c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

CATATAN VALID

09 Januari 2023

15:00 WIB

Alasan Kita Mengantuk Setelah Menangis

Tahukah Anda kalau fungsi otak menurun ketika menangis. Kenapa begitu?

Penulis: Novelia

Alasan Kita Mengantuk Setelah Menangis
Alasan Kita Mengantuk Setelah Menangis
Ilustrasi orang menguap usai terbangun dari tidur. Shutterstock/Supavadee butradee

Pernahkah kamu terbangun dari tidur, lalu menyadari sebelum terlelap kamu sebenarnya sedang menangis? 

Yap, bukan hal baru kalau hal tersebut pernah terjadi padamu, atau bahkan orang-orang yang kamu kenal. 

Mengantuk adalah efek yang sangat wajar terjadi setelah seseorang menangis. Tapi, apa, ya, penyebabnya?

Ternyata kondisi ini dapat dijelaskan secara medis. Salah satunya lewat studi (2008) yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi klinis dari Pittsburgh University, Amerika Serikat, Lauren Bylsma bersama rekan-rekan penelitiannya. 

Bylsma menjelaskan, menangis memang bukan kegiatan yang membuat tubuh mengalami kelelahan fisik yang menguras energi, seperti berolahraga atau berlari.

Meski begitu, menangis merupakan salah satu bentuk katarsis alias pelepasan emosi atau keluh kesah yang tersimpan di dalam batin. Nyatanya, peluapan emosi lewat cara inilah yang ternyata menghabiskan cukup banyak tenaga. 

Ya, pelepasan emosi bisa dibilang menjadi pekerjaan yang berat karena mampu mengambil alih kinerja seluruh tubuh.

Bagi orang yang melihat, mungkin hanya air mata si penangis yang tampak. Akan tetapi, individu yang menangis sangat mungkin merasakan sesak napas akibat stres yang menyebabkannya menangis.

Sesak napas tersebut terjadi karena adanya peningkatan aktivitas detak jantung, sehingga tanpa disadari memperlambat pernapasan. Inilah mengapa ada sejumlah orang yang menangis hingga sesenggukan apabila terlampau larut dalam emosinya. 

Akibatnya, mereka akan kelelahan setelah menangis.

Tingkat kelelahan itu sendiri bakal tergantung dengan seberapa keras tangisan yang dialami. Semakin keras seseorang menangis, maka makin besar pula energi yang dikeluarkan dan dampaknya terhadap sistem pernapasan dalam tubuh.

Bukan tanpa alasan. Menangis dengan keras hingga terisak, akan menyebabkan seseorang mengalami hiperventilasi yang menurunkan jumlah oksigen yang dikirimkan ke otak. Karena bagaimanapun, tubuh tetap membutuhkan asupan oksigen selama menangis.

Berkurangnya pasokan oksigen otak kemudian berdampak pada menurunnya fungsi otak. Nah, salah satu gejalanya adalah mudah mengantuk.

Tak hanya itu, peluapan emosi yang terjadi saat menangis, membuat tubuh melepaskan hormon kortisol. Aktivitas tersebut mengakibatkan sejumlah perubahan di dalam tubuh. Satu di antaranya adalah sakit kepala, dari ringan hingga migrain.

Tak hanya sakit kepala, sebagian cairan tubuh juga berkurang pada saat seseorang menangis. Minimnya cairan tubuh membuat individu tersebut mengalami dehidrasi, yang kemudian, pada akhirnya, memicu rasa lelah dan membuat seseorang mengantuk.

Lalu, apa yang harus dilakukan setelah menangis? 

Solusi terbaik tentu saja dengan menuruti keinginan tubuh atas rasa kantuk yang hadir. Beristirahat menjadi pilihan terbaik untuk memulihkan energi yang terkuras ketika menangis. Disarankan juga segera mengonsumsi air putih untuk mengganti cairan yang hilang.

Jadi, sekarang tahu kan kenapa setelah menangis orang akan mudah mengantuk? 

Terlepas dari efek yang bikin lelah, menangis juga penting loh untuk meluapkan emosi. Asal tahu saja, emosi yang terlepaskan bisa membuat kita lebih tenang dan rileks setelahnya. 

Jadi nggak apa-apa kok kalau mau menangis. Tapi, jangan berlebihan ya!

Daftar Pustaka

Bylsma, L. M., Vingerhoets, A., & Rottenberg, J. (2008). When is Crying Cathartic? An International Study. Journal of Social and Clinical Psychology Vol. 27 Issue 10, 1165-1187.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar