20 Juni 2025
14:00 WIB
Asal Usul 'Bhayangkara' Pada Polri Yang Warisan Majapahit
Kamu mungkin sering mendengarnya untuk mewakili kepolisian Indonesia, tapi apakah kamu tahu bahwa asal usul Bhayangkara berasal dari nama pasukan Majapahit?
Penulis: Novelia
Editor: Rikando Somba
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan kepada wartawan usai melepas bantuan sosial di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Senin (19/6/2023). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha
Sobat Valid tentunya sudah akrab dengan kata 'Bhayangkara'. Ya, nama ini sangat identik dengan satuan Kepolisian Republik Indonesia alias Polri. Namun, tahukah kamu kalau penamaan ini terinspirasi dari suatu kelompok pada era Kerajaan Majapahit?
Dalam buku Gajah Mada: Pahlawan Pemersatu Bangsa (1945) yang ditulis oleh Muhammad Yamin, dijelaskan bahwa terdapat dua golongan yang menjadi penopang utama cita-cita Majapahit dan bertugas di pusat pemerintahan dan sekitar kerajaan. Golongan yang pertama, meliputi tujuh orang pemuda Darmaputera yang ditugaskan menjaga pusat pemerintahan, terutama menjaga keberadaan mahkota.
Para Darmaputera ini bisa diibaratkan seperti anak angkat Prabu, serta selalu mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintah. Sementara itu, kelompok kedua adalah para pemuda Bhayangkara, yakni pasukan elite yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.
Kalau kamu tak asing dengan nama Mahapatih Gajah Mada, dia lah pemimpin pasukan Bhayangkara ini. Para anggota Bhayangkara merupakan satria muda yang punya sifat berani dan bersih, serta tak gentar jika harus berhadapan dengan kesulitan dan ancaman-ancaman yang membahayakan jiwa.
Yamin bahkan menulis, “Dengan Adika Bhayangkari, dapatlah suatu negara didirikan dan dipelihara karena darah daging mereka disediakan dengan keikhlasan hati untuk ketetapan negara.”
Karena fungsi yang serupa, Bhayangkara inilah yang kemudian dipilih sebagai nama satuan dalam Polri. Pasalnya, di balik tugasnya, makna harfiah Bhayangkara sendiri sudah begitu mendalam, yakni berarti ‘pelindung’ dalam bahasa Sansekerta.
Dalam kaitannya dengan Bhayangkara pada era Majapahit, pasukan yang dipimpin oleh Gajah Mada ini berhasil melindungi Raja Jayanegara yang terancam oleh pemberontakan Ra Kuti.
Sejak kemenangan itulah, nama Bhayangkara mulai banyak dikenal. Ujungnya, kata ini akhirnya dipilih untuk mewakili nama besar Polri. Tujuannya, untuk menghormati dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan semangat pengabdian dari pasukan Bhayangkara di masa Kerajaan Majapahit.
Selain meneladaninya, Polri bahkan menggunakan ikrar Gajah Mada sebagai empat prinsip pengabdian prajurit yang disebut Catur Prasetya, yakni Satya Haprabu yang berarti setia pada negara dan pemimpin; Hanyakan Musuh yang berarti mengenyahkan musuh-musuh negara dan masyarakat; Gineung Pratidina yang berarti mempertahankan negara; serta Tan Satrisna yang berarti tidak terikat trisna atau hasrat pada sesuatu dan bekerja dengan sepenuh hati.
Catur Prasetya ini juga kemudian diadopsi menjadi empat landasan kerja Kepolisian Republik Indonesia. Keempatnya adalah meniadakan segala bentuk gangguan keamanan; menjaga keselamatan jiwa raga harta benda dan hak asasi manusia; menjamin kepastian berdasarkan hukum; dan memelihara perasaan tentram dan damai.
Nah, sebagai panutan, menurut Sobat Valid, apakah sifat dan keteladanan prinsip Bhayangkara di era Majapahit sudah diwariskan kepada kepolisian saat ini?
Referensi: