04 Januari 2018
17:17 WIB
PALEMBANG - Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api dan pelabuhan internasional Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan diperkirakan menelan biaya Rp45 triliun. Besaran biaya ini meliputi pembebasan lahan dan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperlukan proyek strategis tersebut.
“Selain itu pendanaan untuk mereklamasi Tanjung Carat dan membangun pelabuhannya,” ujar Direktur Utama PT Sriwijaya Mandiri Sumsel IGB Surya Negara di Palembang, Kamis (4/1) seperti dilaporkan Antara.
Infrastruktur lainnya yang akan dibangun meliputi jalan kawasan, jaringan listrik dan air hingga pengolahan limbah. Adapun sisa luasan lahan yang akan dibebaskan mencapai 2.030 hektare (ha).
“Jadi wajar bila dananya besar karena fasilitas yang dibangun cukup banyak,” lanjutnya.
Ia menambahkan, untuk prioritas awal yang harus segera dirampungkan pihaknya bersama PT Sriwijaya Tanjung Carat adalah pembebasan lahan. Saat ini lahan yang dibebaskan baru seluas 66,13 ha, dari total 217 ha yang akan dibebaskan pada tahap pertama. Pembebasan lahan tahap pertama itu menggunakan dana pemerintah daerah melalui APBD Sumsel senilai Rp55 miliar pada 2015.
Namun, lanjut Surya Negara, Pemerintah Provinsi Sumsel hanya mampu membebaskan lahan 66,13 ha sehingga untuk mempercepat pembangunan perlu menggandeng swasta. Hal ini diperlukan mengingat KEK Tanjung Api-api ditargetkan rampung pada 2019.

Sebelumnya diberitakan pembebasan lahan untuk KEK Tanjung Api-Api dikebut sehingga pelaksanaan pembangunan proyek itu dapat segera dimulai.
Sekretaris Daerah Sumsel Nasrun Umar, Selasa (2/1) mengatakan, Pemprov telah membentuk badan usaha milik daerah yakni PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) untuk mempercepat pembangunan kawasan tersebut, termasuk pembebasan lahannya.
Pemprov sendiri telah memulai pembebasan lahan. Pada tahun 2016 dana yang dialokasikan untuk keperluan pembebasan lahan mencapai Rp55 miliar. Namun, baru terealisasi sekitar 66,13 hektare. Pembebasan lahan selanjutnya akan dilakukan PT SMS.
Surya Negara menyebutkan pihaknya akan bekerja sama dengan PT Sriwijaya Tanjung Carat untuk pembebasan lahan, karena perusahaan tersebut juga sebagai pemodal. Target hingga pertengahan 2018 akan dibebaskan kembali lahan seluas 217 ha. Ia optimistis target pembebasan lahan itu akan tercapai karena pihak ketiga menyatakan sudah siap.
Ia mengharapkan KEK Tanjung Api-api segera terwujud karena akan menambah pendapatan daerah, serta menyerap ribuan tenaga kerja.
Sebanyak 12 perusahaan telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di KEK Tanjung Api Api. Menurut Nasrun Umar, perusahaan-perusahaan itu adalah PT DEX Indonesia, PT Sriwijaya Tanjung Carat, PT Indocoal International, PT Hydro Cipta Energi, dan Bank Sumsel Babel. Selanjutnya PT Indo-Rama Synthetics Tbk, PT PLN, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Bosowa, PT Alber Multi Kencana, dan PT Pupuk Sriwidjaja. Karena itu, ia optimis KEK akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga:
Batam Dipastikan Jadi KEK
Tujuh KEK Dipastikan Beroperasi Tahun Depan
Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan mereklamasi lahan seluas 3.000 ha di Tanjung Carat untuk mendukung KEK Tanjung Api-Api (TAA). Tanjung Carat sendiri berlokasi hanya 15 km dari KEK TAA.
Rencana tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Pemprov Sumsel Mukti Sulaiman di Palembang pada September 2015 silam. Menurutnya, keinginan untuk mengembangkan kawasan tersebut sudah didengungkan sejak 2014 lantaran keberadaan Tanjung Carat yang sangat strategis.
"Tanjung Carat hanya berjarak 350 km ke pelabuhan internasional di Singapura, sementara jika dari Jakarta membutuhkan 380 km. Sumsel mau mereklamasi Tanjung Carat ini kaitannya dengan daya saing," katanya seperti dilansir Antara. (Fin Harini)