02 Oktober 2020
16:05 WIB
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) berkolaborasi dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau TJSL pengelolaan sampah. Yaitu Bank Sampah Pertamina yang merubah minyak jelantah menjadi biodiesel dikombinasikan dengan Bank Sampah Pegadaian yang mengusung program Memilah Sampah Menabung Emas.
Kolaborasi tersebut terealisasi melalui Kerja Sama Capacity Building Penerima Manfaat Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat antara Pertamina dan Pegadaian.
Setelah penandatangan perjanjian kerja sama ini, kedua BUMN tersebut akan melakukan pilot project di area operasi kedua BUMN yaitu di Kota Tarakan dan Yogyakarta.
Corporate Secretary Pertamina Tajudin Noor berharap, inovasi ini bisa menanggulangi permasalahan sampah dan lingkungan. Sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mendapatkan nilai keekonomian lebih tinggi.
Ia mengatakan kerja sama Pertamina dengan Pegadaian dalam pengelolaan bank sampah merupakan sinergi antarBUMN yang mengedepankan aspek inklusif dan kolaboratif. Untuk membangun kesadaran masyarakat mengelola sampah.
“Diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi. Sekaligus kami mengedukasi masyarakat untuk lebih ramah lingkungan dengan mengelola sampah,” ujar Tajudin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/10).
Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Damar Latri Setiawan menjelaskan, program Memilah Sampah Menabung Emas berlandas pada prinsip community empowering. Yakni masyarakat secara aktif terlibat dalam proses pemilahan dan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.
Pegadaian melakukan optimalisasi peran pengurus bank sampah dengan memberikan pelatihan pengolahan sampah dan menggandeng mereka sebagai Agen Pegadaian.
“Optimalisasi ini didasarkan pada penerapan prinsip circular economy, dimana suatu komunitas masyarakat mendapat manfaat ekonomi dari aktivitas pengolahan sampah yang mereka lakukan,” terang Damar.
Pertamina maupun Pegadaian juga berharap, program ini dapat mendukung pemerintah mencapai Sustainable Development Goals atau SDGs. Di antaranya, SDGs poin 7 yaitu energi bersih dan terjangkau, poin 8 peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, poin 12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta poin 17 tentang revitalisasi kemitraan global.
Sementara Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, bank sampah yang menjadi binaan Pertamina, telah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar biodiesel. Bahkan telah mendapatkan sertifikasi, sehingga memiliki peluang mendukung gerakan energi baru terbarukan.
“Kolaborasi ini diharapkan akan menarik minat masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantah, terutama ibu-ibu rumah tangga, untuk ditukar dengan tabungan emas,” terang Fajriyah.
Melalui program Sampah Menjadi Energi, Pertamina memberikan edukasi kepada bank sampah yang berlokasi dekat dengan TPA yang memiliki potensi biodiesel untuk dijadikan sumber energi baru. Dengan demikian, energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Melalui kerja sama ini diharapkan agar program CSR yang dijalankan dapat memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi secara berkelanjutan bagi masyarakat, yang merupakan perwujudan SDG’s 8 dan 12.
SVP Kemitraan Bina Lingkungan PT Pegadaian Hertin Maulida berharap, kerja sama ini bisa memaksimalkan potensi pengelolaan bank sampah yang dikelola Pertamina maupun Pegadaian.
Mengingat, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah terbesar kedua di dunia.
“Karena itu kita perlu meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat akan sampah. Selain itu sampah juga ternyata bisa bermanfaat secara ekonomi terhadap mereka,” ungkapnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia mencatat, ada sekitar 67,8 juta ton timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2020 dan masih akan terus bertambah hingga akhir tahun. Dengan demikian, jumlah sampah di tahun ini dipastikan meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan produksi sampah sebesar 64 juta ton.
Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN Agus Suharyono pun mengapresasi kerja sama kedua BUMN ini, sebagai bagian pemberdayaan masyarakat.
Ia bahkan berharap kolaborasi ini diikuti oleh BUMN lainnya dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Sebuah kerja sama yang memang kami tunggu yang bisa berdampak pada penghasilan masyarakat kecil. Terima kasih banyak kepada Pertamina dan Pegadaian, mudah-mudahan kolaborasi bisa menjadi contoh bagi yang lain untuk sama-sama mengembangkan pola-pola kerjasama seperti ini,” ujar Agus.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Capacity Building Penerima Manfaat Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat antara Pertamina dan Pegadaian dilakukan di Hotel Alana Sentul, Selasa (29/9).
Penandatangan ini dilakukan VP CSR & SMEPP PT Pertamina Arya Dwi Paramita dan SVP Kemitraan Bina Lingkungan PT Pegadaian Hertin Maulida. Disaksikan Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN Agus Suharyono, Corporate Secretary PT Pertamina Tajudin Noor, serta Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Damar Latri Setiawan. (Zsazya Senorita)