c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

26 April 2021

19:20 WIB

Digitalisasi Demi Eksistensi UMKM

Transformasi KUMKM ke arah ekonomi digital dilakukan guna mencapai efisiensi dan efektivitas operasional usaha

Editor:

Digitalisasi Demi Eksistensi UMKM
Digitalisasi Demi Eksistensi UMKM
Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, Hanung Harimba Rachman. Dok/Arsip Kemenkop UKM

JAKARTA – Perebakan pandemi secara global membawa sedikit hikmah dan momentum bagi para pelaku koperasi dan UMKM di Tanah Air untuk mengakselerasi transformasi digital dalam berbagai sektor kehidupan.

Apalagi pada era globalisasi, para pelaku UMKM di Tanah Air menghadapi sejumlah tantangan besar, mulai di bidang manajemen, organisasi, teknologi, permodalan, hingga operasional dan teknis di lapangan.

Tak sampai situ, Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman menyebut terbatasnya akses pasar, kendala perizinan, serta biaya-biaya non teknis yang sulit dihindarkan juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku UMKM.

Dengan demikian, Hanung menyebut langkah memasuki akses digital wajib dilakukan guna menjawab seluruh tantangan tersebut. Selain itu, digitalisasi juga menjadi upaya untuk menjaga eksistensi para pelaku UMKM.

"Ini (digitalisasi) sangat penting, selain untuk memudahkan akses pembiayaan, pasar, dan tren pola konsumsi masyarakat, tetapi juga dapat belanja, transfer uang, dan lain-lain melalui mobile banking," ucap Hanung dalam siaran pers di Jakarta, Senin (26/4).

Berdasarkan data olahan Kemenkop UKM, Hanung menjelaskan UMKM yang terhubung dengan akses digital mengalami pertumbuhan sejak pandemi covid-19 di Indonesia. Peningkatan jumlah transaksi secara daring bahkan menyentuh 26%.

"Sedangkan UMKM yang belum terhubung dengan platform digital mengalami penurunan omset," kata Hanung.

Hanung mengakui, transformasi KUMKM ke arah ekonomi digital guna mencapai efisiensi dan efektivitas operasional usaha saat ini menjadi agenda prioritas Kemenkop UKM. Untuk itu, ia mengimbau para pelaku KUMKM harus jeli dan mempunyai intuisi dalam melirik peluang pasar.

Dengan begitu, Hanung meyakini produk UMKM dapat selalu berorientasi pasar. UMKM yang mampu beradaptasi membaca permintaan pasar dan beralih dari konvensional ke digital, lanjutnya, terbukti dapat bertahan di tengah masa pandemi.

Sementara dari Kemenkop UKM, Hanung menyebutkan akan melakukan sejumlah pelatihan pengembangan keahlian pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), pelatihan manajemen usaha dan keuangan UKM, serta pelatihan vokasional pengembangan marketing mix.

Melalui upaya pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, Hanung berharap para pelaku UMKM bisa menjadi lebih unggul dan berdaya saing, menyelesaikan permasalahan manajemen usaha, serta menjadi pemenang dalam persaingan yang semakin ketat.

"Saya juga berharap upaya-upaya yang kami lakukan bisa menjadi solusi dalam pengurangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM UKM Dwi Andriani Sulistiyowati memaparkan pelatihan-pelatihan yang digelar Kemenkop UKM ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknis maupun manajemen dari para pelaku usaha.

Peningkatan kemampuan itu dikhususkan dalam hal keuangan, manajemen keuangan, hingga pemasaran digital. Dengan begitu, diharapkan peserta bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh, handal, dan bisa memperluas akses pasar.

"Saat ini UMKM yang bisa mengakses digital hanya 12,1 juta atau 19% dari total unit UMKM. Kita akan meningkatkan ini agar pasar bisa diperluas baik di dalam maupun luar negeri," imbuh Dwi.

Wadah Koperasi
Lebih lanjut, Hanung menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan suatu model sirkuit ekonomi melalui kelembagaan koperasi. Hal ini dilakukan lewat korporatisasi usaha kecil, petani, nelayan, peternak, pengrajin, dan lain sebagainya dalam satu wadah koperasi.

Menurut Hanung, langkah itu dilakukan agar tidak ada lagi usaha kecil, baik yang tergabung dalam sebuah kelembagaan ataupun tidak tergabung yang tidak memiliki skala ekonomi.

"Tidak boleh lagi ada usaha kecil yang anggota koperasi ataupun nonkoperasi tidak berskala ekonomi. Ke depan harus menjadi usaha kolektif dalam skala bisnis tertentu," kata Hanung.

Ia juga menyebutkan nantinya para pelaku usaha harus memiliki skala keekonomian dan seluruh tahapan proses mulai dari produksi hingga ke hilir. Hasil keuntungannya, harus dinikmati oleh semua anggota koperasi.

"Koperasi menjadi pilihan yang tepat untuk membangun sirkuit ekonomi yang bisa memberi kesejahteraan sampai kepada hilirisasi," ungkapnya. (Yoseph Krishna)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar