30 Maret 2024
17:00 WIB
Editor: Rikando Somba
Permukaan bumi diselimuti oleh kautan sekitar 70%. Jika seluruh air yang ada di bumi, lautan dapat menampung lebih dari 90% yang ada. Dari sebanyak itu sayanganya air laut berkadar garam tinggi sehingga tidak layak di minum. Air laut mengandung 3,5 % garam.
Jika Sobat Valid ditanya mengapa air laut terasa asin? Tentunya banyak yang menjawab karena air laut mengandung garam. Tidak salah memang dan faktanya demikian. Banyak masyarakat yang tinggal di pesisir pantai juga yang mengandalkan air laut tersebut untuk memproduksi garam.
Lalu bagaimana air laut bisa terasa asin? Apa yang menyebabkan air laut menjadi asin? Begini cerita asal-muasal asinnya rasa air laut.
Pada awal-awal terbentuknya bumi, air laut mungkin hanya sedikit asin. Namun seiring waktu, ketika hujan turun ke Bumi dan mengalir di atas daratan, memecah batu dan mengangkut mineral mereka ke laut dan ditambah dengan aktivitas inti bumi berupa magma yang tiada hentinya. Kian banyaknya unsur daratan yang masuk ke laut, kian asin pula air laut.
Menurut National Oceanic and Atmosphere Administration bahwa garam di laut berasal dari dua sumber. Ada limpasan dari daratan dan bukaan di dasar laut. Dua hal utama ini yang membuat air laut terasa asin.
Baca juga: Konflik Laut Merah, Biaya Angkut dan Logistik Mencekik Pengusaha
Pengikisan Batuan
Batuan yang ada di bumi ini memiliki kandungan mineral. Ketika air hujan yang mengandung asam turun menimpah bebatuan di bumi maka batuan akan terkikis. Ujungnya, mineral berupa ion yang terkandung di batuan terlepas ikut mengalir ke sungai kemudian terbawa ke laut. Beragam kikisan ini akhirnya mengendap di lautan. Air di laut mengumpulkan semua garam dan mineral dari semua sungai yang mengalir ke dalamnya.
Mineral yang banyak larut akibat kikisan air hujan adalah natrium dan klorida. Banyak ion terlarut tersebut digunakan oleh organisme di laut dan dikeluarkan dari air. Lainnya tidak dihapus dan terkandung dalam air, sehingga konsentrasi mereka meningkat dari waktu ke waktu. Banyaknya mineral ini lah yang membuat air laut terasa asin.
Diperkirakan bahwa sungai dan aliran yang mengalir ke lautan di seluruh dunia membuang sekitar empat miliar ton sedimen tersuspensi terlarut ke laut setiap tahunnya.
Aktivitas Magma
Seperti yang kita ketahui umumnya gunung berada di daratan, tetapi sesungguhnya dasar gunung yang disebut dapur magma lebih banyak berada di dasar laut. Aktivitas dapur magma ini membuat lokasi di sekitarnya menjadi panas. Air laut yang merembes di selat-sela dasar laut menuju dapur magma akan memanas dan mendidih.
Hal tersebut menyebabkan reaksi kimia sehingga air akan kehilangan oksigen, sulfat dan magnesium serta melelehkan kandungan besi dan tembaga yang ada dalam batuan sekitar.
Letusan gunung berapi bawah laut, yang secara langsung melepaskan mineral ke laut. Kejadian tersebut secara otomatis meninggalkan mineral natrium yang menguap keluar dan bercampur dengan air laut yang ada. Bertambahnya jumlah natrium ini membuat air laut menjadi asin.
Jadi, dua ion yang paling umum dalam air laut adalah natrium dan klorida. Bersama-sama, mereka membentuk sekitar 85% dari semua ion terlarut di lautan. sedangkan Ion lainnya ditemukan dalam konsentrasi yang sangat kecil. kandungan garam dalam laut dapat bervariasi tergantung dari suhu, penguapan, dan curah hujan.
Namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa kondisi air laut asin menyebabkan keuntungan tahunan dapat mengimbangi kerugian tahunan. Dengan kata lain, lautan saat ini mungkin memiliki input dan output garam yang seimbang sehingga lautan tidak lagi menjadi lebih asin.
Referensi:
https://oceanservice.noaa.gov/facts/whysalty.html
Powered by Froala Editor