26 Mei 2025
14:00 WIB
English Breakfast, Menu Sarapan Buruh Yang Laku Di Hotel
Selalu hadir di restoran hotel manapun, English breakfast ternyata punya sejarah kompleks yang melibatkan berbagai kelas sosial. Seperti apa ceritanya?
Penulis: Novelia
Editor: Rikando Somba
English breakfast (sarapan ala Inggris) adalah hidangan sarapan tradisional yang populer di Inggris dan sering disebut juga sebagai "Full English". Shutterstock/linojocaru
Roti panggang, telur mata sapi, sosis, jamur tumis, dan sup kacang merah merupakan satu padanan dalam sebuah menu. Paduan makanan ini dikonsumsi bersama teh atau kopi hangat, biasanya kerap dinikmati para tamu hotel ketika bersantap pagi. Kamu tentu tahu sebutan akrab buat sajian ini. Apa lagi kalau bukan English breakfast?
Sepertinya, bukan rahasia kalau di hotel manapun kamu menginap, English breakfast selalu jadi menu mandatory yang ditawarkan restorannya saat jam sarapan. Makanan-makanan lain yang umum disajikan untuk sarapan, mungkin juga disediakan di berbagai resto hotel secara acak, seperti bubur ayam, roti dan aneka selai, hingga nasi goreng. Namun, sepertinya, popularitas English breakfast masih jadi juara yang tak pernah absen.
Yap! Belakangan kita mengenal English breakfast sebagai menu yang terkesan santai namun elegan, serta jadi pilihan umum bagi kalangan berpunya saat menyantap sarapan di hotel. Banyak yang menilai sarapan ini juga sebagai sarapan kalangan elit. Namun, tahukah Sobat Valid, ternyata pada era revolusi industri, sajian ini adalah menu sarapan yang jadi andalan para buruh alias kelas pekerja?
Dari Bangsawan Hingga Buruh
Walau dikenal sebagai menu sarapan buruh pada era revolusi industri, English breakfast ternyata punya sejarah asal-usul yang lebih kompleks. Pasalnya, ketika pertama kali dipopulerkan, menu ini juga melibatkan pengaruh kaum kelas atas, yakni para aristokrat.
Kala itu, sekitar abad ke-13 hingga abad ke-17, menu English breakfast menjadi terkenal dan sering dinikmati oleh kalangan bangsawan maupun tuan tanah di Inggris. Sejumlah makanan lokal diolah secara sederhana sebagai simbol kekayaan dan keramahtamahan. Kemudian, disajikan sebagai menu sarapan sebelum berburu dan melakukan aktivitas pagi yang agak berat dan membutuhkan energi.
Akan tetapi, semua bergeser pada saat revolusi industri terjadi pada pertengahan abad ke-18 hingga abad ke-19. Berkembangnya berbagai teknologi mendorong terciptanya perubahan sistem kerja.
Berbagai usaha rumahan tergantikan pabrik-pabrik besar yang membutuhkan banyak tenaga kerja dengan aturan kerja yang ketat. Ya, di sinilah kita mulai mengenal kelas pekerja alias working class yang kini jadi kekuatan sosial dan politik di masyarakat.
Nah, kembali kepada English breakfast, menu ini kemudian diadopsi menjadi kebiasaan bagi para pekerja atau buruh di Inggris. Bukan tanpa alasan, soalnya menu yang sebelumnya jadi santapan berat para aristokrat ini terdiri dari berbagai kandungan, terutama kalori dan protein yang mengenyangkan. Perpaduan makanan yang terbilang komplet ini cocok bagi mereka yang bekerja fisik berat, serta membutuhkan energi untuk beraktivitas selama sehari penuh.
Bagi para pekerja kala itu, sarapan adalah satu-satunya waktu makan yang bisa mereka nikmati dengan tenang sebelum bekerja. Tak hanya itu, meski terdiri dari berbagai lauk, setiap elemen sajian English breakfast adalah makanan yang sangat mudah disiapkan dan tak perlu waktu lama dalam pengolahannya hingga siap disantap. Para pekerja pun bisa lebih santai menjalani paginya.
English Breakfast di Era Modern
Setelah melewati berbagai periode waktu, menu English breakfast menyebar lebih luas dalam skala global. Menu sarapan ini jadi ikon kuliner khas Inggris. Bedanya, kian kekinian, sarapan ini tak lagi identik dengan buruh dan kebutuhan akan energi. English breakfast di era modern justru melekat sebagai sajian yang kerap dinikmati pagi hari di akhir pekan, atau di hari-hari yang tak terlalu sibuk.
Alih-alih tersaji sederhana, menu ini justru lebih sering terlihat di kafe atau restoran yang menargetkan pengunjung kelas menengah ke atas. Pada abad ke-21 ini, English breakfast menjelma jadi sesuatu yang baru lagi, yaitu sajian santai mewah dengan kesan minimalis bergaya.
Kalaupun ada kelas pekerja di antaranya, kebanyakan adalah ‘buruh’ berdasi ataupun pekerja kantoran yang kini juga telah memikirkan gaya hidup. Benar, English breakfast kini jadi santapan yang dikaitkan dengan gaya, meskipun hanya terdiri dari elemen sederhana.
Evolusi pemaknaan English breakfast dari masa ke masa memperlihatkan sejarah keadaan sosial dan ekonomi yang perlahan berubah di dataran Eropa, di mana teknologi pertama kali mengalami perkembangan. Berawal dari menu tak rutin yang disantap kalangan bangsawan saat ingin menghadapi hari yang berat, English breakfast bergeser fungsi menjadi sarapan harian para pekerja agar siap membanting tulang.
Namun, buat kamu yang sudah terlanjur suka menyantap menu ini dan diledek sebagai penyantap makanan buruh, jangan gusar, Sobat Valid. Soalnya, belakangan ini, menjadi buruh dalam bidang apapun rasanya lebih terhormat dibandingkan menjadi bagian aristokrat yang menduduki jabatan tanpa mengerti bagaimana melaksanakan tugasnya. Bukan begitu?
Referensi: