c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

20 April 2021

15:03 WIB

Holding UMi Pacu Pertumbuhan Populasi Pengusaha Baru

Pembentukan holding telah menjadi strategi banyak perusahaan di berbagai negara, termasuk Indonesia

Editor:

<i>Holding</i> UMi Pacu Pertumbuhan Populasi Pengusaha Baru
<i>Holding</i> UMi Pacu Pertumbuhan Populasi Pengusaha Baru
Perajin menata gerabah untuk dijual di Banjar Binoh Kaja, Desa Ubung, Denpasar, Bali, Senin (19/4/2021). Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar pada Januari hingga Februari 2021 penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp261 miliar tersebut didominasi usaha perdagangan dan jasa sehingga akan dilakukan sosialisasi lebih masif agar manfaat KUR bisa dirasakan oleh seluruh pelaku UMKM. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

JAKARTA – Rencana pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membentuk holding BUMN ultra mikro diyakini akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di Indonesia.

Keyakinan tersebut dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid.

“Rencana ini sangat baik dan tepat. Sebagai pengusaha, saya sangat mendukung langkah konkret pemerintah ini, karena akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di daerah,” kata Arsjad dalam keterangan tertulis yang diterima Validnews pada Selasa (20/4).

Seperti diketahui, holding BUMN ultra mikro akan dibentuk pemerintah melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Holding ini rencananya terbentuk maksimal pada kuartal III tahun ini.

Arsjad yang kini mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021–2026 mengatakan, pembentukan holding telah menjadi strategi banyak perusahaan di berbagai negara, termasuk Indonesia untuk mengakomodasikan peraturan yang diterapkan pemerintah dan memperoleh manfaat bisnis.

Disebutkan, selain di sektor keuangan, Kementerian BUMN juga berhasil membentuk holding pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Semen Indonesia Tbk.

Menurut Arsjad, pengintegrasian ekosistem BUMN ultra mikro diharapkan dapat mempercepat upaya pemulihan UMKM dan usaha ultra mikro di Indonesia yang sangat terdampak pandemi covid-19. Ini mengingat sektor UMKM dan ultra mikro merupakan penopang ekonomi nasional. Penyerapan tenaga kerja dari sektor ini mencapai 97% dan memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 60%.

Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM hingga 2020 lalu, proporsi pembiayaan UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97%. Padahal, pelaku usaha di Indonesia 99% adalah segmen UMKM.

Holding BUMN ultra mikro, lanjut Arsjad, akan mengayomi para pelaku UMKM dan ultra mikro untuk memperoleh akses permodalan serta menumbuh kembangkan populasi pengusaha nasional.

Holding BUMN ultra mikro membentuk sebuah payung bersama antara BRI, Pegadaian, dan PNM untuk mengayomi pelaku usaha. Dan, integrasi yang terbangun ini akan melindungi kekhasan masing-masing institusi,” jelas Arsjad.

Baca Juga:

Pemerintah melalui Kementerian BUMN menjamin pembangunan ekosistem BUMN untuk ultra mikro dan UMKM tidak hanya dilakukan berlandaskan pertimbangan bisnis semata. Tetapi juga semangat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, dan pekerja di perusahaan yang terlibat.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, manfaat positif dari sinergi BUMN untuk ultra mikro akan dirasakan pelaku usaha karena mereka berpeluang besar mendapat pembiayaan berbunga rendah di masa depan.

“Ini yang selama ini menjadi konteks hambatan kenapa pelaku usaha ultra mikro dan UMKM tidak mendapat pendanaan yang lebih baik. Model bisnis ekosistem ultra mikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM, dan pengembangan bisnis melalui Pegadaian, dan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas, sehingga bisa memasuki tahapan yang lebih tinggi,” ujar Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, bulan lalu.

Sinergi ekosistem ultra mikro yang dibentuk Pemerintah bertujuan mendukung visi dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, dan pembiayaan berkelanjutan.

Ekosistem tersebut akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada tahun 2024. (Fitriana Monica Sari)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar