18 Juli 2025
15:00 WIB
Empat Negara Ini Tidak Punya Sungai
Beberapa negara, seperti Arab Saudi, Qatar, Monako, dan Vatikan, tidak punya sungai permanen. Negara tersebut bergantung pada teknologi dan inovasi agar kebutuhan air warganya tetap terpenuhi.
Penulis: Devi Rahmawati
Editor: Rikando Somba
Foto udara Sungai Citarum di Kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (12/8/2024). Antara Foto/Raisan Al Farisi
Ketika membayangkan sebuah negara, sungai hampir selalu menjadi bagian dari lanskap alaminya. Sungai memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, sebagai sumber air, jalur transportasi, pengairan pertanian, hingga pembangkit energi.
Bahkan, banyak kota besar dunia yang tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran sungai—sebut saja Kairo di tepi Sungai Nil; London di tepi Sungai Thames; atau Jakarta yang dialiri oleh 13 sungai.
Namun, apakah Sobat Valid tahu, bahwa ada sejumlah negara di dunia yang tidak memiliki satu pun sungai permanen?
Lalu, negara mana sajakah itu?
1. Arab Saudi
Sebagai salah satu negara terbesar di Timur Tengah, Arab Saudi justru tidak memiliki sungai permanen. Topografi negara ini didominasi gurun pasir, seperti Rub' al Khali, yang merupakan salah satu gurun terluas di dunia.
Curah hujan sangat rendah dan suhu ekstrem membuat aliran air permukaan nyaris tidak terbentuk. Meski demikian, Arab Saudi mengandalkan waduk buatan, bendungan, serta proyek desalinasi air laut berskala besar sebagai sumber utama air bersih bagi rakyatnya.
2. Qatar
Negara kecil nan kaya di pesisir Teluk Persia ini juga tidak memiliki sungai alami. Sumber air utama Qatar berasal dari air bawah tanah dan teknologi desalinasi yang mutakhir. Pemerintah Qatar berinvestasi besar dalam pengelolaan air dan infrastruktur untuk memastikan ketahanan air nasional di tengah tekanan iklim gurun.
3. Monako
Monako adalah salah satu negara terkecil di dunia yang terletak di pesisir Laut Mediterania. Negara ini juga tidak memiliki sungai alami. Monako sepenuhnya mengandalkan infrastruktur modern, sistem saluran air bawah tanah, dan koneksi pasokan air dari wilayah sekitarnya di Prancis.
Meskipun kecil, Monako memiliki sistem pengelolaan kota dan sanitasi yang sangat efisien.
4. Vatikan
Negara terkecil di dunia ini hanya 44 hektare luasnya, tidak memiliki sungai ataupun garis pantai. Terletak di tengah Kota Roma, Vatikan seluruhnya bergantung pada pasokan air dari infrastruktur Italia, termasuk untuk air bersih dan pengolahan limbah.
Tanpa Sungai, Lalu Bagaimana?
Ketiadaan sungai di negara-negara ini bukanlah suatu kebetulan. Faktor geografis dan iklim menjadi penyebab utamanya. Di wilayah gurun, seperti Timur Tengah, curah hujan yang sangat minim membuat air sulit untuk bertahan di permukaan tanah. Aliran air cepat menguap atau terserap tanah sebelum sempat membentuk sungai.
Di sisi lain, negara-negara mikro seperti Monako atau Vatikan tidak memiliki luas wilayah yang memadai untuk terbentuknya sistem aliran air alami.
Namun, keterbatasan alam ini tak membuat mereka menyerah. Sebaliknya, negara-negara ini justru menjadi pelopor inovasi dalam pengelolaan air. Mereka mengandalkan teknologi desalinasi air laut untuk menghasilkan air minum dari air laut, yang sangat umum dilakukan di negara-negara Teluk. Selain itu, air tanah dimanfaatkan secara hati-hati sebagai cadangan air utama.
Beberapa negara juga menerapkan sistem daur ulang air limbah yang canggih, di mana air bekas pakai disterilkan dan digunakan kembali, terutama untuk keperluan non-konsumsi, seperti irigasi, toilet, dan industri. Infrastruktur modern seperti pipa bawah tanah, tangki penyimpanan besar, hingga distribusi digital berbasis sensor pun digunakan untuk mengatur pasokan air secara efisien.
Fakta bahwa negara-negara ini mampu menyediakan air bersih tanpa satu pun sungai permanen menunjukkan bahwa dengan teknologi dan tata kelola yang baik, hambatan alam bisa diatasi.
Sungai memang mempermudah, tapi bukan satu-satunya jalan menuju kemajuan.
Referensi: