05 September 2024
15:30 WIB
Sejarah Tinta Dari Berbagai Belahan Dunia
Sejarah tinta yang umum kita gunakan untuk menulis, menggambar, dan mencetak pada masa ini ternyata panjang sekali. Tinta telah mengalami proses perkembangan panjang sejak abad ke-23 Sebelum Masehi.
Penulis: Ratna Pratiwi
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi tinta. Shutterstock/AtlasStudio
Pada masa ini, kita lazim mengenal tinta sebagai alat untuk menulis, menggambar, maupun mencetak menggunakan mesin. Namun, tahukah kamu sejak kapan manusia mengenal tinta? Berikut ini sejarah tinta dari berbagai belahan dunia yang menarik untuk kita simak bersama.
China
Sejarah mencatat, China mulai mengenal tinta sejak abad ke-23 Sebelum Masehi (SM). Pada masa itu, tinta digunakan untuk menulis di atas kertas atau sutra. Sementara itu, bahan campuran yang digunakan untuk membuat tinta, antara lain lem, karbon, jelaga, serta pigmen hitam tulang.
Namun, tinta terbaik pada masa itu adalah yang terbuat dari getah pinus. Tak sembarang getah yang digunakan, melainkan dibuat dari pohon berusia 50 hingga 100 tahun. Bukti tinta paling awal di China adalah tongkat tinta modern yang dibuat sekitar tahun 256 SM.
India
India mengenal tinta sejak abad ke-4 SM. Masyarakat India menyebut tinta tersebut “masi”. Bahan untuk pembuatan masi, antara lain tulang yang dibakar, karbon cair, dan sejenis lem hewan.
Seiring waktu, masyarakat India akhirnya lebih mengandalkan bijih merkuri dibandingkan karbon. Pasalnya, meski tinta karbon punya daya tahan yang baik, tinta ini memerlukan kertas yang dapat menyerap. Jika tidak, tulisan atau gambar yang dihasilkan akan mengelupas dan menjadi serpihan.
Yunani dan Romawi
Pada masa kerajaan Yunani dan Romawi, tinta karbon masih digunakan. Pada masa itu, tinta dibuat dari campuran jelaga, lem, dan air. Namun, tinta jenis ini mudah luntur dan tidak dapat bertahan lama dalam kondisi lembap.
Berabad kemudian, atau sekitar 1.600 tahun lalu, formula tinta yang disebut "iron gall ink" mulai populer digunakan. Tinta jenis ini terbuat dari campuran garam besi dan asam tannic. Kepopuleran tinta jenis ini membuatnya digunakan sejak abad ke-5 hingga abad ke-19.
Eropa
Eropa baru mengenal tinta sekitar tahun 1436 hingga 1450. Cukup terlambat jika dibandingkan peradaban di belahan dunia lain. Tinta yang dikenal masyarakat Eropa tersebut merupakan ciptaan seorang pandai emas bernama Johannes Gutenberg.
Tinta buatan Gutenberg tersebut dibuat dari campuran pernis atau minyak biji rami yang direbus dengan jelaga. Tinta tersebut kemudian digunakan dan terus dikembangkan selama kurang lebih 300 tahun dengan memodifikasi komposisinya.
Setelah proses pengembangan yang panjang, pada 1772, Inggris pertama kalinya mengeluarkan paten untuk tinta berwarna. Dari sinilah awal mula tinta berwarna kemudian mulai digunakan di dunia. Kemudian, pada awal abad ke-20, industri tinta baru mulai berkembang secara masif.
Pada masa ini, pembuatan tinta mulai memperhitungkan media yang digunakan, proses percetakan, serta alat yang digunakan, termasuk juga warna, kapasitas, transparansi, kejernihan, dan lain sebagainya.
Referensi:
Ink. Diakses dari Britannica pada 5 September 2024.
Ink. Diakses dari The Met Museum pada 5 September 2024.