c

Selamat

Senin, 17 November 2025

CATATAN VALID

30 Maret 2022

13:28 WIB

Kisah Sukses Instagram

Instagram dulunya bernama Burbn, platform medsos berbagi foto yang didirikan seorang bernama Kevin Systrom. Sebelum dibeli Facebook (Meta), Twitter sempat berminat mengakuisisi Instagram

Penulis: Kevin Sihotang

Kisah Sukses Instagram
Kisah Sukses Instagram
Aplikasi instagram pada layar smartphone. Shutterstock/dok

Instagram bisa dibilang merupakan platform media sosial paling terkenal saat ini. Bagi sebagian besar anak muda, tidak memiliki akun instagram mungkin 'haram' dilakukan. 

Selama tahun 2021, Instagram menduduki posisi kedua dalam kategori aplikasi yang paling banyak diunduh, yakni sebanyak 545 juta kali, sebagaimana ditampilkan dalam data Business of App. Tiktok masih unggul dengan 656 juta unduhan dan Facebook berada di bawah Instagram dengan 416 juta unduhan.

Berdasakan data dari Statista, jumlah pengguna Instagram di tahun 2022 ini mencapai 1,13 miliar pengguna. Diperkirakan dalam waktu cepat angka itu akan naik lagi menjadi 1,2 miliar pengguna. 

Dalam hal pendapatan, tentu Instagram sebagai media sosial paling kekinian, mendapatkan cuan fantastis. Berdasarkan laporan Emarketer, pendapatan iklan yang diperoleh Instagram pada tahun 2021 tercatat lebih dari US$26 miliar. Jumlah ini meningat dibandingkan pendapatan mereka di 2020 yakni US$24 miliar.. Berdasarkan data Earth Web, valuasi Instagram saat ini mencapai US$110 miliar.

Burbn

Menilik sejarahnya, Instagram didirikan oleh seorang lulusan Stanford University bernama Kevin Systrom. Pada tahun 2009 ketika usianya menginjak 27 tahun, ia bekerja di Nexstop, sebuah startup di bidang travel. Sebelumnya, ia sempat bekerja di Google dan menjadi anak magang di Odeo, perusahaan podcast pendiri platform Twitter. 

Systrom yang tak punya bekal ilmu sains komputer, akhirnya mengambil kelas khusus di malam hari sepulang kerja dan di akhir pekan. Keuletannya itu membuahkan hasil di mana ia berhasil membangun sebuah purwarupa media sosial bernama Burbn. 

Burbn merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan check in, memposting rencana-rencana dan pikiran mereka, serta membagikan foto. Nama Burbn sendiri diambil dari kegemarannya meminum Whiskey dan Bourbon. Meski pada saat itu aplikasi check in memang sudah populer, Burbn memiliki keunggulannya sendiri yakni fitur berbagi foto. 

Bertemu Pemodal
Pada tahun 2010, Systrom menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh Hunch, sebuah perusahaan startup di Silicon Valley. Di pesta itu ia bertemu dengan petinggi perusahaan pemodal seperti Baseline Ventures dan Andreessen Horowitz. Setelah berbicara mengenai Burbn, keduanya langsung sepakat mengadakan diskusi lebih lanjut. 

Dari kedua perusahaan itu, Systrom lalu mendapatkan suntikan dana sebesar US$500.000 untuk mengembangkan Burbn. Ia lalu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di Nexstop dan fokus untuk membangun Burbn. 

Dengan uang tersebut, Systrom membentuk sebuah tim di mana anggota pertama yang mendaftar adalah Mike Krieger, seorang engineer dan desainer user experience yang satu almamater dengan Systrom. Krieger memiliki pengelaman ketika bekerja di media sosial Meebo dan pada akhirnya menjadi orang yang sangat penting bagi Systrom dalam pengembangan Burbn.

Khusus Fotografi
Systrom dan Kieger pada akhrinya memutuskan bahwa Burbn hanya akan difokuskan pada fitur berbagi foto, khususnya yang diambil melalui kamera ponsel. Keduanya lalu mempelajari ilmu fotografi. Kala itu, ada satu platform bernama Hipstamatic yang sudah memiliki fitur filters untuk memperindah foto. Namun, platform itu masih kekurangan kapabilitas khususnya dari sisi media sosial. 

Systrom dan Kieger lalu melihat celah ini, mereka berusaha mengembangkan sebuah aplikasi yang memiliki fitur filter foto dan media sosial di saat bersamaan, selayaknya Facebook. 

Burbn sendiri masih memiliki fitur dasar media sosial seperti memberi komentar dan likes. Kemudian mereka mengubah nama Burbn menjadi Instagram, penggabungan antara kata instant dan telegram. Systrom memilih nama itu karena dirasa mudah diingat dan diucapkan. Systrom dan timnya lalu melakukan beberapa peningkatan fitur sharing foto di Instagram, untuk kemudian mulai meluncurkan versi beta-nya.

Ditawar Twitter
Instagram pertama kali diluncurkan ke publik melalui App Store milik Apple pada 6 Oktober 2010. Dalam satu hari sejak peluncuran, jumlah pengguna yang mendaftar mencapai lebih dari 25.000 orang. Kemudian dalam waktu satu minggu, Instagram telah diunduh sebanyak 100.000 kali. Jelang dua bulan, yakni di Desember, jumlah penggunanya langsung tembus 1 juta. Jumlah pengguna yang meroket itu tak lepas dari momentum peluncuran iPhone 4 yang mendapat upgrade kualitas kamera dari generasi sebelumnya. 

Pada Februari 2011, Instagram berhasil mengumpulkan dana dari investor senilai US$7 juta. Salah satu investor mereka adalah Benchmark Capital yang memberi valuasi kepada Instagram sebesar US$25 juta. Ternyata pendanaan ini menarik perhatian dari media sosial lain, yakni Twitter dan Facebook. 

Jack Dorsey, pendiri Twitter, yang juga dikenal Systrom sejak ia menjadi anak magang di Odeo (Twitter), tertarik untuk mengakuisisi Instagram dan sempat mengajukan penawaran senilai US$500 juta . Namun tawaran Dorsey ditolak oleh Systrom yang saat itu memutuskan agar Instagram sementara menjadi perusahaan kecil dulu dengan jumlah karyawan yang sedikit.

Dibeli Facebook
Pada tahun 2012, Instagram memiliki 27 juta pengguna. Kemudian di tahun itu, Instagram dirilis di Android dan langsung diunduh netizen sebanyak lebih dari 1 juta kali hanya dalam hitungan jam. Sementara di masa ini, Systrom akhirnya mengenal Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Keduanya banyak bertemu di event-event yang diadakan di Stanford dan menjalin komunikasi tentang bisnis media sosialnya masing-masing. 

Ketika bertemu dengan Zuckerberg, valuasi Instagram ditaksir mencapai US$500 juta. Di bulan April 2012, Facebook menawar Instagram dengan mahar sebesar US$1 miliar dalam bentuk aset kas dan kepemilikan saham. 

Tawaran Zuckerberg yang dianggap sebagai nilai lebih, selain nominalnya, adalah kebebasan yang diberikan kepada Systrom dan timnya untuk tetap menjalankan Instagram secara independen. Singkat cerita, jual beli tesebut sukses, Intagram resmi menjadi bagian dari Facebook Group yang kemudian bersulih nama menjadi Meta. Sejak saat itu, Instagram terus berkembang dengan berbagai fitur-fitur tambahan yang memanjakan pengguna. 

Referensi:

Investopedia. (2022). The story of Instagram: the rise of the #1 photo-sharing application. Diakses dari: https://www.investopedia.com/articles/investing/102615/story-instagram-rise-1-photo0sharing-app.asp 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar