c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 November 2017

18:18 WIB

Bangun Jakarta-Cikampek II, WSKT Raih Pinjaman Rp5,1 Triliun

Guna membangun proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated, Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat pinjaman sindikasi senilai Rp5,1 triliun

Bangun Jakarta-Cikampek II, WSKT Raih Pinjaman Rp5,1 Triliun
Bangun Jakarta-Cikampek II, WSKT Raih Pinjaman Rp5,1 Triliun
Pekerja mengerjakan pembangunan Jalan Tol layang Jakarta-Cikampek II (elevated toll) di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk meraih pinjaman sebesar Rp5,1 triliun dari kredit sindikasi. Pinjaman tersebut digunakan untuk pembangunan proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated yang telah dimulai pada triwulan II 2017.

Menurut Kamus Bank Indonesia, kredit sindikasi adalah pemberian kredit oleh sekelompok bank kepada satu debitur, yang jumlah kreditnya terlalu besar apabila diberikan oleh satu bank saja (loan syndication).

Dalam pinjaman sindikasi yang diraih Waskita Karya, bertindak sebagai joint mandated lead arranger dan bookrunner adalah sinergi atas empat bank yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, dan PT Bank CIMB Niaga. Artinya, empat bank itu memfasilitasi dan memimpin sekelompok investor dalam pinjaman sindikasi untuk pembiayaan utama.

Sementara itu, anggota sindikasi dalam pinjaman sindikasi itu adalah BNP Paribas, Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan KEB Hana Bank.

"Dengan ditandatanganinya pemberian pinjaman itu tentunya semakin mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan atas proyek, serta menopang kinerja perseroan baik secara operasional maupun finansial," ujar Direktur Keuangan Waskita Karya Tbk, Tunggul Rajagugkguk di Jakarta, Selasa (7/11) seperti dilansir Antara.

Kredit sindikasi ini digunakan untuk membiayai proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II sepanjang 36 km. Proyek yang mulai dibangun sejak triwulan II 2017 ditargetkan akan beroperasi pada 2019 mendatang.

Dalam pembangunannya, jalan tol Jakarta-Cikampek II akan berada di atas jalan tol yang sudah ada (existing). Teknologi yang digunakan pada pembangunan jalan tol ini adalah metode Sosrobahu.

"Konsepnya dengan memasang konstruksi pier head sejajar dengan jalan yang ada di bawah dan bisa memutar 90 derajat. Sehingga jalan tol Jakarta-Cikampek yang tepat berada di bawah proyek sama sekali tidak terganggu dengan adanya proyek ini," kata Tunggul menjelaskan.

Selain metode Sosrobahu, pembangunan jalan tol ini juga akan menggunakan teknologi double truss launcher. Alat ini berbentuk portal yang akan berdiri di atas jalan tol Jakarta-Cikampek dengan tujuan agar mobilisasi box girder tidak akan mengganggu aktivitas di ruas jalan tol.

Laba Naik
Sebelumnya, pada kuartal III 2017, BUMN berkode saham WSKT ini mengantongi laba bersih sebesar Rp2,905 triliun. Pencapaian tersebut naik 167,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp1,087 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan interim konsolidasian WSKT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2017 (revisi) yang diakses dari situs Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/11), pendapatan usaha WSKT pada periode tersebut sebesar Rp28,534 triliun, meningkat 103,71% dari periode yang sama setahun sebelumnya (year on year atau yoy) sebesar Rp11,581 triliun.

Pendapatan tersebut berasal dari jasa konstruksi sebesar Rp26,359 triliun, penjualan precast sebesar Rp1,770 triliun, pendapatan jalan tol sebesar Rp237,78 miliar, pendapatan properti sebesar Rp26,08 miliar, pendapatan hotel sebesar Rp101,15 miliar, energi sebesar Rp33,25 miliar, dan sewa gedung dan peralatan sebesar Rp7,6 miliar

Selain itu, perusahaan juga mengalami peningkatan beban pokok pendapatan sebesar 97,59% menjadi Rp22,884 triliun. Sehingga laba bruto pada kuartal III-2017 sebesar Rp5,65 triliun.

Pendapatan dan laba bersih WSKT yang meningkat diikuti peningkatan liabilitas atau utang. Laporan keuangan perseroan menunjukkan liabilitas jangka pendek sebesar Rp45,07 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp20,664 triliun. Sehingga total liabilitas sampai kuartal III-2017 mencapai Rp65,734 triliun.

Dengan demikian, liabilitas WSKT naik 47,19% dari liabilitas periode Desember 2016 (year to date atau ytd) sebesar Rp44,66 triliun.

Selain kenaikan pada liabilitas, aset WSKT juga mengalami peningkatan. Tercatat hingga September 2017, WSKT memiliki aset sebesar Rp87,69 triliun. Jumlah tersebut naik 42,74% dibandingkan aset pada periode Desember 2016 (ytd) sebesar Rp61,433 triliun.

Secara fundamental keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik jika dinilai dari kenaikan pendapatan dan laba perusahaan. Meski demikian, kinerja saham WSKT masih berada di zona merah.

Hingga penutupan perdagangan pada Selasa (7/11), saham WSKT ditutup Rp2.200 per lembar saham. Angka tersebut menurun 13,73% secara ytd dan menurun 11,65% secara yoy. (Rizal)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar