c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Juli 2020

12:38 WIB

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds untuk Biayai Defisit

DJPPR menilai, terdapat potensi untuk diikuti oleh penerbitan obligasi lainnya di pasar Jepang

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds untuk Biayai Defisit
Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds untuk Biayai Defisit
Ilustrasi hutang negara. Shutterstock/dok

JAKARTA – Pemerintah kembali menerbitkan surat utang negara atau SUN dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang. Surat utang yang kerap disebut Samurai Bonds ini rencananya akan diterbitkan sebesar JPY100 miliar, terdiri dari lima seri. Yaitu, RIJPY0723, RIJPY0725, RIJPY727, RIJPY0730, dan RIJPY0740.

“Pagi ini, pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan JPY100 miliar Samurai Bonds yang menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk 2020, dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi,” kata keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atau DJPPR Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (7/3).

DJPPR merinci, seri RIJPY0723 mempunyai tenor selama tiga tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 7 Juli 2023. Seri ini memiliki nominal penerbitan 50,7 miliar yen dengan tingkat kupon 1,13%.

Seri RIJPY0725 mempunyai tenor selama lima tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 8 Juli 2025 serta memiliki nominal penerbitan 24,3 miliar yen dengan tingkat kupon 1,35%.

Tenor seri RIJPY0727 selama tujuh tahun akan jatuh tempo pada 8 Juli 2027.  Seri ini diterbitkan dengan nominal 10,1 miliar yen dan tingkat kupon 1,48%.

Seri RIJPY0730 mempunyai tenor selama 10 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 8 Juli 2030 serta memiliki nominal penerbitan 13,4 miliar yen dengan tingkat kupon 1,59%.

Tenor terlama adalah seri RIJPY0740, yang mencapai 20 tahun. Seri ini akan jatuh tempo pada 6 Juli 2040. Seri dengan tenor paling Panjang ini memiliki nominal penerbitan paling kecil, yakni 1,5 miliar yen. Adapun tingkat kupon 1,8%.

DJPPR menerangkan, penerbitan surat utang tersebut merupakan momentum untuk menumbuhkan kepercayaan pasar Jepang. DJPPR menilai, terdapat potensi untuk diikuti oleh penerbitan obligasi lainnya di pasar Jepang.

“Dana yang diterima pemerintah dari penerbitan samurai bonds ini akan digunakan sebagai pembiayaan defisit APBN, termasuk upaya penanggulangan dan pemulihan pandemi covid-19,” tulis DJPPR.

DJPPR menambahkan, pemerintah mengumumkan proses official marketing pada tanggal 29 Juni 2020 dengan initial price guidance yang ditetapkan untuk tenor 3 tahun pada YSO+110-120, 5 tahun pada YSO+130-140, 7 tahun pada YSO+140-150, 10 tahun pada YSO+145-155 dan 20 tahun pada 1,80-1,90%.

Selanjutnya, sampai dengan tiga hari proses pemasaran, dengan permintaan yang cukup solid yang datang dari investor Jepang maupun luar Jepang, pemerintah memutuskan untuk mempersempit final guidance ke spread terendah dari initial guidance. Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut serta kondisi pasar yang kondusif, pemerintah memutuskan untuk menerbitkan samurai bonds sesuai dengan target sebesar JPY100 miliar.

“Hal tersebut menunjukkan konsistensi pemerintah dalam menerbitkan di kisaran nominal 100 miliar yen sejak pertama kali melakukan penerbitan samurai bonds melalui public offering,” tulis DJPPR.

Selain capaian tersebut, pemerintah juga berhasil menerbitkan samurai bonds pada spread over US$ swap yang lebih rendah dari tahun sebelumnya, di mana hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai penerbit samurai bonds yang menjadi acuan bagi penerbit lainnya.

Baca Juga:

Dalam kondisi pandemi ini, dengan sebagian besar investor melakukan pekerjaannya dari rumah. Namun, kegiatan temu investor berupa non-deal roadshow yang dilakukan secara online dalam bentuk netroadshow dan investor call telah berhasil meningkatkan sentimen positif dari investor. Baik existing investor maupun investor baru yang berbasis di dalam dan luar Jepang.

Basis investor pada penerbitan samurai bonds kali ini lebih terdiversifikasi, meliputi city banks (18,6%), life insurers (7,0%), property insurers (1,6%), asset managers (29,1%), Shinkin banks/regional banks (6,7%), pension fund (2,5%) dan lainnya (34,5%). (Rheza Alfian)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar