21 Oktober 2017
13:41 WIB
CHONGQING, CHINA- Pemerintah Kota Chongqing, China, menyatakan siap membantu menyelesaikan proyek pembangunan jaringan monorel di Bandung, Jawa Barat. Proyek monorel sendiri sejatinya sudah sekian lama direncanakan, tapi tak kunjung terealisasi. Belakangan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Pemkot Bandung justru mengubah rencana pembangunan monorel dengan Light Rail Transit (LRT).
"Kebetulan kami ada kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sehingga kami siap membantu menyelesaikan monorel di sana," kata Deputi Direktur Jenderal Urusan Luar Negeri Pemerintah Kota Chongqing Tang Wen seperti dikutip Antara di Chongqing, Sabtu (21/10).
Pihaknya pun berharap kerja sama dengan Pemprov Jabar diperluas sehingga tidak hanya proyek sistem transportasi monorel tersebut."Kami ingin berkolaborasi dalam berbagai bidang," ujarnya di sela-sela mendampingi Dirjen Urusan Luar Negeri Pemkot Chongqing, Wu Kangming, menerima kunjungan para diplomat dari 19 negara.
Sebanyak 19 diplomat dari berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika saat ini memang tengah melakukan kunjungan ke Chengdu dan Chongqing dalam tema Diplomats Revisiting The Silk Road. Acara tersebut berlangsung 16-22 Oktober 2017.
Untuk diketahui, Chongqing yang merupakan kota industri penting dan berpenduduk terpadat di wilayah barat daratan Tiongkok. Provinsi tersebut telah menjadikan Provinsi Jabar sebagai mitra pentingnya di Indonesia karena dianggap memiliki persoalan yang sama dalam hal urbanisasi.
Angkutan umum di Kota Chongqing terdiri dari kereta bawah tanah (subway), kereta api antar kota, bus, dan jaringan monorel terbesar di dunia. Pada bulan Mei 2007, Pemkot Chongqing telah menginvestasikan dana senilai 150 miliar RMB selama 13 tahun untuk menyelesaikan sistem yang memadukan jalur metro bawah tanah dengan monorel berat.
Hingga 2017, empat jalur subway telah terhubung dengan monorel menuju Bandar Udara Internasional Jiangbei dan wilayah pusat Kota Chongqing. Pada akhir tahun ini, satu jalur subway lagi akan mulai beroperasi dan hingga 2020 akan ada 93 unit stasiun baru.
Bandara Jiangbai yang merupakan salah satu bandara tersibuk di China dengan tiga terminal dan tiga landasan pacu paralel telah melayani rute domestik dan internasional ke London, Los Angeles, Moskow, Doha, Dubai, Seoul, Bangkok, Phuket, Osaka, Singapura, Chiang Mai, Phnom Penh, Bali, Batam, Tokyo, Kuala Lumpur, Roma, dan Helsinki.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebenarnya sudah membatalkan proyek pembangunan monorel Bandung Raya. Rencananya proyek tersebut memang akan menggandeng China National Machinery Import and Export Corporation (CMC), perusahaan milik negara Tiongkok.
"Untuk monorel disetop, karena nanti kalau tidak nyambung, tidak connect dengan kereta cepat kan masalah. (Kereta cepat) connect-nya dengan LRT. Di Jakarta juga LRT, ya udah LRT-lah," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bberapa waktu lalu.
Ia mengatakan sebagai pengganti Monorel Bandung Raya, pihaknya akan membangun LRT Bandung Raya konsep LRT ini bisa terintegrasi dengan titik akhir kereta cepat Bandung-Jakarta di Tegalluar, Bandung.
Menurut dia selain agar terintegrasi dengan kereta cepat, penggantian monorel oleh LRT pun dilakukan dengan harapan pembangunannya dibiayai oleh pemerintah pusat. Ia merujuk pembangunan LRT di Jakarta yang turut dibiayai oleh APBN.
Awalnya, proyek monorel di Bandung sendiri digagas oleh Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kalla pada tahun 2011 lalu. Saat itu ia tertarik berinvestasi untuk membangun monorel di area Bandung Raya untuk mengurangi kemacetan di area Bandung Raya.
Disebutkan, rencananya monorel tersebut akan memiliki panjang sekitar 30 kilometer dan akan beroperasi dalam dan antar kota yang berada di area Bandung. (Faisal Rachman)