yaitu seksi satu Cibatu-Garut sepanjang 19,29 Km dan seksi dua Garut-Cikajang sepanjang 28,21 Km.

Jalur ini direncanakan melewati 3 Stasiun yaitu Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp1,1 triliun. Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang direncanakan selesai pada tahun 2021-2022.

 

Terintegrasi Kereta Cepat
Proyek reaktivasi ini pun diharapkan dapat langsung terintegerasi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan, rencana reaktivasi membutuhkan dukungan dari Pemprov Jawa Barat. Khususnya, dalam hal penertiban warga yang tinggal di sekitaran rel yang sudah bertahun-tahun tidak aktif itu. Adapun PT KAI akan fokus pada persiapan operasional.

"Dari empat ini, kami akan evaluasi mana yang paling mungkin dilakukan secepatnya. Jalur mana yang lebih akomodatif membantu masyarakat, baik untuk mengangkut orang maupun barang, seperti misalnya hasil bumi," kata Edi.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan melaksanakan reaktivasi dengan sistem konsesi yang dapat berlaku selama 20 hingga 30 tahun.

"Konsesi (reaktivasi jalur KA Jabar) paling bisa 20 sampai 30 tahun. Untuk reaktivasi ini KAI saja karena dia yang mengoperasikan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu.

Ia menginginkan KAI untuk berinvetasi sebagai upaya mengurangi beban Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). "Ya kita lihat ada yang memang APBN, tetapi kita juga ikut sertakan seperti LRT dan sebagainya, kombinasi," imbuhnya.

Budi, sebelumnya mengatakan bahwa akan dibangun hunian berbasis transportasi untuk mendukung pengoperasian jalur KA Jawa Barat yang sempat mati. "Otomatis karena TOD itu satu revitalisasi dari stasiun yang harus dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melakukan kegiatan suatu layanan di sana," katanya.

Ia berharap dengan mengaktifkan lagi jalur KA di Jawa Barat dapat meningkatkan sektor pariwisata. "Kalau kita lihat Sukabumi itu lebih kepada pariwisata, kalau industri yang sifatnya mendekati rekreasi bukan industri berat di dekat pelabuhan-pelabuhan," tandasnya. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar