- Kultura
Yang Harus Diperhatikan Saat Berkendara di Musim Hujan
23 Februari 2021 , 12:14

JAKARTA – Hujan deras seringkali membuat jarak pandang pengendara semakin terbatas. Keadaan yang gelap, berkabut, ditambah hujan lebat, membuat pengendara harus ekstra hati-hati guna menghindari terjadinya kecelakaan.
Pun, para pengendara harus menjaga visibilitas semaksimal mungkin. Hal utama yang harus dipastikan adalah kondisi wiper berfungsi dengan baik.
Wiper yang sudah getas, tidak dapat menyapu seluruh permukaan kaca dari air secara maksimal. Alhasil pengendara akan kesulitan melihat secara jelas, jarak pandang pun jadi terhalang.
Selanjutnya, pengendara juga bisa menyalakan headlamp dan foglamp. Selain menyalakan headlamp, foglamp atau lampu kabut juga perlu dinyalakan untuk mendukung visibilitas yang lebih baik selama berkendara. Karena lampu foglamp memang di desain untuk keadaan seperti demikian.
AC juga menjadi komponen penting saat berkendara di musim penghujan. Embun yang timbul di kaca saat berkendara disebabkan oleh perbedaan suhu, dimana suhu di dalam kabin lebih hangat dibandingkan suhu di luar kabin. Embun di kaca bagian depan tentu menyulitkan pandangan pengendara.
Untuk mencegahnya, pengendara perlu tetap menyalakan AC saat hujan, sehingga tidak terbentuk embun di kaca mobil. Jika terlampau dingin, bisa nyalakan AC dengan temperatur yang cukup.
Selain itu, juga dapat mengaktifkan fitur defogger dengan menekan tombol berbentuk simbol tiga garis bergelombang. Defogger biasanya terpasang pada bagian belakang kaca mobil sebagai kondensator panas. Panas itulah yang bekerja menghilangkan embun pada kaca mobil ketika melaju saat hujan. Jika semuanya berfungsi niscaya jarak pandang tidak akan ada masalah.
Nah di sisi lain, meskipun berkendara dalam keadaan hujan deras, sebaiknya pengendara tidak perlu menyalakan lampu hazard. Kerap ditemui beberapa pengendara mobil yang menyalakan lampu hazard saat berkendara di tengah hujan. Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan.
Karena sejatinya lampu hazard berfungsi sebagai penanda saat sedang menepi karena keadaan darurat atau sedang bermasalah. Dengan kata lain, lampu hazard lebih tepat dinyalakan saat mobil dalam keadaan diam atau terparkir.
Nah ketika menyalakan lampu hazard saat kendaraan melaju, lampu sein otomatis tidak berfungsi. Hal ini justru dapat menimbulkan bahaya. Pengemudi di belakang menjadi kebingungan karena tidak bisa menebak pergerakan mobil di depannya. Cahaya dari headlamp bagian belakang sebenarnya sudah cukup untuk membuat mobil Anda terlihat oleh pengendara lain. (Dwi Herlambang)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN