c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2019

08:32 WIB

Nestle Datangkan US$100 Juta lewat Perluasan Pabrik

Perusahaan akan meluaskan tiga pabrik

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Nestle Datangkan US$100 Juta lewat Perluasan Pabrik
Nestle Datangkan US$100 Juta lewat Perluasan Pabrik
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada acara Peletakan Batu Pertama Perluasan Pabrik PT Nestlé Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/7). Humas

JAKARTA – PT Nestlé Indonesia melakukan perluasan pabrik di tiga lokasi, yakni Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung. Ekspansi yang dilakukan oleh PT Nestlé Indonesia itu menyerap investasi hingga US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

Dalam keterangan resminya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi PT Nestlé Indonesia karena ia nilai telah mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di Tanah Air. Tambahan investasi yang masuk pada industri ini, Airlangga yakini juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Hal tersebut menunjukkan pula bahwa optimisme dan kepercayaan dari para investor terhadap peluang di Indonesia masih sangat besar. Apalagi didukung dengan iklim usaha yang kondusif,” ujar Airlangga pada acara Peletakan Batu Pertama Perluasan Pabrik PT Nestlé Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/7).

Airlangga menyatakan, pihaknya akan mendorong peningkatan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia, yang masih di kisaran 16,9 kg per kapita per tahun. Peningkatan konsumsi susu yang Airlangga anggap masih dibutuhkan masyarakat Indonesia ini menandakan bahwa potensi pertumbuhan industri pengolahan susu di Indonesia masih sangat tinggi.

Peningkatan investasi sendiri akan menambah total kapasitas produksi PT Nestlé Indonesia dari 620 ribu ton per tahun menjadi 775 ribu ton per tahun. Artinya, kapasitas produksi perusahaan ini naik 25%.

Pabrik Nestlé di Karawang nantinya akan memproduksi minuman cair Milo. Sementara itu, di pabrik Pasuruan untuk produksi susu cair Bear Brand dan pabrik Bandar Lampung memproduksi bumbu masak merek Maggi.

Menurut Airlangga, perluasan dan peningkatan produksi PT Nestlé Indonesia merupakan langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan produk olahan susu maupun bumbu masak instan bagi masyarakat Indonesia.

Apalagi, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan selama lebih dari 40 tahun dengan Sekitar 50 ribu peternak sapi perah, petani kopi, kakao, dan beras untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Perusahaan produsen Milo ini pun, tutur Airlangga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bahan baku dengan mitranya.  

“Pemerintah mengapresiasi business model ini dan akan menggunakan model Nestle untuk pengembangan peternak di Indonesia,” tutur Airlangga.

Menperin berharap upaya kemitraan tersebut, terutama untuk kemitraan dengan peternak sapi perah, dapat terus ditingkatkan. Jadi, impor bahan baku untuk industri pengolahan susu dapat semakin menurun.

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon melihat kesempatan bisnis di Indonesia semakin kondusif. Hal itu ditandai dengan adanya pertumbuhan permintaan konsumen terhadap produk-produk makanan dan minuman yang bergizi dan berkualitas tinggi.

“Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami, dan juga kualitas produksi, yang selaras dengan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat,” sambung Dharnesh.

Kementerian Perindustrian mencatat, pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77%. Pertumbuhan ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya menyentuh angka 5,07%. Industri makanan dan minuman sendiri berkontribusi sebesar 35,58% terhadap PDB industri nonmigas.

Industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi. Nilai investasi yang masuk dari sektor ini sepanjang paruh pertama 2019 sebesar US$383 juta untuk PMA dan Rp8,9 triliun untuk PMDN. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang. (Zsazya Senorita)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar