c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

CATATAN VALID

04 November 2023

16:30 WIB

Sejarah Semangka Sebagai Simbol Perjuangan Palestina

Simbol-simbol perjuangan umumnya diambil dari identitas yang digunakan sehari-hari

Editor: Rikando Somba

Sejarah Semangka Sebagai Simbol Perjuangan Palestina
Sejarah Semangka Sebagai Simbol Perjuangan Palestina
Ilustrasi bendera Palestina dengan buah semangka. Shutterstock/Sutan Project

Perjuangan suatu bangsa untuk menyatukan semua elemennya umumnya tercermin dari simbol-simbol identitas yang muncul. Ketika suatu bangsa melakukan perlawanan terhadap represi pihak lain, biasanya simbol-simbol ini dilarang digunakan oleh pihak berlawanan. Hal sama terjadi saat konflik antara Israel dan Palestina kembali mengemuka, saat ini. Pada masa awal konflik, simbol-simbol identitas warga Palestina yang kerap dilarang digunakan adalah bendera.

Demikian juga Indonesia, kala dijajah oleh Belanda, penggunaan bendera sebagai simbol negara juga dilarang. Namun karena merupakan identitas perjuangan suatu bangsa, meskipun dilarang masyarakat dapat menyiasatinya dengan menggunakan simbol-simbol lain yang bisa mewakili. 

Nah, belakangan terkait perlawanan Palestina, muncul gambar-gambar semangka.  Lantas, apa relevansinya dengan identitas bangsa tersebut?

Semangka Dan Keffiyeh di Palestina
Semangka kini menjadi simbol perjuang warga Palestina ketika bendera mereka dilarang digunakan. Kemiripan warna dari semangka dengan warna bendera Palestina ini menjadi pilihan warga sebagai pengganti simbol bendera. Buah ini pernah digunakan jauh hari sebelum konflik ini  

Penggunaan semangka sebagai simbol pertama kali muncul tahun 1967 setelah perang Arab-Israel. Ketika itu Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza yang menjadi bagian wilayah Palestina. Penggunaan dan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana. Bahkan bauran warna-warna yang mirip bendera (merah-hitam-hijau) juga dilarang digunakan di macam-macam benda. 

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka. Pilihan ini logis, karena ketika dibelah, buah tersebut memiliki warna nasional bendera Palestina—merah, hitam, putih, dan hijau. Penggunaan semangka sebagai simbol ini karena memang semangka menjadi buah-buahan favorit warga Palestina. Banyak perkebunan semanggga tersebar di wilayah ini. Buah-buahan ini menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari.

Selain semangka yang merepresentasikan warna bendera, rakyat Palestina juga memiliki simbol perlawanan lainnya yaitu Keffiyeh, kain penutup kepala kotak-kotak berwarna hitam putih. Penutup kepala ini selalu digunakan pemimpin perjuangan PLO Yasser Arafah kala itu dan mulai meningkat penggunaanya pada tahun 1960'an oleh para pejuang Palestina. 

Keffiyeh sendiri merupakan syal berwarna hitam-putih dengan motif kotak-kotak khas sebagai sorban penutup kepala. Beberapa warga Palestina juga menganggap warna yang mendominasi keffiyeh ini juga sebagai warna bendera tidak resmi Palestina

Kefiyeh belakangan juga banyak digunakan para aktivis perjuangan, bahkan di negara-negara barat. Termasuk oleh kalangan pejuang hak asasi manusia dan pengunjuk rasa anti-perang. Mereka menggunakannya di leher sebagai syal sebagai bentuk solidaritas. Bahkan di beberapa tempat dalam pertunjukan fashion show juga menggunakan keffiyeh ini.

Pada masyarakat biasa penggunaan keffiyeh berfungsi untuk menutupi bagian belakang leher mereka dan melindungi diri dari panasnya matahari musim panas dan dinginnya musim dingin. Namun lain cerita penggunaan oleh pejuang Palestina. Keffiyeh ini lebih ditujukan untuk menutupi wajah mereka agar tidak dikenali ketika melaksanakan aksi perjuangan

Bambu Runcing Di Indonesia
Di Indonesia, ada simbol yang dahulu digunakan. Simbol itu bukan buah atau penutup kepala melainkan bambu runcing. Pada jaman penjajahan Belanda, para pejuang memiliki keterbatasan senjata dalam melakukan perjuangan. Penjuang dan relawan menggunakan senjata sederhana seperti bambu yang ditajamkan dibagian ujungnya yang lebih dikenal sebagai bambu runcing. 

Penggunan bambu menjadi senjata memang sudah menjadi budaya suku-suku di Indonesia salah satunya untuk berburu. Ketersedian bambu di banyak wilayah menjadikan benda ini mudah di dapat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peristiwa perang yang terkenal dengan bambu runcingnya, adalah Perang 10 November oleh arek-arek Suroboyo. 

Bambu runcing ini menjadi simbol perlawanan masyarakat Indonesia kepada penjajah kala itu. Oleh karena itu monumen-monumen bambu runcing ini sendiri banyak dibangun diberbagai daerah untuk menghormati jasa para pahlawan. 

Simbol-simbol keseharian ini, yang digunakan baik di Palestina dan Indonesia, atau negara lain sebagai simbol perjuangan, belakangan jadi penanda identitas warga sehari-hari. Kadang kerap pula ini digunakan sebagai fesyen. 


Referensi:

https://www.middleeasteye.net/discover/palestine-keffiyeh-resistance-traditional-headdress

https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/senjata-tradisional-simbol-perjuangan-di-monumen-bambu-runcing/

https://time.com/6326312/watermelon-palestinian-symbol-solidarity/


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar