22 Maret 2019
20:49 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Makin serius menggarap potensi pasar wisatawan dari Arab Saudi, Indonesia kembali memamerkan destinasi andalannya dalam Riyadh Travel Fair yang diselenggarakan di Al Faisaliah Hotel, Riyadh, Saudi Arabia. Harapan menggaet wisman asal Timur Tengah tersebut dihadirkan mengingat jumlah pengunjung perhelatan tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.
Deputi Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Nia Niscaya menjelaskan, pada Riyadh Travel Fair 2016 sebelumnya yang menampilkan 246 peserta pameran, kehadiran pengunjung mencapai 25.724 orang.
Capaian pada tahun 2016 itu melonjak signifikan sebesar 30% dibandingkan Riyadh Travel Fair pada 2015 lalu. Lalu pada 2017, ada pertambahan 25 peserta dalam pameran baru. Jumlah pengunjung pun naik ke kisaran 30 ribu orang.
Kehadiran Indonesia dapat meramaikan Riyadh Travel Fair pun diyakini menjadi sebuah langkah untuk menggarap peluang pasar pariwisata yang sangat besar.
“Ini kami akan manfaatkan dengan baik agar bisa menjadi penyumbang target 20 juta wisatawan mancanegara sebagaimana target tahun ini,” ucapnya.
Untuk tahun ini, Riyadh Travel Fair yang merupakan salah satu pameran pariwisata terbesar di Saudi Arabia ditargetkan mampu menggaet hingga 28 ribu pengunjung. Ajang itu akan digelar selama 3 hari mulai 28–30 Maret 2019dan diikuti sekitar 300 exhibitor dari 50 negara.
Nia mengungkapkan, destinasi utama yang menjadi pilihan favorit wisman dari Arab Saudi adalah Bali dan Jakarta. Ada pula destinasi alternatif lain, yakni Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sumatra Utara.
Selain mempromosikan tujuan wisata itu, Indonesia akan menampilkan tiga komponen dalam Riyadh Travel Fair, yaitu cita rasa kopi khas nusantara, seni lukis hena, dan kesenian rampak gendang yang diharapkan dapat memukau para pengunjung.
Berbagai konten menarik juga akan tersedia di booth demi menarik pengunjung di event tersebut, mulai dari informasi area, testimoni minuman khas Indonesia hingga demo corner dengan layar besar LED. Pada acara tersebut, Indonesia akan menempati lahan untuk membuka booth sebesar 72 meter persegi.
Secara umum, wisatawan Saudi Arabia berada pada tingkat kesejahteraan ekonomi yang sangat bagus. Jika menilik dari data Saudi Arabian Monetary Agency, kemampuan pengeluaran belanja mereka berada pada angka SAR68 miliar.
Terkait dengan pengeluarannya, Statistics of the Tourist Information and Research Center mencatat, pengeluaran wisatawan Saudi Arabia tahun lalu mencapai SAR29 miliar. Jumlah itu berasal dari liburan 4 juta wisatawan Saudi Arabia.
Namun, Indonesia bukanlah pilihan utama bagi warga Arab Saudi untuk berpelesiran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hanya ada 165.900 orang Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2018.
Berbagai langkah promosi pun mendesak untuk dilakukan, mengingat jumlah kunjungan wisman Arab Saudi itu turun 8,89% dibanding tahun 2017 lalu yang berhasil menembus angka 182.100 kunjungan.
Tidak hanya Arab Saudi, jumlah wisatawan asal Timur Tengah memang agak lesu. Tercatat, jumlah turis asal daerah ini yang datang ke Indonesia pada tahun 2018 dibanding 2017 turun 6,13%, dari 284.400 pada 2017 menjadi 266.900 kunjungan pada tahun lalu. (Shanies Tri Pinasthi)