c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Mei 2019

14:18 WIB

Bioflok Berpotensi Lesatkan Produksi Ikan Nila

Sistem ini diperkirakan dapat membuat tingkat kelangsungan hidup ikan sampai 90%

Bioflok Berpotensi Lesatkan Produksi Ikan Nila
Bioflok Berpotensi Lesatkan Produksi Ikan Nila
Petani menjaring ikan nila merah hasil panen di kolam percobaan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong penerapan sistem bioflok untuk produk ikan nila. Dengan sisteyang, produksi perikanan diyakini dapat melesat. Pasalnya, sistem bioflok diperkirakan dapat membuat tingkat kelangsungan hidup (survival rate) ikan mencapai 90%.

"Sedangkan ikan nila sendiri merupakan salah satu komoditas air tawar yang potensial untuk dikembangkan karena tahan terhadap perubahan lingkungan, pertumbuhannya cepat serta lebih resisten terhadap penyakit. Jadi ini memang kombinasi yang sangat tepat," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, seperti dilansir Antara, Sabtu (11/5).

Ia memaparkan lebih lanjut, dengan menggunakan sistem ini, kepadatan kolam meningkat 10 kali menjadi 100 ekor per meter kubik. Di samping itu,  biofolok dapat membuat tingkat penggunaan pakan ikan menjadi lebih efisien.

Hal ini tampak dari nilai feed conversion ratio (FCR) yang mampu mencapai 1,05 dengan bioflok. Artinya untuk menghasilkan 1 kilogram ikan nila, hanya dibutuhkan 1,05 kilogram pakan. Angka tersebut menurun drastis jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa d imana FCR-nya mencapai 1,5. 

Ikan nila sendiri semakin diminati masyarakat sehingga permintaan pasar terus meningkat. Ikan nila juga merupakan komoditas ekspor, terutama ke Amerika Serikat dalam bentuk filet, sehingga produktivitasnya harus dipacu terus-menerus.

Berdasarkan data KKP, pada tahun 2016 ikan nila mampu diproduksi sebesar 1.114.156 ton dan pada 2017 meningkat menjadi 1.265.201 ton.

Sentra budidaya ikan nila di Indonesia antra lain Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara. Secara berurutan, pada tahun 2017 produksi ikan nila di daerah-daerah tersebut yakni 344.583,06 ton, 160.594,19 ton, 114.391,16 ton, 91.571,39 ton, dan 51.228,37 ton.

Sayangnya, tampak ada penurunan produksi ikan nila pada tahun lalu.  Pasalnya, produksi ikan nila hingga kuartal-III tahun 2018 lalu tercatat hanya 579.688 ton.

Ia juga menjelaskan bahwa penguasaan teknologi budidaya nila bioflok kini terus diperluas di berbagai daerah melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) perikanan budidaya KKP.

"Teknologi bioflok di masyarakat akan terus dikawal UPT-UPT dan para penyuluh agar tidak keliru menerapkannya, juga harus diterapkan secara benar sesuai kaidah-kaidah cara budidaya ikan yang baik seperti penggunaan benih unggul, pakan sesuai SNI, serta monitoring kualitas air budidaya," ucapnya.

Slamet meyakini teknologi ini juga mampu menjamin ketersediaan sumber protein bagi masyarakat dengan harga terjangkau. (Sanya Dinda)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar