• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Vaksin Merah Putih Diharap Bisa Produksi Di Kuartal III 2021

Produksi vaksin merah putih diperlukan untuk kemandirian kesehatan ke depannya
14 Januari 2021 , 20:54
 Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
 Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto

JAKARTA – Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, vaksin covid-19 buatan dalam negeri, vaksin merah putih, kemungkinan tak bisa tersedia di 2021. Sebab proses penelitian vaksin yang dilakukan tujuh institusi ini belum selesai dan terus berlangsung hingga kini.

"Diskusi kami dengan teman-teman lembaga penelitian memang timeline ini tidak mungkin bisa selesai vaksinnya di 2021. Maka vaksin merah putih tak masuk di program suplai kita untuk penanganan covid-19 di 2021," ujarnya saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (14/1).

Tujuh institusi itu yakni Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Honesti mengatakan, tim peneliti di masing-masing institusi itu mengembangkan vaksin dengan platform yang berbeda. LBM Eijkman, contohnya, menggunakan bibit vaksin dari protein rekombinan. Ini adalah platform yang sama yang dikembangkan Novavax.

Dari semua pengembangan itu, diprediksi yang paling cepat selesai prosesnya adalah LBM Eijkman. Bio Farma sendiri sudah bekerja sama dengan LBM Eijkman sejak awal, sebab platformnya sudah pernah mereka gunakan, misalnya untuk vaksin Hepatitis B.

"Kalau bibit vaksin dari Eijkman ini sampai di kami di kuartal I 2021, kemudian kami akan proses yang namanya karakterisasi, uji klinis, dan segala macamnya. Kalau semuanya berjalan lancar, kemungkinan di kuartal III kita sudah bisa memproduksi vaksin merah putih," kata dia.

Menurut Honesti, produksi vaksin merah putih diperlukan untuk kemandirian kesehatan ke depannya. Mengingat sampai saat ini belum diketahui jangka waktu ketahanan efektivitas vaksin dari yang sudah ada, sehingga akan membutuhkan vaksinasi kembali (booster).

"Jadi kita tidak bergantung lagi ke barang-barang impor. Pengalaman kita selama pandemi ini ketergantungan yang sangat tinggi itu membuat kita juga susah untuk mendapat suplai," ungkap Honesti.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa ketahanan itu sebenarnya baru dari sisi platform vaksinnya. Sedangkan untuk kapasitas produksinya, saat ini hanya Bio Farma sebagai satu-satunya industri farmasi di Indonesia yang bisa memproduksi vaksin untuk manusia.

Masalah Sertifikasi
Honesti menjelaskan, produksi vaksin berbeda dengan produk-produk farmasi lain. Proses produksi vaksin harus dengan standar nilai tertinggi, di mana belum ada lagi industri farmasi di Indonesia yang sanggup melakukan itu selain Bio Farma.

"Memang sampai hari ini belum ada satu pun industri farmasi di Indonesia yang memiliki sertifikasi untuk membuat vaksin (manusia). Ada satu pabrik farmasi di daerah Bogor, mereka hanya mampu membuat vaksin hewan," ucap dia.

Berdasarkan arahan dari Menteri Kesehatan, Menteri Riset dan Teknologi, dan Menteri BUMN, maka Bio Farma diminta mendampingi industri farmasi lain untuk meningkatkan kemampuan produksi mereka agar bisa menjadi produsen vaksin untuk manusia.

"Jadi kita akan bekerja sama antara BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan swasta untuk bisa sama-sama meningkatkan kapasitas produksi untuk vaksin ini, terutama nanti untuk vaksin merah putih," tegas Honesti.

Bio Farma juga berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan audit terhadap fasilitas-fasilitas produksi vaksin itu. Ke depan, diharapkan Bio Farma dan industri farmasi lain bisa secara paralel meningkatkan kapasitas produksi.

Diketahui bahwa Bio Farma punya dua fasilitas produksi vaksin dengan kapasitas produksi totalnya 250 juta dosis per tahun. Tetapi baru satu fasilitas yang sudah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM untuk produksi vaksin covid-19.

"Audit berikutnya yang fasilitas 150 juta dosis. Jadi insyaallah setelah audit dari BPOM proses pada Februari selesai, lalu Maret dapat CPOB. Maka satu lagi produksi bisa akan kita lakukan dengan menggunakan fasilitas produksi yang baru," jelas Honesti. (Wandha Nur Hidayat)

  • Share:

Baca Juga

Ekonomi

Lapangan KLD Beroperasi, Produksi Ditargetkan 16 MMSCFD

  • 22 Januari 2021 , 20:00
Nasional

Vaksin Mandiri Salahi Prinsip Kesetaraan dan Keadilan

  • 22 Januari 2021 , 14:58
Kultura

Kenali Arti Simbol di Produk Kecantikan

  • 22 Januari 2021 , 13:25

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Ironi Si Pengolah Sandi


  • Terbaru

KKP Dorong Penetapan Tiga Kawasan Konservasi Di Kalimantan
23 Januari 2021 , 18:00

BPSPL Pontianak akan melakukan penilaian evaluasi efektivitas pengelolaan di delapan kawasan konservasi yang sudah ditetapkan dan melakukan pendataan jenis ikan terancam punah

Total Penyebaran Covid-19 di Indonesia Hampir Sejuta
23 Januari 2021 , 18:00

Angka kesembuhan capai 791.059. Angka kematian mendekati 28 ribu jiwa

Mengintip Kehidupan Suku Togutil, Yang Viral Memanah Warga???????
23 Januari 2021 , 17:56

Karena berbagai faktor, kehidupan Suku Togutil di hutan terhimpit. Sebagian dari mereka terpaksa hidup modern

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 18:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

  • Fokus
  • Paradigma

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.