• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Uji Klinis Tahap 1 Vaksin Merah-Putih Medio 2021

Indonesia tidak boleh bergantung 100% pada vaksin impor
27 Januari 2021 , 20:58
Peneliti beraktivitas di ruang riset Vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset Vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto

JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengatakan, uji klinis tahap pertama Vaksin Merah Putih diprediksi dimulai pada pertengahan 2021. Ini mengingat bibit vaksin baru akan diserahkan pemerintah kepada PT Bio Farma sekitar Maret tahun ini.

"Kalau melihat perkembangan dari beberapa platform Vaksin Merah Putih, yang relatif paling cepat di tahap laboratorium sampai pengembangan bibit vaksin, paling cepat uji klinis tahap satu mungkin sekitar pertengahan tahun ini," kata Bambang, Rabu (27/1).

Bambang mengatakan, sebenarnya Kemenristek hanya memiliki kendali waktu sampai tahap penyerahan bibit vaksin. Tahap setelah itu sudah menjadi tugas dan fungsi Bio Farma, mulai dari purifikasi, scaling up bibit vaksin, uji praklinis, hingga akhirnya uji klinis.

Adapun bibit vaksin yang dimaksud adalah yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dengan platform subunit protein rekombinan. Pengembangan bibit vaksin ini disebut yang tercepat selesai di antara lima platform Vaksin Merah Putih lain.

Bambang menuturkan, vaksinasi memakai Vaksin Merah Putih mutlak diperlukan untuk kemandirian Indonesia terhadap vaksin covid-19. Sebab, populasi Indonesia sangat besar, sehingga pemerintah tidak bisa bergantung sepenuhnya pada vaksin impor.

"Indonesia itu tidak boleh bergantung 100% pada vaksin impor. Karena Indonesia bukan negara kecil, Indonesia penduduknya 270 juta. Jadi sangat tidak masuk akal kalau kita hanya bergantung pada vaksin impor," ungkap dia.

Selain itu, kemandirian vaksin juga diperlukan karena vaksinasi covid-19 merupakan program yang berkelanjutan. Atas dasar inilah, menurut Bambang, tidak menjadi soal Vaksin Merah Putih masih dikembangkan ketika program vaksinasi sudah dimulai saat ini.

"Menurut rencana Kemenkes, vaksinasi akan selesai 15 bulan. Kita harapkan Vaksin Merah Putih barangkali bisa berpartisipasi pada bagian akhir dari vaksinasi yang pertama ini," ucap Bambang.

Dia juga menegaskan bahwa daya tahan tubuh yang ditimbulkan vaksin covid-19 tidak akan bertahan selamanya. Ada kemungkinan perlu vaksinasi ulang atau booster. Vaksin Merah Putih dapat berperan pada tahap ini, sehingga tidak perlu bergantung impor ke depannya.

Impor vaksin yang dilakukan pemerintah saat ini semata merupakan langkah mendesak, di mana kekebalan komunitas atau herd immunity harus segera dibentuk. Keberlangsungan herd immunity inilah yang akan dijaga dengan kemandirian Vaksin Merah Putih.

"Jadi kita harus perhatikan itu bahwa vaksin ini bukan one time event, tetapi itu adalah continuous event," tegas Bambang.

Vaksinasi sebagai program berkelanjutan juga mengingat adanya potensi mutasi virus yang dapat mengganggu kinerja vaksin. Meskipun sampai saat ini berbagai penelitian menyebut bahwa belum ada mutasi yang mengganggu kinerja pada vaksin apa pun yang ada saat ini.

Artinya, tegas Bambang, mutasi virus memang benar-benar terjadi, di mana jenis atau tipe virus berubah. Namun, sampai saat ini, belum mengganggu area pengembangan vaksin. Kendati demikian, mutasi virus harus terus dipantau untuk mengantisipasinya.

"Vaksin ini adalah peristiwa yang akan terus berlanjut. Baik perlunya revaksinasi apabila daya tahan tubuh akibat vaksin mulai turun. Maupun perlunya barangkali modifikasi dari vaksin apabila virusnya bermutasi pada tingkat yang bisa mengganggu kinerja vaksin," imbuhnya.

Bambang menyebutkan pemerintah juga akan mengembangkan alat pengukur antibodi, baik sebelum maupun sesudah divaksin. Alat ini bertujuan untuk mengetahui kadar antibodi yang dibentuk vaksin, serta mengetahui sisa antibodi setelah misalnya 6-12 bulan divaksin.

"Kalau antibodinya tidak ada tentu harus ada revaksinasi atau booster. Itu hanya bisa diketahui kalau kita mengembangkan test kit itu. Itu yang sedang dikembangkan di lingkungan Kemenristek, terutama oleh LBM Eijkman bekerja sama dengan BPPT," urai dia. (Wandha Nur Hidayat)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Mobil Terbang Akan Siap Mengudara di 2022

  • 20 Februari 2021 , 08:21
Kultura

Berharap Makin Maraknya Pertunjukan Musik di 2021

  • 01 Februari 2021 , 09:38
Nasional

Puluhan Juta Vaksin AstraZeneca Akan Tiba Kuartal I 2021

  • 01 Februari 2021 , 08:09

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Penggugah Seni Tradisi Dari Kolong Rumah


  • Terbaru

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

3 Tips Sederhana Kelola Sampah Di Rumah
27 Februari 2021 , 17:48

Jika tidak punya kebun, berikan pupuk kompos dari sampah organik Anda ke tetangga atau menjualnya

KPK Sudah Sering Diminta Usut Indikasi Korupsi Di Sulsel
27 Februari 2021 , 17:35

Hari ini, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dicokok KPK

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

Moncer Akibat Tren ‘Gandrung’ Interior
26 Februari 2021 , 21:00

Dari tumpukan limbah furnitur, Woodsluck memulai geliat usaha

Mendamba Panggung Di Depan Mata
25 Februari 2021 , 21:00

Memindahkan pertunjukan seni offline ke online tak mudah, Pelaku dan penonton merasa ada yang hilang

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

Terlanda Kewarganegaraan Ganda
19 Februari 2021 , 21:00

Sistem pendataan tak mendukung rezim kewarganegaraan Indonesia

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.