c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

17 Januari 2018

14:00 WIB

Kuartal I 2018, Pembebasan Lahan KEK Tanjung Api-Api Rampung

Saat ini progres pembebasan lahan sudah mencapai 152,76 hektare. Rinciannya, sebanyak 66,17 hektare yang telah dibebaskan oleh PT SMS (badan usaha milik Pemprov Sumsel) selaku pengelola KEK TAA dan TC. sedangkan 86,6 hektare lagi telah dibebaskan oleh PT STC

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Kuartal I 2018, Pembebasan Lahan KEK Tanjung Api-Api Rampung
Kuartal I 2018, Pembebasan Lahan KEK Tanjung Api-Api Rampung
Pelabuhan Boom Baru Palembang, Sumater Selatan.panoramio

PALEMBANG- Proyek Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (TAA), Banyuasin, Sumatera Selatan terus dipercepat. Kelarnya proses pembebasan lahan menjadi krusial untuk mengejar target mulai dioperasikannya kantor administrasi pada Juli 2018.

Chairman & CEO PT Sriwjaya Tanjung Carat ETS Putera di Palembang, Rabu (17/1) seperti dilansir Antara mengatakan, pembebasan lahan KEK TAA saat ini terus dalam progres positif, khususnya untuk mengejar syarat minimal 217 hektare dari dewan nasional KEK pada Juni tahun ini.

PT Sriwijaya Tanjung Carat (STC) selaku investor yang menggarap KEK TAA dan Tanjung Carat (TC) menargetkan pembebasan lahan akan selesai pada kuartal I tahun 2018 ini. Saat ini progres pembebasan lahan sudah mencapai 152,76 hektare.

Rinciannya, sebanyak 66,17 hektare yang telah dibebaskan oleh PT SMS (badan usaha milik Pemprov Sumsel) selaku pengelola KEK TAA dan TC. sedangkan 86,6 hektare lagi telah dibebaskan oleh PT STC.

"Kami optimistis masalah lahan ini akan selesai dalam waktu dekat, bahkan pada Juni mendatang jumlah yang telah dibebaskan melebihi syarat minimal dari dewan KEK," tuturnya.

Ia mengatakan, optimisme tersebut bukan tanpa alasan karena masyarakat sekitar atau yang terkena dampak pembebasan sangat mendukung terlaksananya KEK itu sendiri. Hal ini dengan telah dibuktikan melalui surat pernyataan secara tertulis yang diwakili oleh sejumlah Kepala Parit, Ketua RT, dan tokoh masyarakat setempat.

"Kami juga sudah dan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat baik di darat maupun perairan. Mereka mendukung guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana," ucapnya.

Selain itu, dengan dukungan yang positif dari masyarakat tersebut, hingga akhir tahun 2018 ini pihaknya juga menargetkan pembebasan lahan keseluruhan KEK TAA seluas 2.030 hektare akan terlaksana.

"Sekitar 40% lahan di kawasan tersebut berupa persawahan. Sementara saat ini 1.400 hektarenya sudah atas nama perusahaan, dan telah berkomitmen untuk mendukung KEK TAA. Jadi secara umum tinggal pengukuran dan dilakukan proses ganti rugi saja," serunya.

Dalam proses pembebasan lahan serta pergantian tanam tumbuh di kawasan KEK TAA ini, perusahaan telah mengalokasikan biaya sebesar Rp1,5—2 triliun. Selain lahan, saat ini telah melakukan beberapa kegiatan lainnya di KEK TAA seperti persiapan pembangunan pintu gerbang kawasan dan kantor sementara (Temporary Site Facilities) di dalam kawasan.

Model kantor sementara itu akan menggunakan peti-peti kemas yang dimodifikasi sedemikian rupa menjadi sebuah bangunan siap pakai dengan sejumlah fasilitas penunjang lainnya.

"Sebelum Maret pengiriman peti kemasnya akan mulai dilakukan dari Surabaya, dan sebelum Juli sudah selesai," imbuhnya.

Reklamasi
Sementara untuk Tanjung Carat, proses reklamasi akan dimulai pada sekitar Juni-Juli tahun ini, dimana nantinya reklamasi lahan sendiri akan membentuk daratan seluas 2.202 hektare. Dalam proses reklamasi ini, akan dilakukan oleh kontraktor asal Belanda, yakni mendatangkan kapal keruk dari Belanda melalui perusahaan Bolkalis.

"Untuk reklamasi akan menggunakan 5-6 kapal keruk dengan kapasitas 35 ribu kubik," lanjutnya. Kegiatan reklamasi hingga menjadi daratan atau kawasan ini membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun atau ditarget selesai pada tahun 2020 mendatang.

Sekadar informasi, berdasarkan website resminya, kek.go.id, KEK Tanjung Api-Api yang berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan, ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2014. KEK Tanjung Api-Api memiliki keunggulan geoekonomi yaitu berada di wilayah penghasil karet dan kelapa sawit terbesar di Indonesia.

Selain potensi daerah di sektor agro, KEK Tanjung Api-Api juga memiliki potensi sumber daya alam gas bumi dan batu bara yang melimpah.

KEK Tanjung Api-Api juga memiliki keunggulan geostrategis yaitu dekat dengan akses utama Sumatera bagian selatan ke Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan sebagai pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya.

Aksesibilitas KEK Tanjung Api-Api ditunjang dengan infrastruktur pendukung yang telah tersedia, seperti akses Pelabuhan Tanjung Api-Api sejauh 2,5 Km, akses Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sejauh 65 Km, akses Kota Palembang sejauh 70 Km, dan akses Pelabuhan Boom Baru sejauh 75 Km. Selain itu KEK Tanjung Api-Api juga dilalui oleh Jalan Nasional Palembang – Tanjung Api-Api yang memudahkan pergerakan dari dan menuju KEK Tanjung Api-Api.

Dengan kegiatan utama di bidang industri karet, kelapa sawit dan petrokimia, KEK Tanjung Api-Api diharapkan dapat menarik investasi sebesar Rp 125 triliun hingga tahun 2025. Sejauh ini , sudah ada sekitar 12 perusahaan yang berminat untuk berinvestasi di KEK Tanjung Api Api. (Faisal Rachman) 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar