c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 Maret 2020

15:30 WIB

BEI: Perusahaan Tercatat Dapat Relaksasi Penyampaian Laporan Keuangan

BEI memperpanjang batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Interim I Tahun 2020 dan Laporan Tahunan bagi perusahaan tercatat melalui SPE-IDXnet

Editor: Agung Muhammad Fatwa

BEI: Perusahaan Tercatat Dapat Relaksasi Penyampaian Laporan Keuangan
BEI: Perusahaan Tercatat Dapat Relaksasi Penyampaian Laporan Keuangan
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3). ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan beberapa relaksasi bagi pemenuhan kewajiban bagi perusahaan tercatat. Langkah ini diambil untuk meringankan dampak yang timbul akibat kondisi darurat covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (20/3) bursa memperpanjang batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Interim I Tahun 2020 dan Laporan Tahunan bagi perusahaan tercatat melalui SPE-IDXnet. Relaksasi diberikan selama dua bulan dari batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam peraturan BEI.

“Sehubungan dengan perpanjangan batas waktu tersebut, maka bursa menyesuaikan pengenaan notasi khusus “L” bagi perusahaan tercatat,” tulis pengumuman BEI.

Keringanan tersebut diberlakukan sejak 20 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00027/BEI/03-2020 tanggal 20 Maret 2020, perihal Relaksasi Batas Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan. BEI memberikan perpanjangan waktu kepada perusahaan tercatat, agar dapat menyampaikan informasi yang akurat kepada investor dengan tetap memperhatikan kondisi darurat yang sedang diberlakukan.

“Bursa mengimbau kepada publik agar senantiasa memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan tercatat,” kata pengumuman tersebut.

Bursa juga memastikan senantiasa memberikan dukungan dan layanan optimal kepada perusahaan tercatat, dengan menyediakan layanan call center dengan alamat callcenter@idx.co.id, jika perusahaan tercatat menemukan kesulitan atau pertanyaan terkait penyampaian laporan keuangan. Kemudian email helpdesk_ereporting@idx.co.id dalam hal mengalami kesulitan terkait penggunaan SPE-IDXnet.

IHSG Terus Anjlok
Sekadar informasi, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) di BEI pada perdagangan akhir pekan ini anjlok menembus level di bawah 4.000. Pada pukul 09.16, IHSG melemah 171,88 poin atau 4,19% ke posisi 3.933,54. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 33,51 poin atau 5,47% menjadi 578,6.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat, mengatakan kendati Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebagai langkah untuk menjaga perekonomian, namun kepanikan pasar yang masih tinggi terhadap COVID-19 belum bisa mereda.

"Tekanan IHSG berpotensi terjadi kembali hari ini, di tengah bayang ancaman pelemahan rupiah dan tetap dihadapi ketidakpastian pasar global akibat virus corona," ujar Alfiansyah.

Pada Kamis (19/3) Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 7-Day Repo Rate sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%. BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps masing-masing menjadi 3,75% dan 5,25%.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Hang Seng melemah 890,9 poin atau 4,1% ke 22.600, dan Indeks Straits Times melemah 39,71 poin atau 1,72% ke 2.350,71. Sedangkan bursa saham Jepang tutup.

Pemerintah sendiri menyatakan kesiapannya menghadapi potensi penurunan ekonomi akibat pandemi global virus corona baru atau covid-19. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas “Kebijakan Moneter dan Fiskal Menghadapi Dampak Ekonomi Pandemi Global Covid-19” di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.

Awalnya Presiden Jokowi menyampaikan, penyebaran pandemi global COVID-19, bukan hanya berisiko pada kesehatan masyarakat, namun implikasinya juga besar pada perekonomian dunia.

"Diperkirakan perekonomian dunia akan turun dari 3% menjadi 1,5% atau mungkin lebih," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas yang dilakukan melalui video conference, di Jakarta, Kamis.

Selain berdampak pada perekonomian dunia, kata Presiden, pandemi COVID-19, juga diperkirakan akan berdampak pada ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semula diproyeksikan 5-5,4% dipastikannya juga akan mengalami penurunan.

“Tantangan ini harus kita hadapi dan kita jawab," ujar Presiden.

Dari sisi ekonomi pemerintah Indonesia memang telah mengeluarkan sejumlah stimulus. Pemerintah pun bersiap menerbitkan stimulus Jilid III yang kabarnya berkenaan dengan penanganan kesehatan.

Stimulus ini akan menyasar pada rumah sakit daerah yang membutuhkan bantuan biaya untuk peningkatan kapasitas, serta kebutuhan alat pelindung diri, seperti masker dan cairan pembersih tangan. Stimulus untuk kesehatan itu menegaskan pemerintah fokus kepada upaya penanggulangan, agar wabah covid-19 dapat dihentikan. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar