- Ekonomi
Vaksin Datang, Kemilau Emas Berkurang
24 November 2020 , 12:27

JAKARTA – Emas Antam pada Selasa (24/11), anjlok sebesar Rp16.000 menjadi Rp961.000/gram. Begitu pula dengan buyback atau pembelian kembali emas Antam yang turut turun Rp17.000 ke Rp839.000/gram.
Sebelumnya, emas Antam pada Sabtu (21/11), menguat Rp4.000 menjadi Rp977.000/gram. Lalu, harga tak beranjak pada Senin (23/11) dan stabil di Rp977.000/gram.
Adapun titik tertinggi sepanjang masa emas Antam adalah di level Rp1.058.000/gram pada Rabu (19/8).
Harga emas Antam di Pegadaian hari ini masih belum ditampilkan. Sementara, harga emas cetakan UBS juga turun ke Rp931.000/gram.
Emas Antam yang anjlok berbanding lurus dengan emas global. Di pasar global, emas turun tajam hampir 2% pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB.
Emas tertekan data aktivitas bisnis AS yang lebih baik dari perkiraan. Juga, hasil uji coba vaksin covid-19 yang menjanjikan dan mendorong harapan akan pemulihan ekonomi lebih cepat.
Dikutip dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok US$34,6 atau 1,85% menjadi US$1.837,80 per ounce. Akhir pekan lalu (20/11), emas berjangka terangkat US$10,9 atau 0,59% menjadi US$1.872,40.
Emas berjangka tergelincir US$12,4 atau 0,66% menjadi US$1.861,50 pada Kamis (19/11), setelah jatuh US$11,2 atau 0,59% menjadi US$1.873,90 pada Rabu (18/11), dan turun US$2,7 atau 0,14% menjadi US$1.885,10 pada Selasa (17/11).
"Emas terpuruk di bawah level penting US$1.850 setelah rilis PMI AS yang luar biasa kuat. Tidak ada yang memperkirakan angka yang kuat, baik di sektor jasa maupun manufaktur," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dilansir Xinhua.
Data pada Senin (23/11) menunjukkan, aktivitas bisnis AS pada November berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun terakhir. Meningkatkan optimisme tentang kesehatan ekonomi AS di kalangan investor.
Data positif juga datang setelah AstraZeneca, produsen farmasi Inggris, yang menyatakan vaksinnya sekitar 90% efektif dan tanpa efek samping yang serius.
"Investor beralih kembali ke saham-saham karena fakta ketidakpastian berkurang sekarang daripada sebelumnya," ujar Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang keluar hari ini, membuat optimisme akan pemulihan yang lebih cepat daripada yang diperkirakan semula. Hal ini merusak daya tarik logam mulia emas, dan dolar naik terhadap saingannya.
Emas sendiri telah melonjak lebih dari 21% tahun ini, diuntungkan dari daya tariknya sebagai tempat berlindung yang aman terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
"Sementara kami memperkirakan emas akan bertahan ketika ekonomi global mulai menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan, penarik di belakang pasar belum sepenuhnya hilang," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 73 sen atau 3%, menjadi US$23,633 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$25,5 atau 2,66% dan menetap pada US$931,7 per ounce.
Sementara itu, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa kemungkinan emas akan berat kembali menuju US$2.000. Apalagi, kalau stimulus benar dikeluarkan.
"Kemungkinan emas berat menuju US$2.000 karena di tahun 2021 nanti emas diperkirakan bakal ke US$1.700," tutur Ibrahim kepada Validnews di Jakarta, Selasa. (Fitriana Monica Sari)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN