c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

06 Februari 2018

17:31 WIB

Pilkada Peluang Baik bagi Investasi

Kepala BKPM menilai pilkada serentak dapat menjadi salah satu pemicu besarnya gelontoran dana dari para investor, baik dalam maupun luar negeri

Pilkada Peluang Baik bagi Investasi
Pilkada Peluang Baik bagi Investasi
Polisi dan petugas TPS membantu pemilih difabel melakukan pencoblosan saat simulasi pilkada di Arek Lancor, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (24/1). Simulasi tersebut merupakan bagian dari kegiatan Gladi Lapang Sispam Kota Pengamanan Pilkada Kabupaten Pamekasan dan Pilgub Jatim 2018. ANTARA FOTO/Saiful Bahri.

JAKARTA – Pilkada serentak di 17 provinsi dan 154 kabupaten/kota sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap minat investor guna “menumbuhkan” dananya di dalam negeri. Bayang-bayang konflik yang bisa timbul dari pemilihan dijadikan dasar anggapan akan menurunnya nilai investasi ketika gelaran pesta demokrasi tersebut berlangsung.

Padahal menurut ekonom dari Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra, tidak ada yang perlu dirisaukan dari pilkada terhadap keberlangsungan investasi. Malahan pilkada bisa berdampak positif terhadap masuknya investasi karena memberi harapan baru dengan pemilihan pemimpin anyar.

“Mungkin di beberapa daerah yang rawan konflik, investor akan wait and see, tapi setelah ada yang terpilih justru bisa lebih baik investasinya,” ucapnya kepada Validnews, Selasa (6/2).

Sementara itu, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong justru berpendapat, adanya pilkada serentak di tahun ini bisa berdampak baik di tahun ini. Pemilihan tersebut dapat menjadi salah satu pemicu besarnya gelontoran dana dari para investor, baik dalam maupun luar negeri.

Penyebabnya, ketika pilkada digelar, konsumsi di masyarakat akan meningkat. Tidak perlu jauh-jauh, kebutuhan konsumsi untuk pembuatan baliho maupun baju-baju guna basis pendukung peserta menjadi lahan pasar yang besar.

“Kan gampang, kalau konsumsi besar, permintaan besar, berarti ada pasar besar di sana. Itu jadi peluang bagus untuk investasi,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Sang bos BKPM ini pun yakin target investasi 2018 bisa tembus, tidak terganggu sama sekali. Untuk diketahui, tahun ini target investasi yang dipatok pemerintah berada di angka Rp765 triliun. Angka ini naik Rp72,2 triliun dibandingkan pencapaian sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan data BKPM, secara full year pencapaian investasi nasional pada 2017 berada di angka Rp692,8 triliun. Angka ini melebihi nilai yang ditargetkan pemerintah sebesar Rp678,8 triliun.

Pengalaman Jakarta
Mengaca dari pengalaman pilkada di DKI Jakarta pada 2017, investasi kala itu justru melambung. Pesta demokrasi yang mendorong konsumsi menjadi salah satu faktornya. Selain itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Fadjar Majardi mengungkapkan, perbaikan investasi karena terus berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek infrastruktur dan konstruksi yang dimulai serentak pada awal tahun lalu.

"Di sisi lain, kemampuan konsumsi rumah tangga di DKI Jakarta selama tahun 2017 tetap terjaga dengan capaian pertumbuhan yang menguat dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Fadjar seperti dilansir Antara, Selasa (6/2).

Bank Indonesia pun memperkirakan, ekonomi DKI Jakarta akan terus membaik pada 2018. Dengan didorong oleh pelaksanaan Asian Games yang akan berdampak pada peningkatan konsumsi serta ekspor.

“Pilkada serentak yang juga akan diselenggarakan pada tahun ini serta persiapan pemilihan presiden pada tahun depan akan kembali mendorong pertumbuhan konsumsi,” tuturnya.

Asal tahu saja, peningkatkan konsumsi rumah tangga saat pilkada juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2017. Yang pada tahun kemarin pertumbuhannya sebesar 6,22% secara year to year.

Reksadana
Sementara itu, PT BNl Asset Management menilai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) serentak pada 2018 ini, dapat dijadikan kesempatan bagi investor untuk menata portofolio investasinya. Salah satunya melalui produk reksa dana.

Direktur BNI Asset Management Putut E Andanawarih di Jakarta, Senin mengatakan, pada 2018 diprediksi bakal terjadi dinamika di pasar akibat Pilkada serentak. Hal itu dapat dijadikan peluang untuk menata portofolio investasi dengan memilih produk yang berfundamental kuat.

Menurutnya, positif dan negatifnya hasil Pilkada sedikit banyak akan mempengaruhi aktivitas dan kinerja produk pasar modal, termasuk reksa dana.

“Kami berpandangan, justru di saat harga saham-saham di pasar modal sedang volatile, di situlah kesempatan investor dapat memperlebar portofolio investasinya dengan memilih produk-produk reksa dana yang terdiri dari saham-saham berfundamental baik dan likuid," tuturnya.

Putut menuturkan, salah satu produk yang dimiliki oleh BNI Asset Management, yakni Reksa Dana BNI-AM lndeks IDX30 (Reksa Dana BNI30) dapat menjadi pilihan bagi investor, karena produk itu mengacu pada indeks IDX30 sebagai tolak ukumya.

"Reksa dana ini merupakan produk yang terdiri dari kumpulan saham-saham 30 emiten dengan nilai kapitallsasi pasar terbesar dan terlikuid di Bursa Efek lndonesia," ucapnya.

Ia menyampaikan bahwa tujuan dibentuknya Reksa Dana BNI30 itu sebagai alternatif pilihan bagi investor yang menginginkan strategi investasi pasif mengingat dalam tiga tahun terakhir sebagian besar Reksa Dana pengeIoIaan aktif kesuIitan untuk mengalahkan tolak ukur.

"lndeks IDX30 kami pilih karena merupakan saham-saham yang memiIiki kapitalisasi terbesar dan Iikuiditas perdagangan yang tinggi," ucapnya.

Putut menambahkan, kinerja Reksa Dana BNI30 akan ditopang oleh kondisi perekonomian Indonesia yang terus memberikan hasil-hasil positif. Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia yang tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang stabil di atas 5 persen, stabilnya nilai tukar rupiah, dan keberhasilan pemerintah menjaga inflasi rendah akan menjadi sentiment positif bagi pergerakan IHSG.

Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, lanjut dia, mendorong lembaga pemeringkat Fitch Rating menaikan peringkat utang Indonesia dari "BBB -" (triple B minus) menjadi BBB (triple B).

"Ke depannya, kami meIihat besar peluang bagi lembaga pemeringkat internasional Iainnya seperti Standard & Poor's (S&P) dan Moodys untuk menyusul Iangkah Fitch menaikan peringkat Indonesia," katanya.

Ia mengharapkan, sentimen itu diharapkan mendorong aIiran dana asing yang akan berinvestasi di pasar modal Indonesia, sehingga akan berdampak positif bagi pergerakan indeks IDX30 yang menjadi acuan dari produk Reksa Dana BNI30.

"Investor asing tentunya akan berinvestasi pada saham-saham kapitalisasi besar yang merupakan konstituen dari IDX30," ujarnya. (Teodora Nirmala Fau, Faisal Rachman)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar