c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

12 Juli 2018

08:43 WIB

Kajian Kereta Jakarta-Surabaya Dijanjikan Selesai Sebulan

Hal-hal yang masih jadi pembahasan di antaranya mengenai konten lokal, nilai investasi serta teknologi yang akan digunakan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Kajian Kereta Jakarta-Surabaya Dijanjikan Selesai Sebulan
Kajian Kereta Jakarta-Surabaya Dijanjikan Selesai Sebulan
Ilustrasi sejumlah pemudik menggunakan kereta api Sri Tanjung tiba di Stasiun Gubeng Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/6). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

JAKARTA – Kajian mengenai proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang molor dari jadwal ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan mendatang. Hingga kini, pemerintah masih membahas rincian studi kelaikan proyek tersebut bersama Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).

"Satu bulan ini kita akan optimalkan. Ini kan kita sudah intensif, tinggal (membahas) hal-hal tertentu saja. Satu bulan ini kita selesaikan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Rabu (11/7), usai melakukan rapat koordinasi tentang transportasi perkotaan di Kemenko Kemaritiman.

Dilansir dari Antara, Budi menjelaskan hal-hal yang masih jadi pembahasan di antaranya mengenai konten lokal, nilai investasi serta teknologi yang akan digunakan.

Mengenai nilai investasi, ia mengaku telah ada angka yang disiapkan pemerintah. Namun, ia enggan mengungkap besarannya.

Total investasi proyek KA semi cepat Jakarta Surabaya disebutkan mencapai Rp60 triliun. Angka yang cukup besar ini tak hanya digunakan untuk revitalisasi jalur kereta yang sudah ada, namun juga untuk membenahi perlintasan sebidang sepanjang Jakarta Surabaya. Total investasi yang diperlukan untuk pembenahan perlintasan sebidang ini mencapai Rp20 triliun.

Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu juga mengatakan meski molor dari target yang ditetapkan sejak awal, kajian kelaikan masih terus dilakukan agar hasilnya optimal.

"Enggak berlarut-larut itu diskusi. Kita kan enggak boleh buru-buru mulai, nanti dikritik kalau kemahalan," kata Budi.

Pemerintah menggandeng Jepang dalam proyek kereta Jakarta-Surabaya ini. Kerja sama dilakukan dalam skema antarpemerintah (government to government atau G to G). bentuk kerja sama ini dipilih lantaran pemerintah Jepang menginginkan adanya jaminan dari pemerintah terkait proyek yang dikerjasamakan.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan baik pemerintah Jepang maupun Indonesia telah sepakat untuk menggunakan teknologi rel sempit (gauge 1.067 mm), bukan rel standar (gauge 1.431 mm). Kesepakatan ini menyesuaikan karakteristik lahan di wilayah Jawa yang padat dan sudah banyak jaringan.

Dengan adanya kereta semi cepat ini, waktu tempuh Jakarta-Surabaya bisa dipangkas hingga menjadi 5 sampai 5,5 jam. Saat ini, waktu tempuh menggunakan rangkaian KA Argo Bromo Anggrek mencapai 9 jam.

Proyek tersebut ditargetkan bisa di mulai tahun ini menunggu studi kelaikan (feasibility study) selesai dikerjakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan JICA.

Budi menyebutkan pemerintah juga tengah mengkaji konsep pembiayaan agar proyek tersebut tidak membebani negara.

Sebelumnya, terkait rencana masuknya Bank Jepang untuk Kerja Sama Internasional (JBIC), Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan pemerintah masih mengkaji skema yang ditawarkan.

“Skema mana yang bisa ditawarkan ke swasta, apakah konstruksinya, perawatan atau investasi sarana dan pengoperasiannya. Kita masih memilah-milah,” katanya beberapa waktu lalu. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar