14 November 2018
08:04 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Perusahaan konglomerasi di bidang pertahanan dari Republik Ceko, Czechoslovak Group AS (CSG Ceko), menanamkan investasi sebesar US$100 juta atau setara Rp1,49 triliun untuk membangun industri pertahanan di Indonesia. Investasi senilai US$100 juta tersebut, merupakan tahap pertama dari total investasi CSG Ceko senilai US$1 miliar sepanjang lima tahun ke depan.
"Pada kuartal pertama tahun 2019, antarbisnis atau B to B di industri pertahanan Indonesia ini dapat dimulai," kata CEO Czechoslovak Indonesia Norman Joesoef, seperti dilansir Antara, selasa (13/11).
CSG Ceko merupakan perusahaan induk dari Eropa Tengah, asal Republik Ceko, meliputi Slovakia, Slovenia, Rumania, dan Hungaria, dengan lebih dari 100 perusahaan dan 10.000 karyawan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan baja, senjata roket, misil, dan radar.
Perusahaan tersebut berminat untuk melaksanakan alih produksi dan teknologinya di Indonesia, selain itu juga ingin memperluas basis industri pertahanannya di Asia Tenggara.
"Kami melihat pertumbuhan pemenuhan kebutuhan alat pertahanan di Asia Tenggara pada tingkat yang cukup tinggi setiap tahunnya. Kami rasa dengan basis industri yang kuat dan relatif stabil di Indonesia, CSG Ceko mantap melanjutkan ekspansi bisnis pertahanan mereka ke Malaysia, Filipina, Timor Leste, Myanmar, dan Kamboja," ujar Norman.
Sebelumnya, CEO Czechoslovak Group Indonesia Norman Joesoef dengan CEO Czechoslovak Group AS Michal Strnad telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) senilai US$100 juta, di bidang industri pertahanan swasta di Indonesia, di Pameran Indodefence 2018 PRJ Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kami selalu membuka peluang kemitraan dengan negara sahabat yang tulus dan terbuka dalam pelaksanaan alih produksi dan teknologi. Kami sangat berharap financial pledge ini dapat meningkatkan kerja sama kemitraan dalam Level industri dan baik untuk kedua belah negara,” kata Michal Strnad.
Czechoslovak Group (CSG) sebagai konglomerasi perusahaan bidang pertahanan yang berbasis di Republik Ceko dan negara Eropa Tengah, lanjutnya, melakukan investasi yang bisa dibilang sebagai investasi pioneer atau investasi pertama di Indonesia.
Investasi dengan skala besar di bidang pertahanan untuk pembangunan kawasan terpadu industri pertahanan di wilayah Jawa Barat tepatnya di Batujajar dengan lahan seluas 22 hektare yang akan segera dibangun setelah mendapatkan izin dari Kementerian Pertahanan, Kementerian BKPM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
"Penandatanganan HoA senilai US$100 juta untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) di bidang industri pertahanan itu untuk mendukung regulasi pemerintah UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan," lanjut Norman Joesoef.
Seorang pengunjung mencoba senjata runduk buatan PT Pindad, SPR 4, pada pameran teknologi nasional Ritech Expo 2018 di Kompleks Gubernuran Riau, Kota Pekanbaru. ANTARA FOTO/FB Anggoro
BUMN Strategis
Sebelumnya, di sela-sela pameran Indo Defence Expo 2018 di Jakarta baru-baru ini, Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) Indonesia meneken sebanyak 12 kesepakatan terkait industri pertahanan dan keamanan. Koordinator BUMNIS Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan, kesepakatan merupakan upaya lanjutan setelah pameran yaitu eksekusi bisnis secara langsung.
“Penandatanganan 12 MOU ini merupakan salah satu jalan bagi BUMNIS Indonesia untuk mengembangkan bisnis perusahaan, sekaligus menggeliatkan industri strategis nasional dalam berbagai aspek," ucap Bayu.
Rencananya, kerja sama yang mencakup sinergi di berbagai bidang ini juga termasuk kolaborasi dalam bentuk lainnya yang relevan bagi pihak terkait. Momen penandatanganan MOU ini dilakukan pada hari pertama perhelatan pertahanan yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, dengan mengusung tema “Synergy for The Nation”.
Acara yang berlangsung pada 7–10 November 2018 ini diikuti oleh PT Dirgantara Indonesia/DI (Persero), PT Pindad (Persero), PT DAHANA (Persero), PT Len Industri/Len (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia/INTI (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia/Inuki (Persero), dan PT Industri Kereta Api/INKA (Persero).
Selain itu, pameran yang diadakan setiap dua tahunan ini juga diikuti oleh PT PAL Indonesia/PAL (Persero), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari/DKB (Persero), PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero), PT Industri Kapal Indonesia/IKI (Persero), PT Barata Indonesia/Barata (Persero), PT Boma Bisma Indra/BBI (Persero), serta PT Krakatau Steel/KS (Persero) Tbk.
Sebanyak 14 perusahaan BUMN mendukung pameran ini untuk bersinergi menjadi satu bentuk perusahaan yang terbesar dalam bidang pertahanan.
Diantara bentuk kerja sama tersebut antara lain pengembangan pembuatan kapal selam, penyediaan teknologi dan komunikasi di sektor pertahanan serta pengembangan perlengkapan tempur.
Selain itu, ada yang berupa suplai material pembangunan kendaraan perang, dan penyediaan transportasi udara dari perusahaan BUMN. (Faisal Rachman)