26 November 2022
18:00 WIB
Penulis: Mohammad Widyar Rahman
Pesta piala dunia selalu dinanti, tidak hanya para penggila bola dunia saja tapi juga hampir milyaran penduduk dunia. Namun, di balik megahnya pergelaran akbar sepakbola empat tahunan ini, ternyata segala sesuatu yang berhubungan dengan Piala Dunia tak lepas dengan Hak Cipta.
Semua yang dibuat oleh FIFA menjadi kekayaan intelektual yang bisa dikomersialisasi. Hal ini mencakup semua lambang, jenis logo dan bahkan nama dan slogan acara. Semua nama resmi merek piala dunia juga memiliki hak cipta.
FIFA sebagai pemegang beragam hak komersial pun memberikan haknya tersebut ke beberapa pihak dengan kompenassi tertertu. Seperti hak penyiaran, tiket, hospitality, iklan, dan hak promosi lainnya yang terkait dengan FIFA atau turnamen piala dunia.
Sepakbola sendiri memang sudah menjadi industri. Segala aspek terkait sepakbola, kini bisa dimonetisasi menjadi cuan, mengingat sepakbola adalah olahraga paling populer sejagad.
Khusus untuk hak siar, isu ini selalu mencuat jelang penyelenggaraan even akabar seperti piala dunia. Kali ini, salah satu negara pertama di dunia yang telah membeli hak siar piala dunia adalah Amerika Serikat, melalui saluran televisi FOX. Beberapa negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste juga membeli hak siar Piala Dunia 2022.
Baca juga: Brand Paling Sering Jadi Sponsor Piala Dunia
Emtek sebagai pemegang hak siar Piala Dunia 2022 di Indonesia dikabarkan membayar senilai Rp636 miliar untuk 64 pertandingan, ditambah beberapa turnamen FIFA lainnya yang disiarkan melalui SCTV, Indosiar, MOJI, Mentari TV, Vidio, dan Nex Parabola (melalui Champions TV World Cup). Emtek kemudian berhak menjual siaran-siaran pertandingan piala dunia ke penonton atau entitas tertentu.
Sementara Vietnam, tidak memiliki hak siar piala dunia karena harga hak siar piala dunia dinilai terlalu mahal. Harga hak siar Piala Dunia 2022 di Vietnam sendiri sebesar US$15 juta, setara dengan lebih dari 350 miliar Dong, atau sekitar Rp223 miliar. Jika ada 64 laga, maka setiap pertandingan nilainya sekitar Rp3,5 miliar.
Biaya penyelenggaraan pesta bola dunia tersebut juga sangat besar. Untuk menggelar pesta akbar sepakbola dunia, FIFA jadi sangat bergantung pada dukungan sponsor. Nah, para sponsor yang menda;patkan hak komersial ini memiliki hak eksklusif untuk menggunakan merek dagang FIFA untuk tujuan promosi dan periklanan. FIFA pun meminta agar entitas/individu yang tidak terafiliasi, menghormati hak FIFA tersebut dan menjalankan aktivitasnya tanpa terkait secara komersial dengan turnamen.
Selanjutnya, FIFA sebagai pemegang hak, pada gilirannya mengembalikan 'pendapatan' tersebut untuk memastikan turnamen dapat terselenggara dengan baik. Termasuk untuk pemberian hadiah, hingga untuk investasi dalam pengembangan permainan sepakbola di seluruh dunia, seperti dalam program unggulan FIFA seperti FIFA Forward Development Programme.
Referensi:
https://www.fifadigitalarchive.com [diakses pada tanggal 25 November 2022]