c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

03 Januari 2019

08:58 WIB

Angkasa Pura I Layani 96,5 Juta Penumpang Selama 2018

Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang mencatatkan pertumbuhan penumpang tertinggi di antara bandara-bandara Angkasa Pura I lainnya dengan kenaikan sebesar 16,4%

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Angkasa Pura I Layani 96,5 Juta Penumpang Selama 2018
Angkasa Pura I Layani 96,5 Juta Penumpang Selama 2018
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) sepanjang selama 2018 tercatat melayani 96,5 juta penumpang di 13 bandar udara yang dikelolanya.

"Angka ini tumbuh 7,6% jika dibandingkan dengan tahun 2017 dengan 89,7 juta penumpang," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi yang dilansir dari Antara, di Jakarta, Rabu (2/1).

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih menjadi penyumbang penumpang terbanyak dengan 23,7 juta penumpang. Jumlah penumpang yang melewati Bandara I Gusti Ngurah Rai ini tumbuh 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang mencatatkan pertumbuhan penumpang tertinggi di antara bandara-bandara Angkasa Pura I lainnya dengan kenaikan sebesar 16,4%. Yakni, dari 4,42 juta penumpang pada 2017 menjadi 5,12 juta penumpang pada tahun 2018.

Menurut Faik, pertumbuhan yang cukup tinggi di Bandara Jenderal Ahmad Yani tak lepas dari mulai dioperasikannya terminal baru bandara ini yang lebih cepat dari target.

“Percepatan pembangunan dan pengembangan bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I untuk mendukung optimalisasi kinerja perusahaan, peningkatan kualitas pelayanan, serta mengatasi permasalahan lack of capacity masih menjadi fokus kami di tahun 2019 ini," ujarnya.

Setelah berhasil mengoperasikan Bandara Jenderal Ahmad Yani pada tahun 2018. Pada tahun 2019 ini Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin ditargetkan dapat mulai melayani penumpang.

Bandara Internasional Yogyakarta ditargetkan beroperasi pada April 2019, sedangkan Bandara Syamsudin Noor mulai Oktober 2019. Kedua bandara tersebut akan memiliki kapasitas yang jauh lebih memadai dengan fasilitas yang lebih lengkap dan modern.

“Sehingga akan meningkatkan level of service sekaligus menciptakan pengalaman penumpang yang berkesan bagi para pengguna jasa bandara," kata Faik.

Untuk itu, lanjut Faik, mulai tahun 2019 ini Angkasa Pura I menetapkan visi perusahaan yang baru, yang lebih "going global and network minded", serta lebih mengangkat kultur ke-Indonesia-an sebagai kekuatan layanan operasional di bandara-bandara Angkasa Pura I.

Hal ini dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan pencapaian prestisius tingkat internasional yang telah diraih sebelumnya oleh Angkasa Pura I terkait customer experience di tahun 2018 lalu. Pencapaian itu antara lain berupa lima penghargaan dari Airports Council International (ACI) dalam Airport Service Quality (ASQ) Awards 2017 untuk tiga bandara Angkasa Pura I, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Ngurah Rai tercatat dinobatkan sebagai bandara terbaik nomor 1 di dunia untuk kategori 15-25 juta penumpang per tahun. Juga, bandara terbaik nomor 2 di Asia-Pasifik kategori lebih dari 2 juta penumpang per tahun. Terakhir, bandara terbaik di Asia-Pasifik kategori 15-25 juta penumpang per tahun.

Bandara lain yang juga meraih penghargaan adalah Bandara Juanda Surabaya sebagai bandara terbaik nomor 3 di dunia kategori 15-25 juta penumpang per tahun. Serta, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan sebagai bandara terbaik nomor2 di dunia kategori 5-15 juta penumpang per tahun.

Sebelumnya, Angkasa Pura I memperoleh dukungan pendanaan berupa pinjaman dari senilai Rp5 triliun dari PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk., PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) dan PT BRISyariah, Tbk.

Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi menjelaskan bahwa fasilitas kredit bertenor lebih dari 10 tahun dengan grace period 5 tahun tersebut merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura Airports di tahun 2018 dan 2019.

“Tahun ini kita melakukan proses pendanaan eksternal sebesar Rp 5 triliun untuk membiayai realisasi capital expenditure (capex) di tahun 2018 dan sebagian di tahun 2019. Di tahun 2019, dengan rencana capex sekitar Rp17,53 triliun, kami merencanakan pendanaan eksternal sebesar Rp13 triliun, dapat bersumber dari pinjaman lembaga keuangan dan penerbitan obligasi,” jelas Faik Fahmi.

Dalam rencana jangka panjangnya, Angkasa Pura Airports merencanakan capex senilai Rp 76 triliun untuk tahun 2019-2023. Angkasa Pura Airports akan mendanai rencana capex tersebut melalui pinjaman dari lembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan juga melalui partnership dengan mitra strategis. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar