22 Juli 2017
10:30 WIB
JAKARTA - Pilihan kue untuk merayakan suatu peristiwa penting tidak lagi terbatas pada cakes ataupun tart. Beberapa tahun terakhir, ada opsi lain bagi Anda yang tertarik memberikan kejutan istimewa untuk orang special. Ya, susunan kue-kue mungil seukuran cangkir kecil itu kerap disebut dengan cupcakes. Peran sebagai kue penyemarak ulang tahun hingga kue pernikahan pun dapat dilakoni si mungil imut ini.
Seperti yang dilakukan oleh Gayatri (25) tatkala hendak memberikan surprise kepada kekasihnya. Sudah jauh-jauh hari ia memesan cupcakes 3D yang dapat di-custom sesuai permintaannya. Cupcakes by Chocoholic pun menjadi pilihan. Sekotak cupcakes custom dapat diperolehnya dengan membuat order terlebih dahulu kurang dari seminggu sebelumnya.
“Kalau tart udah biasa, cupcakes lebih lucu dan simpel. Asyiknya lagi, ini bisa di-custom sesuai permintaan kita. Harganya juga terbilang murah. Saya pesan paketan isi sembilan cupcakes 3D, nggak sampai Rp 300.000,” tuturnya mengemukakan alasan memilih cupcakes dibandingkan jenis kue lain, Selasa (18/7).
Tidak hanya Cupcakes by Chocoholic yang melayani pembelian cupcakes custom untuk beragam peristiwa penting. Kini, hampir di tiap pusat perbelanjaan sangat mudah dijumpai toko-toko bakery yang ikut menjajakan cupcakes dengan berbagai pilihan, mulai dari yang biasa saja hingga yang 3-D. Tak bisa dimungkiri, keuntungan dari produk makanan manis ini cukup menggiurkan, di samping ramainya orang yang meminati kue-kue cangkir ini.
Lain di Indonesia, lain pula di luar negeri. Di negara Barat, cupcakes bukanlah produk baru. Bahkan, usia jenis kue mungil ini sudah eksis selama berabad-abad, sejak Amelia Simms memberikan resep kue ini dalam bukunya yang berjudul American Cookery. Ya, bisa dibilang benua temuan Christoporus Colombus inilah yang pertama kali memperkenalkan model kue dengan ciri ukuran cangkir kecil ini.
Transformasi Cup Cakes Menjadi Cupcakes
Berbincang mengenai cupcakes, bentuk-bentuk kue mungil seperti muffin mungkin akan berseliweran di kepala Anda. Namun, jangan menganggap bahwa itulah bentuk awal dari kue cangkir yang diperkenalkan oleh Amelia Simms pada tahun 1796 silam. Kala itu, Simms tidak memakemkan kue cangkir haruslah berbentuk mungil. Bahkan bisa jadi ditemukan, kue cangkir berukuran besar.
Penyebutan kata cup cakes lebih mengacu pada resep kue buatannya yang tiap bahan bakunya ditakar menggunakan cangkir kopi atau teh. Ada empat bahan utama yang mendasari jenis kue satu ini, yakni mentega, gula, tepung terigu, dan telur. Bahan-bahan yang mudah didapatkan siapa saja, bukan? Karena alasan ini jugalah, cup cakes mendadak tenar pada masanya, menggantikan bolu sponge yang kala itu tengah menjamuri dunia industri roti dan kue di Amerika.
Takaran menurut resep yang ditulis Simms sangat mudah, cukup bermodalkan cangkir kopi maupun teh. Ukuran bahannya, yakni satu cangkir mentega, dua cangkir gula, tiga cangkir terigu, dan empat butir telur. Dengan panduan yang berurutan seperti itu, siapa pun menjadi niscaya untuk membuat jenis kue yang satu ini.
foto cupcakes. (cdn.pixabay.com)
Barulah pada tahun 1828, cup cakes seakan bertransformasi dengan ide dari Eliza Leslie yang ingin mempermudah siapa pun untuk membuat kue berbahan dasar simpel ini. Tidak hanya dijadikan sebagai alat ukur, cangkir bahkan dipergunakan sebagai wadah panggangan kue.
Hasilnya, kue-kue mungil bercita rasa manis dengan ukuran tak lebih dari cangkir teh mulai dikenali banyak orang Amerika. Istilah cupcakes pun muncul dan merebak menjadi salah satu kue favorit bangsa ini. Saking tenarnya, setiap tanggal 15 Desember, masyarakat Amerika memperingatinya sebagai Hari Cupcakes Nasional.
Tidak hanya di Benua Amerika, kepopuleran cupcakes merambah ke benua-benua lain. Contohnya di Eropa dan Australia, kue berukuran mungil ini laku dikonsumsi khalayak. Hanya saja, sebutan berbeda disematkan untuk cupcakes. Anda tidak akan mendengar orang-orang di Inggris maupun Australia menyebut cupcakes, melainkan fairy cakes. Bentuknya yang mungil dengan rasanya yang manis namun ringan menjadi alasan penyebutan kue ini sebagai fairy cakes.
Digemari di Dalam Negeri
Kepopuleran kue mungil ini sekarang terus merambah ke Indonesia. Sejatinya, bukan baru setahun dua tahun cupcakes dikenal di kota-kota besar Nusantara, melainkan hampir satu dekade nama dan cita rasanya dikenali.
Hanya saja, dalam tiga tahun terakhir, cupcakes semakin tenar karena kian banyaknya industri bakery besar yang kini turut menggelutinya. Tidak sedikit pula industri rumahan yang membuat kue cangkir dengan cita rasa yang hampir diterima di lidah tiap orang ini. Penjualan secara fisik di toko-toko hingga pemesanan secara online pun tersedia bagi Anda yang tertarik dengan cupcakes.
foto cupcakes. (cdn.pixabay.com)
Cupcakes pun kian digemari masyarakat, khususnya remaja dan kawula muda, terlebih dengan adanya kustomisasi jenis dan variasi cupcakes. Hiasan-hiasan manis yang terbuat dari fondant maupun butter cream cenderung menjadi pilihan seseorang dalam memesan cupcakes.
Mengenai harga, cupcakes pun terbilang bersahabat buat kantong siapa pun. Untuk jenis cupcakes biasa dengan hiasan butter cream, salah satu industri kue rumahan bernama Bintang’s Cakes menjualnya dengan harga Rp8.000/pcs. Sementara itu, untuk pesanan custom yang bertabur fondant maupun butter cream dijual Rp35.000/pcs.
Harga yang terjangkau ini diamini oleh seorang pengonsumsi cupcakes bernama Irna (23). Menurutnya, ia hanya perlu menebus satu paket cupcakes berisi 12 cupcakes 3D dengan harga Rp 500.000 di sebuah toko bakery yang ada di bilangan Jakarta Selatan. Nilai tersebut hanya setengahnya dibandingkan saat ia harus membeli cakes lain yang dipesan dalam bentuk custom.
Kue Laris Beruntung Manis
Kemanisan cupcakes yang hampir tiap bahannya menggunakan setengah bahan gula ternyata tidak hanya dicecapi oleh para konsumennya. Dari segi industri, cupcakes kerap menjadi pilihan para produsen sebab laris di pasaran sampai menghasilkan untung semanis gula. Keuntungan ini jugalah yang mendasari Widya (26) dan Gisca (24) memulai usaha kuenya dengan menjajakan cupcakes di kawasan kampusnya yang berada di seputaran Depok.
“Awalnya, memang kami tergiur untung, soalnya cupcakes itu banyak yang cari dan modalnya nggak seberapa. Jadinya, aku sama kakak semangat jualannya,” ujar Gisca melalui perbincangan telepon, Kamis (20/7).
Pada saat menjelang Idul Fitri yang lalu pun, pesanan cupcakes terus mengalir pada usaha rumahan mereka yang kini sudah berkembang pesat dan merambah juga ke bisnis kue kering. Nama Bintang’s Cakes semakin populer karena melakukan penjualan online untuk pembuatan cupcakes 3-D yang dapat di-custom.
foto cupcakes. (cdn.pixabay.com)
Dibandingkan patokan harga yang tertera di toko-toko bakery ternama, jelas harga yang tertulis untuk kue-kue buatan Bintang’s Cakes jauh lebih murah. Tak heran jika Bintang’s pun harus kebanjiran order. Mereka menjamin, meskipun dengan harga yang lebih terjangkau, bukan berarti kualitas diabaikan.
Bahan-bahan pilihan dan ketelatenan tetap mendasari mereka memproduksi tiap kue mungilnya. Bahkan diakui oleh Gisca, dengan harga yang demikian murah, yakni Rp180.000 untuk paket custom 3D berisi enam cupcakes, pihaknya sudah mendapatkan untung lumayan.
“Kami hanya menghabiskan modal sekitar Rp30.000 untuk cupcakes yang biasa alias 2-D, dapat 24 cupcakes. Nah, itu dijualnya Rp8.000 per pieces. Cuma memang kalau yang 3-D modalnya bisa dua kali lipat, dijualnya juga berkali-kali lipat. Satu buahnya bisa dipatok Rp35.000. Kalau sepaket isi enam cupcakes, dijual Rp180.000,” terang Gisca lagi.
Dari semua item yang digunakan sebagai bahan baku cupcakes produksi Bintang’s Cake, keberadaan gula memang mendominasi. Dalam satu bahan cupcakes, rata-rata Widya dan Gisca menghabiskan 200 gram gula pasir untuk campuran adonan. Keperluan gula tersebut belum lagi ditambah dengan kebutuhan untuk membuat butter cream yang manis. Karena hal inilah, harga gula sangat memengaruhi harga cupcakes yang mereka jual.
Saat berada dalam momen Ramadan dan tinggal menghitung hari menuju Hari Kemenangan, tak bisa dimungkiri ada kenaikan harga gula cukup siginifikan yang dirasakan Gisca. Harga per kilogram butiran manis yang biasanya bisa ditebus dengan Rp12.000 melonjak lebih dari 30% hingga menyentuh angka Rp16.000.
Walaupun demikian, Gisca menyatakan, pihaknya tidak menaikkan harga cupcakes-nya. Margin keuntungannya memang menjadi berkurang, namun dianggap lebih baik daripada kehilangan pelanggan.
“Tetap untung, kok. Kuenya kan memang manis, jadi keuntungannya manis juga,” ujar Gisca.
Cupcakes yang kerap dibungkus dengan muffin tins ini memang menjadi fenomena manis bagi industri rumahan ini. Bagi para penikmat dessert ringan, kue cangkir yang mungil ini pun selalu dikerubuti bagai gula.
Produsen-produsen pabrikan pun turut mengakuinya, yang terlihat dari semakin banyaknya toko bakery yang menjadikan cupcakes sebagai salah satu produk unggulan mereka. Anda tentu sudah merasakan manisnya kue ini, bukan? (Teodora Nirmala Fau)