• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks

Tubuh Sehat, Negara Kuat

Menjaga kesehatan dengan berolahraga nyatanya juga berdampak terhadap produktivitas yang tinggi.
09 Desember 2019 , 23:00
Warga menggunakan fasilitas olahraga di kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/4). Validnews/Agung Natanael.
Warga menggunakan fasilitas olahraga di kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/4). Validnews/Agung Natanael.

Oleh Sita Wardhani S., SE, MSc*

Mens sana in corpore sano adalah sebuah kalimat dalam bahasa latin yang berarti 'di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat'. Kalimat ini banyak digunakan dalam konteks olahraga dan pendidikan sebab, untuk mendapatkan tubuh yang sehat, tubuh perlu diajak untuk terus aktif dengan melakukan berbagai kegiatan, di antaranya melalui olahraga. Entah itu jalan kaki, berlari, bersepeda, hingga berenang, baik yang dapat dilakukan di dalam maupun luar ruangan dengan alat maupun tanpa alat, kegiatan fisik tersebut termasuk olahraga.

Sebuah studi yang dilakukkan oleh Paffenbarger, dkk. (1986) di Amerika Serikat menemukan bahwa aktivitas fisik secara reguler dapat meningkatkan usia harapan hidup. Bagi mereka yang terbiasa berolahraga yang membakar kalori rata-rata 2000 kkal per minggu, usia harapan hidup mereka dapat bertambah 1 hingga 2 tahun. Kondisi ini berlaku bahkan kepada mereka yang memiliki kecenderungan hipertensi, aktif merokok, memiliki permasalahan berat badan berlebih, atau memiliki orang tua yang meninggal pada usia muda.

Olahraga dapat meningkatkan kebugaran dan menambah usia harapan hidup. Bagi individu yang memiliki keterbatasan dalam bergerak, aktivitas yang membakar kalori hingga 500 kkal per minggu pun memberikan dampak positif terhadap usia harapan hidup. Warburton, dkk. (2006) pun bahkan sampai melakukan studi untuk mempelajari berbagai kegunaan aktivitas fisik dalam mencegah berbagai penyakit kronis serta kematian pada usia muda.

Dampak positif olahraga berhubungan dengan berbagai mekanisme biologi dalam tubuh yang berdampak terhadap penurunan resiko penyakit kronis serta kematian pada usia muda. Aktivitas fisik yang rutin dapat menghasilkan perbaikan komposisi tubuh melalui penurunan komposisi lemak di perut, perbaikan berat badan, hingga perbaikan kolesterol melalui peningkatan lemak baik (highdensity lipoprotein/HDL) dan penurunan rasio lemak jahat (low-density lipoprotein/LDL) terhadap HD. Selain itu, menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, hingga kekentalan darah juga berperan dalam perbaikan komposisi tubuh.

Perbaikan komposisi biologi dalam tubuh akibat olahraga memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh. Dengan demikian, penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan darah tinggi dapat dicegah. Tidak hanya itu, aktivitas fisik juga meningkatkan kesehatan mental/psikologis. Berbagai studi membuktikan bahwa, usai berolahraga, tubuh menghasilkan endorfin.

Endorfin merupakan hormon yang dapat memicu perasaan tenang dan bahagia yang katanya mirip dengan efek yang didapat seseorang yang mengonsumsi morfin/narkoba (Smitha Bhandari, 2018). Efek euforia/sangat bahagia yang dialami seseorang setelah berlari, misalnya, dikenal sebagai “runner’s high”, memberikan efek positif kepada pelari tersebut. Efek ini membuatnya merasa lebih bersemangat dengan pikiran yang dipenuhi energi positif dalam menjalani kehidupan. Efek seperti inilah yang membuat olahraga dapat menurunkan stres serta meningkatkan kepercayaan diri seseorang.

Indikator Kesehatan Tubuh

Salah satu tujuan berolahraga adalah mencapai berat badan ideal. Namun, pertanyaan yang kemudian muncul, berapakah berat badan ideal? Indikator yang paling lazim digunakan untuk mengetahui berat badan yang ideal Body Mass Index (BMI). BMI merupakan ukuran yang paling umum untuk melihat seberapa ideal berat badan seseorang. BMI didapatkan dengan mengukur tinggi badan serta berat badan. Terdapat empat kategori berat badan menurut ukuran BMI, dengan ukuran BMI 23–24,9 merupakan indikator berat badan ideal.

Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah risiko seseorang mengidap penyakit kronis adalah lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang terhadap panggul (LRPP). Kedua ukuran ini dapat melihat kondisi kelebihan lemak di perut atau dikenal sebagai obesitas sentral. Aktivitas fisik yang kurang ditambah pola makan yang tidak teratur dapat meningkatkan akumulasi lemak di bagian perut.

Obesitas sentral mengingatkan kita terhadap risiko terjadinya penyakit kronis. Mengacu kepada laporan WHO (2008), kriteria obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar pinggang adalah lingkar pinggang lebih besar dari 85 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan. Selain itu, indikator lainnya yang dapat digunakan adalah rasio lingkar pinggang terhadap panggul, dengan kriteria ideal dapat dilihat dalam infografik berikut.

Obesitas dan Gaya Hidup

Dalam kenyataannya, mengacu kepada laporan yang diterbitkan oleh Bappenas (2019), obesitas telah menjadi permasalahan yang serius. Pada  2018, tercatat 1 di antara 5 orang dewasa mengalami obesitas. Angka ini berlipat ganda dalam periode 10 tahun terakhir. Sulawesi Utara dan DKI Jakarta merupakan dua provinsi dengan tingkat obesitas tertinggi. Faktor utama penyebab obestias adalah gaya hidup serta pola makan yang tidak seimbang. Olahraga yang kurang serta konsumsi makanan tinggi garam dan gula menjadi faktor utama obesitas.

Ironisnya, penduduk semestinya dilihat sebagai salah satu modal utama bagi sebuah negara untuk berproduksi dan menciptakan pertumbuhan. Penduduk yang sehat menjadi modal untuk menciptakan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, kesehatan menjadi salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Lalu, apa upaya pemerintah untuk mendorong olahraga agar menjadi gaya hidup?

Jika melihat program pemerintah sebelumnya yang terdapat dalam dokumen Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015–2019, cara pemerintah pusat dalam membudayakan olahraga adalah melalui program olahraga bagi anak SD. Kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah senam kebugaran jasmani, optimalisasi waktu istirahat bermain, pengukuran kebugaran jasmani, serta pengukuran kadar gizi anak sekolah. Pengenalan aktivitas fisik sejak dini terhadap anak-anak penting, apalagi di era digital yang membuat anak-anak mengalami ketergantungan terhadap gawai atau permainan elektronik berteknologi tinggi. Akibatnya, aktivitas fisik mereka semakin terbatas.

Namun demikian, aktivitas fisik yang kurang bukan melulu menjadi permasalahan anak-anak. Manusia dewasa, khusunya yang tinggal di perkotaan, pun memiliki permasalahan dalam beraktivitas fisik. Rutinitas bekerja yang sebagian besar dilakukan di balik layar komputer, mobilitas yang mengandalkan mobil atau motor; sampai makanan dan belanjaan lainnya yang siap diantar hingga ke depan pintu rumah semakin mengurangi aktivitas dan mobilitas fisik seseorang.

Lihat saja pengalaman penulis ini. Jika berangkat ke kantor menggunakan kendaraan pribadi, kemudian membawa bekal makan siang sendiri dan tidak ada pertemuan di luar kantor, otomatis kegiatan sepanjang hari dilakukan di kantor. Kalau pun bergerak, hanya seputar kantor dan ke toilet. Alhasil, berdasarkan catatan jam pintar penulis, jumlah langkah kaki dalam sehari tidak sampai 2.000 langkah.

Namun, ketika penulis menggunakan kendaraan pribadi, dengan kegiatan yang sama, dalam sehari penulis bisa mencapai 4.000 langkah. Meski masih jauh di bawah anjuran, yaitu 10.000 langkah per hari, menggunakan kendaraan umum terbukti mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas ini tidak berat, namun cukup berdampak jika dilakukan setiap hari.

Memasyarakatkan Olahraga

Dahulu, pemerintah memiliki jargon “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”. Salah satu produk dari kebijakan ini adalah Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), sebuah gerakan senam nasional yang diperkenalkan di sekolah hingga di kantor, terutama kantor pemerintahan. Jumat menjadi hari melakukan aktivitas fisik berupa senam dan kegiatan membersihkan lingkungan, baik itu di sekolah negeri maupun kantor pemerintahan.

Jika program pemerinah pusat dalam mendorong aktivitas fisik lebih berfokus kepada anak SD, program yang  menyasar penduduk dewasa lebih banyak digaungkan oleh pemeritah daerah atau pihak swasta. Salah satunya adalah car free day/CFD. Salah satu tujuan CFD adalah menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Selain itu, tentunya penyediaan ruang publik bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di luar (outdoor activities) juga disasar program ini.  

Terbukti, dengan semakin banyaknya ruang terbuka dan kesempatan untuk beraktivitas di ruang terbuka, masyarakat pun terdorong melakukan aktivitas fisik. Pada akhir pekan, orang tua bersama anak dapat bercengkerama menikmati jalanan luas Jakarta yang sehari-hari dipadati kendaraan bermotor yang bergerak merayap dengan kecepatan di bawah 20 km/jam.

Tak ketinggalan, berbagai komunitas olahraga pun kini bermunculan. Salah satu yang cukup menjadi tren adalah komunitas lari. Berjalan dan berlari merupakan aktivitas fisik paling mudah dan murah. Tren lari ini tidak terbatas kepada berkumpul dan berlari bersama saja, tetapi juga mengikuti turnamen bersama hingga ke luar negeri. Ajang lari ini tidak hanya memberikan dampak positif kepada individu yang mengikutinya, tetapi juga memberikan peluang bagi pemerintah. Turnamen lari maraton, atau pun 5K, 10K, dan half marathon menjadi ajang bagi pemerintah untuk mendorong pariwisata daerah.

Berbagai Potensi Olahraga

Banyak peluang yang dapat tercipta dari berolahraga. Selain kebugaran jasmani yang menciptakan tenaga kerja sehat dan produktif, peluang ekonomi lain pun dapat muncul dari berolahraga. Industri apparel dan kelengkapan olahraga lainnya juga menjadi peluang bisnis. Salah satu atlet nasional yang berhasil membisniskan perlengkapan olahraga adalah pasangan peraih medali emas olimpiade, Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti.

Astec merupakan merek perlengkapan bulutangkis, kepanjangan dari Alan Susi Technology. Astek diproduksi PT Astindo Jaya Sport yang produknya telah dipasarkan ke berbagai negara, seperti Thailand, Swedia, Prancis, Malaysia, Singapura, Kanada, Swiss, Korea Selatan, hingga Bahrain.

Tidak hanya itu, prestasi membanggakan juga didapat dari Sinjaraga Santika Sport, sebuah produsen bola dari Majalengka. Jika tim sepak bola Indonesia belum berhasil menembus laga piala dunia, bola buatan Indonesia sudah berhasil berlaga di ajang piala dunia. Sinjaraga Santika Sport telah menjadi pemasok bola untuk laga piala dunia sepak bola sejak Piala Dunia 1998 di Prancis.

Selain peluang usaha, olahraga pun dapat menjadi sumber penghasilan. Atlet adalah sebuah profesi. Untuk menjadi seorang atlet yang hebat, diperlukan investasi waktu berupa latihan dan kerja keras sejak dini. Berbagai cerita mengenai kesuksesan atlet berisi konsistensi dan dedikasi waktu untuk berlatih. Semakin dini usia seorang atlet memulai kariernya, semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengasah keterampilan dalam sebuah cabang olahraga.

Pemerintah memiliki Sekolah Ragunan sebagai sekolah yang bertujuan untuk mencetak atlet dengan tidak melupakan pendidikan formal. Sekolah Ragunan menerima putra/putri Indonesia dari berbagai daerah. Selain Sekolah Ragunan, terdapat berbagai klub olahraga, baik di tingkat daerah maupun provinsi, yang bertujuan menciptakan atlet berprestasi, tidak hanya di kejuaran nasional, tetapi juga internasional.

Pemerintah masih memiliki segudang PR dalam hal prestasi olahraga. Beberapa cabang olahraga yang masih menjadi andalan dalam berbagai turnamen tingkat dunia sejak dulu adalah bulu tangkis. Namun demikian, ada beberapa cabang olahraga individu yang juga telah membuat lagu "Indonesia Raya" berkumandang, seperti panjat tebing, lari, taekwondo, hingga panahan.

Menjaga kesehatan dengan olahraga penting sebab tubuh sehat menandakan jiwa kuat yang akan berdampak terhadap produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mendorong masyarakat agar menjaga kesehatan. Di sisi lain, olahraga bukan saja permasalahan individu. Olahraga dapat mendorong seseorang untuk berprestasi mengharumkan nama bangsa dan menciptakan peluang ekonomi yang tentunya juga akan menguatkan ekonomi negara.

Jangan lupa juga, saat ini salah satu permasalahan terbesar di Indonesia adalah masih sulitnya pelayanan kesehatan dijangkau seluruh kalangan masyarakat. Memang, pemerintah telah menyediakan asuransi yang terjangkau untuk masyarakat. Namun, bukankah akan lebih menghemat anggaran jika masyarakat Indonesia sehat?

*Pengajar FEB UI dan Peneliti Utama Visi Teliti Saksama

Referensi

Bappenas. (2019). Roadmap of SDGs of Indonesia: A Highlight. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Ralph S. Paffenbarger, J. M., DR.P.H., R. H., Alvin L. Wing, M., & Chung-cheng Hsieh, S. (1986). Physical Activity, All-Cause Mortality, and Longevity of College Alumni. The New England Journal of Medicine, 605-613.

Smitha Bhandari, M. (2018, February 21). exercise and depression. Retrieved from webmd.com: https://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression##1

Warburton, D. E., Nicol, C. W., & Bredin, S. S. (2006). Health benefits of physical activity: the evidence. Canadian MEdical Association Journal, 801-809.

WHO. (2008). Waist Curcumference and Waist-Hip-Ratio. Geneva: World Health Organization.

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Membawa Ulos Lebih Dekat Dengan Anak Muda

  • 09 April 2021 , 13:44
Nasional

Kapolri Cabut Surat Telegram Aturan Peliputan

  • 06 April 2021 , 19:51
Kultura

Melihat Terapi Ruqyah Untuk LGBT

  • 03 April 2021 , 16:17

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Napas Panjang Ahli Pemberdayaan


  • Terbaru

BI Fast Payment Akan Diresmikan Desember 2021
14 April 2021 , 21:00

Saat ini masih dalam pengembangan

Tips Mengisi Kolom Summary Di LinkedIn
14 April 2021 , 21:00

Kesan pertama sangat penting

Kemenpora Kaji Penonton Terbatas di Stadion
14 April 2021 , 20:57

Kajian untuk pertandingan sepakbola. Bentuk pola baru penonton sepakbola

Bisnis Horeka Dan Asa Yang Tersisa
13 April 2021 , 19:02

Pelarangan mudik berkonsekuensi membuat okupansi hotel di daerah dan pertumbuhan ekonomi akan berada di level yang sangat rendah

Lara Berlanjut Sang Penyintas
12 April 2021 , 21:00

Penyintas covid-19 dirundung pelbagai hal. Ada stigma, hingga keluhan yang memakan biaya

Pemuda dan Bujukan ‘Surga’
10 April 2021 , 18:00

Perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan laki-laki sehingga lebih mudah direkrut oleh kelompok ekstremis

PELUANG USAHA

Masih Ada Sinar Jadi Tukang Gambar
09 April 2021 , 21:00

Profesi ‘Tukang Gambar’ handmade pada era download dan repost masih punya peluang besar. Banyak orang yang mulai kembali melirik manual illustration, sejak 2017 hingga saat ini

Pencegahan Menyusut, Teror Berlanjut
08 April 2021 , 21:00

Program deradikalisasi mantan napi terorisme di luar lapas, tak sebaik yang dilakukan di dalam lapas. Padahal, BNPT sendiri kewalahan untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui internet

Menjaga Yang Pernah Tersesat Dengan Pundi Kuat
06 April 2021 , 21:00

Kesulitan ekonomi kerap menggiring mantan narapidana teroris (napiter) untuk kembali ke jalan yang salah

Tugas Berat Di Tanah Pusara
05 April 2021 , 21:00

Penggali kubur sering kali menjadi pelampiasan emosi keluarga jenazah covid-19

  • Fokus
  • Paradigma

SENI & BUDAYA

Ledekan Dalam Lawakan
07 April 2021 , 15:38

Setiap orang punya keunikan masing-masing yang bisa digali dan menjadi materi roasting.

Mengerek Harga Pantas Atas Karbon Indonesia
29 Maret 2021 , 19:05

Perdagangan karbon jelas dapat mendukung kelestarian hutan Indonesia

SENI & BUDAYA

Mengapa K-Pop Begitu Mendunia?
26 Maret 2021 , 17:00

Meski masih banyak yang tak suka dengan keberadaannya, musik dan aneka hiburan yang ditawarkan berbagai kelompok vokal asal Korea Selatan ini terbukti punya pengaruh besar di ranah internasional.

Teten: Perlu Keterlibatan KUMKM Dalam Industri Otomotif
13 April 2021 , 11:35

Pemangku kepentingan terkait diajak duduk bersama Kemenkop UKM untuk merumuskan model bisnis baru industri otomotif dengan keterlibatan KUMKM

Fokus Ke Asia, Michelin Tingkatkan Kapasitas Produksi 22%
10 April 2021 , 11:00

Pasar Asia berkontrubusi 18% dari total serapan kapasitas produksi Michelin

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.