10 Mei 2022
13:43 WIB
Editor: Rikando Somba
Sepertinya, hampir mustahil kita bepergian dengan tangan yang penuh dengan barang-barang bawaan kita. Karenanya, keberadaan tas sangat penting dalam aktivitas kita sehari-hari.
Tidak terbayang jika tidak ada tas. Pasti kita kesusahan membawa semua barang kita, seperti laptop, handphone, dompet, sampai peralatan rias.
Pemikiran perlunya tas ternyata sudah ada pada orang-orang di zaman pra-sejarah. Jika membawa batu atau kayu potong, mereka menggunakan tas berbahan dasar kayu.
Sementara itu, jika membawa bahan makanan, tas berbahan dasar kulit bisa digunakan.
Kemudian, bahan tas mulai bervariasi menjadi vinyl dan kain saat memasuki abad ke-14. Pada abad ini, tas juga dibuat dari bahan kulit sintetis sebagai alternatif jika kehabisan bahan kulit asli.
Di China, tepatnya di masa Dinasti Tang, tas yang digunakan terbuat dari kertas karena untuk menaruh benda-benda yang ringan seperti bubuk teh.
Selain itu, tas tersebut juga menjadi tempat untuk menyimpan perhiasan, kitab, dan jam. Dari segi bentuk, tas tersebut memiliki tali yang panjangnya dapat menyesuaikan dengan selera pemiliknya.
Sementara itu, masyarakat Mesir adalah yang pertama menggunakan tas pinggang. Tas pinggang juga menggambarkan status sosial seseorang, yang dilihat dari perhiasan dan sulaman yang melekat pada tas, serta tingkat kesulitan pembuatan tas.
Kemudian, hadirlah the seal bag sebagai inovasi yang paling dikenal pada abad ke-15.
Lanjut ke abad ke-16, tas tangan berbahan kulit dengan kancing pengikat di bagian atas dirancang untuk mendukung urusan sehari-hari.
Kala itu juga, para pelancong menyilang tas travel yang ukurannya lebih besar daripada tas pada umumnya.
Awal abad ke-17, tas kecil menjadi model yang terkenal karena dapat dibawa dalam bermacam-macam acara. Tas kecil yang disulam dengan unik umumnya dirancang untuk pernikahan para perempuan.
Akhirnya, pada abad ke-18, tas tangan menjadi bagian dari aksesori perempuan. Tak hanya itu, koper untuk perjalanan jauh juga mulai muncul.
Pada 1920, tas yang menjadi bagian dari fesyen. Tas tidak lagi mesti relevan dengan pakaian pengguna. Pada masa ini pula, tas ransel militer untuk bertempur mulai hadir untuk tentara.
Sejalan dengan tren pakaian 1940-an, tas tangan yang lebih sederhana pun dibuat. Sepuluh tahun kemudian, kaum feminin dilambangkan dengan tas mungil dari Louis Vuitton, Chanel, hingga Hermes.
Kini, kita punya banyak sekali pilihan tas yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Mulai dari bahan, warna, ukuran, hingga cara memakainya. Beragam tas juga dapat kita cocokkan dengan kepribadian dan selera kita.
Lantas, apa model tas favorit Sobat Valid?
Referensi:
M., Zaenuddin H. (2015). Asal-Usul Benda-Benda di Sekitar Kita: Tempo Doeloe. Jakarta: CHANGE.