c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

18 Mei 2019

11:38 WIB

IC-CEPA Akan Perbesar Surplus Dagang dengan Chile

Perdagangan Indonesia dengan Chile pada tahun lalu tercatat surplus US$43,87 juta

IC-CEPA Akan Perbesar Surplus Dagang dengan Chile
IC-CEPA Akan Perbesar Surplus Dagang dengan Chile
Ilustrasi Kota Santiago, Chile. turistik.com

SANTIAGO- Potensi perdagangan Indonesia dengan Chile pasca-implementasi IC-CEPA diyakini meningkat signifikan. Chile akan menjadi hub masuknya produk-produk Indonesia ke negara sekitarnya. Sedang salah satu komoditas Indonesia yang ekspornya berpotensi meningkat tajam adalah kertas. Ekspor kertas Indonesia ke Chile pada Januari?April 2019 naik 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Sehingga sampai akhir 2019 diperkirakan ekspor kertas dari Indonesia ke Chile naik sampai 200%," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, usai rangkaian agenda forum bisnis yang merupakan rangkaian kegiatan misi dagang ke Santiago, Chile, Jumat (17/5).

Berdasarkan data  Kemendag, nilai perdagangan Indonesia-Chile tercatat sebesar U$274,1 juta tahun 2018. Dari jumlah ini, Indonesia surplus dari Chile sebesar US$43,87 juta.

Dengan implementasi IC-CEPA, sebaliknya Indonesia juga menjadi hub masuknya produk-produk dari Chile ke ASEAN serta Australia dan Selandia Baru. Selain itu, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP) yang ditargetkan selesai tahun ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Chile.

“Potensi pertumbuhan perdagangan Indonesia-Chile sangat besar. IC-CEPA tidak hanya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Chile saja, tetapi juga ekspor ke negara-negara lain di kawasan Amerika Latin," jelas Mendag.

Dalam forum bisnis ini, Mendag didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda. Turut hadir Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo serta Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Chile Amin M. Wicaksono.

Isu lain yang mengemuka dalam forum bisnis tersebut adalah sertifikasi halal yang menjadi keharusan bagi produk makanan dan minuman agar bisa masuk ke Indonesia. Mendag menyampaikan bahwa

sertifikasi halal merupakan suatu keharusan, namun Pemerintah Indonesia akan membantu agar hal ini tidak menjadi suatu hambatan.

Direktur Pemasaran Charta Global Anthony Atamimi menyampaikan, dengan hilangnya bea masuk komoditas kertas sebesar 6% ke Chile, produk kertas Indonesia akan semakin kompetitif. Kondisi ini pun berpotensi meningkatkan ekspor produk tersebut hingga tiga kali lipat Lebih lanjut, ekspor ke Chile diharapkan tidak menemui hambatan perdagangan.

“Biaya logistik yang dikeluarkan untuk mengekspor kertas ke Chile tidak jauh berbeda dengan ekspor ke Amerika Serikat, serta karakteristik pasar Amerika Latin sebagai negara berkembang, relatif lebih mudah dihadapi dalam melakukan penetrasi pasar,” imbuhnya.

Rumput Laut
Bersamaan dengan pelaksanaan kesepakatan dagang (business matching), Mendag menerima sejumlah pelaku usaha Chile. Salah satunya adalah Midesa. Midesa merupakan perusahaan asal Chile yang berinvestasi di Sulawesi Selatan mulai tahun ini dengan nilai berkisar US$3?4 juta. Investasi akan dilakukan dengan mendirikan tempat pengolahan rumput laut untuk dijadikan tepung dan kemudian diekspor.

Dalam investasinya ini, Midesa memberdayakan para petani rumput laut lokal mulai dari budi daya rumput laut hingga pengolahan rumput laut menjadi tepung. Kerja sama dilakukan untuk pengolahan barang setengah jadi, bukan hanya barang mentah.

Mendag juga bertemu dengan Manajer Ekspor Colun Company, Sebastian Vargas. Colun adalah perusahaan penghasil produk-produk berbahan dasar susu dari Chile. Dalam pertemuan tersebut, Mendag menyampaikan keinginannya untuk menjajaki peluang sumber alternatif impor susu, selain dari Eropa.

Masuknya Colun ke Indonesia, maka pasar produk-produk sejenis di Indonesia akan lebih kompetitif sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan menurunkan harga produk bagi konsumen.

Usai menyelesaikan rangkaian kegiatan misi dagang di Santiago, Mendag dijadwalkan menghadiri Pertemuan para Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan (Ministers Responsible for Trade/MRT) pada Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC MRT) 2019 di Vin?a del Mar, Chile. (Teodora Nirmala Fau)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar