c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

13 Juli 2019

18:43 WIB

Indonesia-Turki Sepakat Selesaikan Perundingan IT-CEPA Tahun Ini

Kedua negara menilai pentingnya penyelesaian segera perundingan IT-CEPA di tengah ketidakpastian perdagangan global saat ini

Indonesia-Turki Sepakat Selesaikan Perundingan IT-CEPA Tahun Ini
Indonesia-Turki Sepakat Selesaikan Perundingan IT-CEPA Tahun Ini
Suasana pertemuan bilateral Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dengan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan di Ankara pada hari Jumat (12/7). Dok. Kementerian Perdagangan

JAKARTA – Indonesia dan Turki sepakat selesaikan perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) sebelum tahun 2019 berakhir. Hal tersebut akan direalisasikan dalam perundingan putaran keempat yang rencananya diselenggarakan pada bulan Oktober 2019.

Tim perundingan kedua negara pun ditugaskan untuk mulai meningkatkan komunikasi demi persiapan perundingan. Persiapan dimaksud termasuk pelaksanaan teleconference antara Jakarta dan Ankara yang rencananya berjalan mulai Agustus 2019 untuk memastikan bahwa kedua tim siap mencatatkan kemajuan perundingan sebelum akhir tahun.

“Pada prinsipnya tim runding Indonesia siap untuk melakukan pertemuan bulan Agustus atau September, namun pihak Turki mengusulkan perundingan putaran keempat dilakukan pada bulan Oktober,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/7).

Kesepakatan penyelesaian perundingan IT-CEPA ditegaskan menteri perdagangan kedua negara saat Enggar melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan di Ankara pada hari Jumat (12/7).

Kunjungan kerja ke Turki tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan singkat kedua Kepala Negara di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang pada bulan Juni lalu. Pertemuan di Ankara ini dilakukan sehari setelah Enggar melakukan dialog bisnis di Istanbul dengan pelaku usaha Turki dan mitranya dari Indonesia.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri jajaran pejabat tinggi Turki ini, Enggar dan Ruhsar membahas isu-isu substantial terkait status perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki. Isu yang dibahas meliputi kelanjutan perundingan Trade in Goods Agreement dalam kerangka IT-CEPA, masalah pengamanan perdagangan, serta kolaborasi usaha.

“Kita sampaikan bahwa dalam dialog bisnis di Istanbul kemarin, pelaku usaha kedua negara menekankan pentingnya penyelesaian segera perundingan IT-CEPA di tengah ketidakpastian perdagangan global saat ini. Menteri Perdagangan Turki sepakat agar momentum ini dimanfaatkan untuk lebih mendekatkan hubungan ekonomi kedua negara,” jelas Enggar.

Dalam pertemuan ini Enggar juga meminta agar Turki lebih selektif dalam menerapkan langkah pengamanan perdagangan seperti anti-dumpinganti-circumvention, maupun safeguard. Antara lain, Enggar mengusulkan agar korespondensi dalam proses investigasi dilakukan dalam bahasa Inggris, dan tindakan anti-dumping dan pengamanan perdagangan lainnya yang saat ini dikenakan pada Indonesia dapat diterminasi bila sudah memasuki usia 10 tahun.

“Menteri Perdagangan Turki menyatakan bahwa kebijakan pengamanan perdagangannya telah sesuai dengan ketentuan di WTO, namun setelah kita jelaskan sejumlah kesulitan yang dihadapi Indonesia dalam proses investigasi, Menteri Perdagangan Turki sepakat untuk menugaskan timnya guna membahas hal ini dalam konteks perundingan CEPA,” tambah Enggar.

Kedua menteri juga sepakat untuk mendorong dialog bisnis antara kedua negara secara lebih intensif dengan target yang jelas.

Baik Indonesia maupun Turki memandang mitranya sebagai potential hub untuk memasuki pasar di kawasan masing-masing. Indonesia, misalnya, dapat memanfaatkan Turki sebagai pintu untuk memasuki pasar Timur Tengah, Eropa Selatan dan Afrika Utara. Sebaliknya, Turki dapat menjadikan Indonesia sebagai basis untuk memasuki pasar ASEAN yang berisikan 600 juta jiwa maupun Kawasan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebesar 3,5 miliar jiwa.

Untuk itu, kedua menteri berharap CEPA yang sedang dirundingkan saat ini dapat menjadi insentif untuk mendorong tidak saja perdagangan kedua negara, tetapi juga investasi dua arah yang saling menguntungkan.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI di Ankara, Lalu Muhamad Iqbal juga hadir dalam pertemuan antara kedua menteri perdagangan ini. Iqbal menyatakan akan memfasilitasi komunikasi dengan pihak Turki baik dalam mendorong penyelesaian perundingan CEPA, maupun melaporkan hambatan-hambatan perdagangan yang dihadapi Indonesia di pasar Turki kepada Kementerian Perdagangan di Jakarta.

Menurut Iqbal, produk-produk Indonesia sangat kompetitif di Turki. Belum lagi, pelaku bisnis di Turki, Iqbal lihat, telah tertarik untuk bermitra dengan Indonesia, baik di bidang perdagangan maupu invetasi. Hal ini disebabkan oleh kinerja ekonomi Indonesia yang relatif lebih baik dalam menghadapi kondisi ekonomi dunia.

“Kondisi ekonomi dunia saat ini menyebabkan perekonomian Turki lebih terdampak dibandingkan Indonesia. Apabila terwujud, CEPA antara kedua negara dapat mendongkrak nilai perdagangan kedua negara dan mendorong investasi dua arah,” ujar Iqbal.

Pada hari yang sama, Enggar juga menerima Ketua Turki-Indonesia Business Council Ilhan Erdal. Erdal menyampaikan dukungannya agar perundingan IT-CEPA dapat segera diselesaikan. Erdal meyakini IT-CEPA akan memberikan dampak peningkatan perdagangan yang signifikan.

Meski masih mengalami sejumlah hambatan perdagangan, kegiatan dagang antara kedua negara ini masih diungguli Indonesia yang mencatatkan surplus nilai perdagangan hingga April 2019.

Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia, nilai ekspor Indonesia ke Turki pada periode Januari-April 2019 sebesar US$380,96 juta sementara nilai impor Indonesia dari Turki senilai US$180,42 juta. Dengan begitu, pada periode tersebut neraca dagang kedua negara menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$258,25 juta.

Sedangkan pada tahun 2018, Indonesia meraih surplus perdagangan senilai US$569,85 juta, dengan nilai eskpor sebesar US$1,18 miliar dan impor US$611,5 juta. Total perdagangan Indonesia dan Turki tahun 2018 pun terpantau meningkat sekitar US$90 juta, dari US$1,70 miliar pada tahun 2017 menjadi US$1,79 miliar sepanjang tahun 2018. (Zsazya Senorita)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar