c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

14 September 2020

19:22 WIB

Ogah Jual TikTok, ByteDance Pilih Berkongsi Dengan Oracle

China lebih memilih TikTok ditutup di AS daripada mengizinkan penjualan paksa

Ogah Jual TikTok, ByteDance Pilih Berkongsi Dengan Oracle
Ogah Jual TikTok, ByteDance Pilih Berkongsi Dengan Oracle
Ilustrasi aplikasi Tik Tok. Shutterstock/dok

JAKARTA - ByteDance batal menjual operasi TikTok di Amerika Serikat. Mereka lebih memilih untuk bermitra dengan Oracle yang diharap dapat menghindar dari larangan AS sambil menenangkan China.

Negosiasi penjualan dibatalkan ketika China memperbarui aturan kontrol ekspornya bulan lalu, yang berpengaruh pada transfer algoritma TikTok ke pembeli asing. Akhir pekan lalu, Reuters melaporkan, China lebih memilih TikTok ditutup di AS daripada mengizinkan penjualan paksa.

Saluran televisi Inggris milik pemerintah China CGTN, Senin (14/9), mengutip sumber yang mengatakan, ByteDance tidak akan menjual operasi TikTok AS ke Oracle atau Microsoft.

Di bawah proposal terbaru ByteDance, Oracle akan menjadi mitra teknologi perusahaan dan mengambil alih pengelolaan data pengguna TikTok di AS. Data TikTok sendiri, saat ini disimpan di Google cloud.

Menurut sumber yang dikutip Reuters, Minggu (13/9), Oracle juga sedang bernegosiasi untuk mengambil saham dalam operasi TikTok di AS. Beberapa investor teratas ByteDance, termasuk General Atlantic dan Sequoia, juga akan diberikan saham minoritas dalam operasi tersebut.

Hanya saja, sejauh ini belum diketahui, apakah Presiden AS Donald Trump yang menginginkan perusahaan teknologi AS untuk memiliki sebagian besar TikTok di Amerika Serikat, akan menyetujui kesepakatan itu. Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) yang meninjau kesepakatan untuk risiko keamanan nasional, mengawasi pembicaraan ByteDance - Oracle.

"Perlindungan data pengguna dan jaminan seputar bagaimana algoritma perusahaan mendorong konten ke pengguna AS adalah komponen penting dari solusi substantif. Tetapi apakah mereka dapat mengubah hasil politik adalah pertanyaan yang jauh lebih sulit," kata pengacara di sektor regulasi, John Kabealo.

ByteDance dan Oracle tidak menanggapi permintaan komentar Reuters, sementara Gedung Putih pun menolak berkomentar.

Sementara itu, pimpinan Oracle, Larry Ellison adalah salah satu dari sedikit pendukung Trump di dunia teknologi. Perusahaannya memiliki proses teknologi yang signifikan dalam menangani dan melindungi data. Namun mereka mengakui tidak punya pengalaman bekerjasama dengan media sosial, mengingat klien Oracle adalah perusahaan, bukan konsumen.

Sebelumnya, Microsoft mengatakan ByteDance telah memberi tahu bahwa tidak akan menjual operasi TikTok di AS kepada raksasa perangkat lunak tersebut. Padahal, Walmart yang telah bergabung dengan tawaran Microsoft mengatakan, masih tertarik untuk berinvestasi dan akan berbicara lebih lanjut dengan ByteDance dan pihak lain.

"Ini adalah berita buruk bagi Walmart lebih dari siap pun," ujar profesor investasi dari Peking University, Jeffery Towson. "Menggabungkan hiburan TikTok dan keterlibatan pengguna dengan platform e-commerce adalah cara terbaik untuk mengejar ketinggalandengan Amazon,” imbuhnya.

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berada bersama Wakil Perdana Menteri China Liu He menandatangani "fase pertama" perjanjian perdagangan AS-China di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (15/1/2020). ANTARAFOTO/REUTERS/Kevin Lamarque.

 

Perintah Trump
Asal tahu saja, sejauh ini ketenaran TikTok di kalangan remaja, membuat pejabat AS khawatir informasi pengguna dapat diteruskan ke pemerintah China. Tapi, TikTok yang memiliki 100 juta pengguna di AS, memastikan, tidak pernah membagikan data seperti itu dengan otoritas China.

Nah, ketika hubungan China-AS memburuk karena perdagangan, otonomi Hong Kong, keamanan siber dan penyebaran virus corona, TikTok muncul sebagai titik baru. Trump menandatangani dua perintah eksekutif bulan lalu yang menargetkan TikTok dan ByteDance.

Pertama, efektif pada 20 September, AS melarang perusahaan AS bertransaksi dengan ByteDance. Kedua, meminta ByteDance untuk menjual TikTok paling lambat 12 November. Artinya, jika Trump menyetujui kesepakatan Oracle yang diusulkan ByteDance, dia harus membatalkan perintahnya.

Sekadar informasi, sebanyak 40% orang Amerika mendukung ancaman Trump untuk memblokir TikTok jika tidak dijual ke perusahaan AS. Begitu menurut hasil jajak pendapat nasional Reuters/Ipsos bulan lalu.

Di internal Partai Republik, Partai Trump, sebanyak 69% mengatakan mereka mendukung perintah tersebut, meskipun hanya 32% yang mengaku familiar dengan aplikasi tersebut. (Faisal Rachman)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar