22 Juni 2020
19:15 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara berencana untuk membuka kembali kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara di awal Juli 2020.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Wakatobi, Nadar berharap dengan dibukanya kembali objek wisata di wilayah tersebut, semua pihak dapat memperhatikan ketentuan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus corona atau covid-19.
Nadar menjelaskan beberapa operator di bidang jasa wisata di Bali maupun Jakarta seringkali mempertanyakan terkait waktu pembukaan kunjungan ke Wakatobi.
"Saat ini, kami telah mengusulkan agar jalur kunjungan itu dibuka kembali yang tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata Nadar dikutip Antara, Senin (22/6).
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Wakatobi sendiri mencatat kunjungan wisatawan lokal, nasional, hingga mancanegara selama periode Januari–Februari 2020 mencapai 28.000 orang dengan 6.000 di antaranya merupakan wisatawan mancanegara.
Selain sebagai daerah otonom, Kabupaten Wakatobi juga merupakan kawasan konservasi yang diyakini mendukung dan ideal untuk kepentingan pariwisata daerah.
"Ini sebenarnya adalah salah satu anugerah bagi Wakatobi karena memang tidak ada yang seunik ini, yakni sebagai daerah otonom, taman nasional, lalu kawasan konservasi juga," jelas Nadar.
Menurutnya, kondisi itu penting sebab keberlanjutan pariwisata tergantung dari ketahanan dari faktor-faktor pendukung.
Pariwisata yang dikembangkan tentunya tersebar di beberapa pulau, antara lain Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari memaparkan bahwa pihaknya tengah merancang untuk membuka objek atau kawasan wisata alam terlebih dahulu karena dinilai berisiko rendah.
"Jadi wisata alam duluan yang dibuka dan tidak terbatas, di manapun pemdanya sudah siap, akan dibuka," kata Hari di Jakarta, Senin.
Selanjutnya, Hari berharap bahwa pembukaan kembali objek atau kawasan wisata harus diiringi disiplin yang tinggi akan protokol kesehatan yang ketat. Ia menjelaskan pihaknya akan memberi teguran keras apabila ada daerah yang nekat membuka kawasan wisata tanpa protokol kesehatan yang ketat.
"Kami Kemenparekraf akan bersinergi dengan dinas setempat untuk memastikan itu dijalankan dengan baik," tandasnya. (Yoseph Krishna)