08 September 2020
12:37 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Dalam rangka memperkuat bisnis air freight, PT Angkasa Pura Logistik meluncurkan pesawat kargo atau freighter keduanya, yakni ATR 72-500F PK-PAT.
Direktur Utama Angkasa Pura Logistik, Danny P. Thaharsyah berharap peluncuran kargo kedua tersebut bisa mempercepat layanan angkutan udara, khususnya yang berada di timur Indonesia.
"Sehingga terjadi pendistribusian kargo yang cepat, tepat, dan dengan harga yang relatif terjangkau," kata Danny dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (8/9).
Sebelumnya, Angkasa Pura Logistik telah meluncurkan unit bisnis baru air freight pada 4 Juni 2020 di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Layanan air freight atau kargo udara yang dimiliki Angkasa Pura Logistik telah didukung dua armada pesawat ATR 72-500 yang disewa dari Pelita Air. Dalam beberapa bulan ke depan, akan ada rencana penambahan 1 pesawat kargo Boeing 737-300 untuk peningkatan efisiensi layanan.
Ketiga armada udara itu tak hanya melayani berbagai jenis pengiriman kargo umum. Kargo khusus, seperti produk laut, berbahaya, atau dengan ukuran berlebih bisa dilayani.
Kini, kargo udara Angkasa Pura Logistik telah menjangkau 10 kota, sembilan di antaranya merupakan jalur domestik.
"Adapun 10 kota tersebut, yakni Jakarta, Denpasar, Makassar, Kendari, Ambon, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Batam, hingga Singapura," jelas Danny.
Dua pesawat ATR 72-500 tersebut memiliki kapasitas 8.000 kg. Untuk pesawat pertama akan melayani rute Jakarta-Batam-Jakarta, Jakarta-Banjarmasin-Jakarta, serta Jakarta-Makassar Jakarta.
Sedangkan untuk pesawat kedua, baru akan melayani rute Surabaya-Makassar-Surabaya. Selanjutnya untuk pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas kargo 15.000 kg, nantinya akan melayani rute Makassar-Singapura-Denpasar-Jakarta-Makassar.
Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero), Faik Fahmi mengatakan meskipun di tengah pandemi covid-19, pihaknya terus mengupayakan sumber pendapatan alternatif melalui ekspansi bisnis anak perusahaan, salah satunya air freight.
"Hal ini sejalan dengan strategi Angkasa Pura I dalam menghadapi fase adaptasi kelaziman baru, yakni rebound strategy," kata Faik.
Dalam rebound strategy tersebut, Faik menjelaskan, penguatan portofolio bisnis baru menjadi salah satu dari lima inisiatif lainnya, yakni persiapan the new normal, business process improvement, restrukturisasi organisasi, enterprise architecture, hingga strategic procurement. (Yoseph Krishna)