11 Juni 2022
15:30 WIB
Penulis: Novelia
Apakah Sobat Valid termasuk salah satu yang menunggu penayangan film Lightyear pada bulan Juni 2022 ini? Kalau iya, kamu tentu merupakan penggemar serangkaian film Toy Story yang sudah jadi legenda sebelumnya.
Seperti halnya film The Incredibles, Finding Nemo, ataupun Monster Inc, sebelum memasuki cerita inti, ketika menonton Toy Story, kamu akan disuguhkan animasi singkat yang mencirikan logo Pixar, perusahaan animasi yang menjadi produser film-film tersebut.
Umumnya, animasi logo Pixar yang dihadirkan pada setiap karya yang digarap sebenarnya beragam dan kerap disesuaikan dengan karakter film tersebut. Meski begitu, ada dua elemen yang hampir pasti selalu ada, yakni tulisan PIXAR dan kehadiran sebuah lampu belajar mini berwarna putih yang menggantikan huruf i.
Pada animasi logo yang paling sederhana misalnya, animasi diawali tulisan PIXAR yang memenuhi layar lebar yang berlatar warna biru langit. Kemudian, lampu belajar yang dibahas sebelumnya berloncatan dengan aktif di sekitar tulisan tersebut. Tak lama, lampu tersebut menempatkan dirinya di atas huruf I. Si lampu kecil lalu kembali berloncatan di atas huruf yang dipijaknya itu, sampai kemudian huruf tersebut lenyap tergantikan dirinya.
Nah, lampu khas ini sebenarnya merupakan karakter animasi pada debut animasi Pixar loh. Bagaimana ceritanya?
Foto Luxo Jr. di kantor Pixar. Sumber: Pixar/Dok
Saat itu 1986, tahun yang sama saat Steve Jobs resmi membeli divisi komputer grafik dari Lucasfilm, perusahaan yang menggarap rangkaian film Star Wars. Pada Lucasfilm, divisi ini hanya bertugas membuat special effect untuk film yang digarapnya. Padahal beberapa anggota dari timnya bercita-cita memproduksi film yang sepenuhnya animasi secara mandiri.
Di bawah manajemen Jobs, divisi ini mengawali mimpinya menjadi sebuah perusahaan animasi yang dinamakan Pixar. Menandai debutnya pada tahun tersebut, Pixar memproduksi sebuah film animasi pendek.
Film penanda debut yang ditulis dan disutradarai John Lasseter tersebut berjudul Luxo Jr. Film diawali dengan adegan di mana sebuah lampu belajar berukuran cukup besar yang awalnya bergeming, terganggu oleh bola berwana kuning bergelinding berulang kali ke arahnya. Lampu tersebut, yang diumpamakan sebagai Luxo Sr., lalu menyadari bola tersebut digulirkan oleh anaknya, Luxo Jr., yang digambarkan dengan ilustrasi lampu belajar yang lebih kecil.
Luxo Jr. yang aktif kemudian meloncat-loncat dengan nakal di atas bola tersebut hingga akhirnya bola tersebut kempis. Selama beberapa saat, Luxo Jr. tampak murung melihat bola mainannya kempis. Luxo Sr. pun mengira sang anak jera bermain dan dia pergi berlalu. Namun lucunya, tak berapa lama kemudian, si junior malah kembali dengan bola yang lebih besar. Kisah diakhiri dengan sang ayah yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
Meski dibeli oleh tokoh sebesar Steve Jobs dan langsung menelurkan sejumlah film pendek, nyatanya jalan Pixar tak selalu mulus. Sebelum akhirnya mampu memproduksi film berdurasi panjang, perusahaan ini mesti berjualan software dan hardware yang berguna dalam produksi film animasi untuk menyambung hidup.
Untungnya, kerja keras berbuah manis pada 1991. Walt Disney yang awalnya hanya pelanggan barang-barang jualan mereka akhirnya menjalin kontrak kerja sama dengan Pixar untuk membuat tiga film animasi.
Dengan Pixar menggarap segala perkara produksi dan Disney berperan dalam pembiayaan, pada 1995 meluncurlah film Toy Story pertama ke layar lebar. Nama Sheriff Woody dan Buzz Lightyear pun mendadak beken di muka publik.
Kesuksesan besar fim animasi tentang kisah sekumpulan mainan ini membuat Disney memperpanjang kontraknya, dari tiga menjadi lima film. Dari sinilah Pixar mulai memamerkan logo animasinya di setiap awal film. Sebagai penghargaan atas masa sulit yang berhasil dilalui, Luxo Jr. pun disematkan sebagai ikon yang jadi ciri khas logo Pixar.
Sebenarnya, tak hanya Luxo Jr. dan karakter nakalnya yang suka berloncatan yang lekat dengan jati diri Pixar. Bola kecil berwarna kuning yang dimainkan oleh Luxo kecil juga kerap digunakan sebagai elemen promosi perusahaan ini. Makanya, baik Luxo Jr. maupun bola tersebut dibuatkan replika raksasa di halaman kantor Pixar yang luas. Seolah untuk mengingatkan setiap pegawainya, sebuah lampu belajar dan bola inilah yang memulai kisah sukses mereka.
Referensi
Nugroho, I. (2021, Mei 6). PIXAR: Akuisisi Yang Mentransformasi Disney. Retrieved from Youtube.com: https://www.youtube.com/watch?v=vSgUA4tufp0
Paik, K., Iwerks, L., Lasseter, J., Jobs, S., & Catmull, E. (2007). To Infinity and Beyond!: The Story of Pixar Animation Studios. Chronicle Books.