29 September 2023
15:00 WIB
Penulis: Bayu Fajar Wirawan
"Anda tak mungkin memperkuat diri dengan cara melemahkan orang lain, dan Anda tak mungkin menambah tinggi badan orang cebol dengan cara memotong kaki raksasa,". Begitulah kritik dari Benjamin Franklin Fairless, Presiden dari United States Steel Corporation terkait dengan Tall Poppy Syndrome.
Tapi, apa itu Tall Poppy Syndrome?
Tall Poppy Syndrome berasal dari gagasan, ketika bunga tertentu tumbuh melampaui yang lain, bunga tersebut kemudian ditebang untuk dibuat tampilan seragam dan semua bunganya berada pada level yang sama saat itu juga. Secara gamblang, Tall Poppy Syndrome terjadi ketika kesuksesan seseorang menyebabkan mereka diserang, dibenci, atau dikritik.
Banyak cara yang dilakukan orang dengan Tall Poppy Syndrome ini yaitu; menjatuhkan orang lain dengan cara merendahkan prestasinya, bahkan memberi kesan, mereka tidak layak mendapat perhatian. Hal ini tentunya tidaklah baik, karena dapat membuat seseorang patah semangat untuk mencapai prestasi di masa depan karena akan menarik lebih banyak perhatian.
Asal Usul Tall Poppy Syndrome
Tall Poppy Syndrome diilhami dari sebuah cerita tentang Raja Tarquin yang Pongah (Tarquin the Proud), tiran Romawi kuno, oleh sejarawan Livy. Pada suatu ketika, dia kedatangan utusan dari anaknya Sextus Tarquinius yang meminta petunjuk kepadanya berkenaan dengan tugasnya sebagai penguasa tunggal di Gabii.
Tarquin tidak berkata apa-apa, tapi pergi ke kebunnya dan memotong kepala semua bunga poppy tertinggi dengan pedangnya. Sextus menganggap hal itu berarti dia harus menghancurkan bangsawan terkemuka yang menonjol di kota itu, dan dia melakukannya untuk mengamankan kedudukannya.
Apa Penyebab Tall Poppy Syndrome?
Tall Poppy Syndrome dapat muncul dalam berbagai macam lingkungan, baik di lingkungan kerja, keluarga, sekolah, dan lainnya. Singkatnya, ada opihak yang berusaha mengambil keuntungan dengan cara merendahkan atau menjatuhkan orang lain agar ia yang selama ini tenggelam oleh prestasi orang lain, bisa 'terlihat'.
Apakah hal ini baik? Sejatinya tidak, Tall Poppy Syndrome justru menghambat produktivitas, dan dapat menurunkan pencapaian secara keseluruhan di lingkungan kerja.
Lalu Apa yang menyebabkan Tall Poppy Syndrome?
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang terjerembab dalam Tall Poppy Syndrome ini, di antaranya adalah ;
Di Mana Tall Poppy Syndrome Paling Banyak Terjadi?
Istilah tall poppy syndrome sudah ada di Australia semenjak tahun 1864, dan umumnya ditujukan pada para politisi. Politisi yang beruntung mendapat gelar kebangsawanan dari kerajaan Inggris, namun oleh sebagian orang dipandang tak layak, disebut dengan ‘tall poppy’.
Menariknya saat ini, Sindrom Tall Poppy tersebar luas di Australia. Bintang film, politisi, cendekiawan, dan pebisnis sukses di Down Under (daerah selatan) justru berharap kesuksesan mereka akan mendapat sorotan yang tidak baik, terutama jika masyarakat menganggap hal tersebut tidak pantas dilakukan.
Asal tahu saja, masyarakat Australia bangga dengan egalitarianisme mereka, dan Tall Poppy Syndrome dipandang sebagai cara untuk memastikan setiap orang mendapatkan “kesempatan yang adil.” Lebih dari 70% warga Australia meyakini, ambisi sebagai sifat negatif. Sebagian lainnya mengatakan, sikap seperti itu menghambat inovasi dan pertumbuhan. Baru-baru ini pada bulan Februari 2022, sebuah perusahaan asuransi Australia merilis “Tall Poppy,” sebuah film pendek yang dibuat oleh pembuat Muppets untuk memerangi Tall Poppy Syndrome.
Berbanding terbalik dengan Australia, Ternyata Sindrom Tall Poppy tidak begitu menonjol di Amerika, di mana aspek individualisme sangat dihargai. Namun begitu, bukan berarti sindrom ini tidak ada disana. Ada beberapa kelompok masyarakat di Amerika yang disinyalir potensial terkena sindrom ini, di antaranya, perempuan, orang kulit berwarna dan dalam budaya kerja yang mendorong persaingan ketat di antara karyawan.
Tall poppy dalam peradaban manusia seringkali menimbulkan rasa iri dan dengki. Mereka yang sangat menonjol prestasinya, baik secara intelektualitas, kekayaan, ataupun bakat, sesungguhnya merupakan aset yang bernilai bagi masyarakat atau negara. Tak selayaknya mereka dijatuhkan, atau direndahkan. Margaret Thatcher, Perdana Menteri Inggris, pernah menyampaikan filosofinya pada pidato di depan publik Amerika Serikat dengan ucapan “Let your poppies grow tall.” Namun, Kiasan ini kurang begitu dipahami oleh masyarakat Amerika pada masa itu yang tidak familiar dengan perumpamaan seperti itu.
Seberapa bahaya Tall Poppy Syndrome ?
Tentunya berbahaya. Seorang yang menjadi korban dari Tall Poppy Syndrome, tentunya mengalami kerugian secara fisik maupun mental. Ada beberapa gejala yang bisa terdampak dalam jangka Panjang, di antaranya adalah, hilangnya rasa percaya diri secara umum, perilaku yang tidak terkendali, penyalahgunaan zat, insomnia dab gejala fisik, seperti sakit kepala atau masalah pencernaan, gejala PTSD, kecemasan, depresi serta masalah hubungan.
Selain itu, banyak juga dari mereka yang menahan potensi mereka yang sebenarnya, dengan tidak ingin menonjol, mengajukan promosi atau tetap diam ketika orang lain memuji ide-ide mereka.
Bagaimana Cara Mengatasi Tall Poppy Syndrome?
Apa yang dapat kita lakukan jika menjadi korban Tall Poppy Syndrome? Pertama-tama, sadarilah, ini bukan tentang diri Kita. Kita tidak bertanggung jawab untuk meringankan penderitaan orang lain, dan hanya merekalah yang dapat melakukannya. Namun pada prinsipnya, jika kita bertemu orang dengan Tall Poppy Syndrome, kita dapat menjaga diri dengan cara berikut ini dibawah ini:
Pada akhirnya, Ada baik dan benarnya kita mendengar nasehat dari beberapa tokoh yang kita kenal, agar terhindar dan tidak menjadi Tall Poppy Syndrome, seperti pada beberapa quote berikut:
“Orang-orang melempar batu ke benda-benda yang bersinar.” Taylor Swift
“Hidup ini terlalu singkat untuk dibiarkan sengsara/Dan orang-orang akan membicarakan apakah Anda berbuat buruk atau baik.” Rihanna
“Jangan sembunyikan dirimu dalam penyesalan, cintai saja dirimu sendiri, dan kamu sudah siap. Lahirlah dengan cara ini” Lady Gaga
So, paling tidak, kritik yang baik dan benar, harus dilakukan dengan niat dan cara yang baik dan benar, tidak dengan menebang bunga poppy.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Tall_poppy_syndrome
https://www.newportinstitute.com/resources/mental-health/tall-poppy-syndrome/