• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Opini

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit
18 Februari 2021 , 19:00
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau vaksinasi COVID-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi COVID-19 tahap kedua yang diberikan untuk pekerja publik dan lansia itu dimulai dari pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau vaksinasi COVID-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi COVID-19 tahap kedua yang diberikan untuk pekerja publik dan lansia itu dimulai dari pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A

Oleh Mohammad Widyar Rahman*)

Program vaksinasi covid-19 yang diperuntukkan bagi garda terdepan dengan risiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik, telah memasuki tahap kedua penyuntikan. Pemerintah pun  terus berupaya menyosialisasikan program vaksinasi dengan beragam cara.

Logis, jika program ini terus ditingkatkan. Berdasarkan update vaksinasi covid-19 di Indonesia per 9 Februari 2021 (Kemenkes, 2021), sasaran vaksinasi tenaga kesehatan mencapai 1,46 juta orang.

Dalam hal ini, cakupan vaksinasi tahap I mencapai 57,55% dan tahap II mencapai 15,07%. Jumlah ini merupakan bagian dari total sasaran vaksinasi yang mencapai 181,55 juta orang secara nasional. 

Penerapan vaksinasi yang kini dilakukan guna mencapai herd immunity bukan perkara mudah. Juga, bukan hal yang bisa dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Pencapaian herd immunity membutuhkan kesadaran kolektif semua pihak, terutama di tengah masyarakat, agar pandemi dapat terkendali.

Tantangannya, sebagian masyarakat Indonesia dihadapkan pada masih kentalnya kepercayaan yang bersifat turun temurun, norma dan nilai-nilai yang dianut, serta jaringan sosial yang dipandang sebagai suatu saluran untuk mengalirnya informasi.

Asumsi tradisional yang dianut dan diyakini, sangat berperan di tengah masyarakat. Padahal, orang tua/para pendahulunya boleh jadi menderita kekurangan informasi dan akses terhadap fakta sehingga memperoleh informasi yang salah. Dengan kata lain, mereka tidak memiliki pemahaman yang lengkap tentang vaksinasi.

Mirisnya, kondisi tersebut telah berlangsung dalam waktu yang lama dan dapat menjadi penularan perilaku. Oleh sebab itu, seberapa baik dan benarnya informasi yang diterima masyarakat saat ini menjadi penting.

Artinya, kualitas informasi yang diterima masyarakat akan memengaruhi tingkat kepercayaan, pengetahuan, dan sikap setiap individu, yang kemudian dapat membangun persepsi guna memberikan penularan perilaku baik di masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana persepsi masyarakat terhadap program vaksinasi covid-19?

Hasil Survei
Pada 28 Januari–8 Februari 2021, Visi Teliti Saksama mengadakan survei online yang ditujukan kepada masyarakat pada rentang usia 18—59 tahun untuk menggali persepsi masyarakat terhadap program vaksinasi covid-19. Terhitung, terdapat 909 responden yang mengikuti survei ini.

Hasil profil responden menunjukkan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, yakni dengan persentase sebesar 79,4%. Sementara itu, responden berjenis kelamin perempuan hanya sejumlah 20,6%.

Dilihat dari usia, berdasarkan pengelompokkan usia yang dilakukan, sebagian besar berada pada rentang usia 24—40 tahun, yakni sebesar 52,6%. Disusul rentang usia 18—23 tahun (41,4%) dan sisanya berada pada rentang usia 41—59 tahun (6,1%).  

Kemudian, dilihat dari domisili, sebagian besar berada di luar Jabodetabek, yakni sebanyak 57.3%. Sisanya, sebesar 42,7% responden berasal dari Jabodetabek.

Sementara itu, untuk sebaran tingkat pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA/sederajat sebanyak 51,3% dan pendidikan diploma/S1 sebanyak 37,3%.

Dalam survei ini, aspek persepsi yang menjadi tolok ukur adalah tingkat kepercayaan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap responden terhadap program vaksinasi covid-19. Selain itu, kami juga menggali sumber informasi yang telah mereka peroleh selama ini, terkait vaksinasi covid-19.

Hasilnya, dari total responden yang telah mengikuti survei ini, tingkat kepercayaan responden terhadap program vaksinasi covid-19 ini sangat tinggi. Hasil klasifikasi tingkat kepercayaan menunjukkan bahwa sebanyak 77% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap penerapan vaksinasi covid-19. Meski masih ada sekitar 7,5% responden yang tidak yakin terhadap vaksinasi covid-19.

Apabila dilihat dari tingkat pengetahuan, sebanyak 98,7% telah mengetahui program vaksinasi yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari tingkat pengetahuan mereka terkait pentingnya protokol kesehatan 3M meskipun telah divaksin (95,2%), tingkat keamanan vaksin (86%), cara pemberian vaksin (98,8%), dan manfaat pentingnya vaksinasi di suatu daerah (88,6%).

Ketika ditanyakan terkait merek vaksin yang digunakan di Indonesia, sebanyak 52,8% responden menjawab tidak tahu. Namun, sebagian besar responden (86,1%) mengetahui bahwa merek vaksin yang sedang digunakan saat ini adalah Sinovac.

Survei ini pun menggali informasi terkait pengalaman responden. Disimpulkan, sebanyak 77,7% responden pernah mengikuti vaksinasi umum untuk penyakit lain, misalnya polio, campak, BCG, cacar, dan lain-lain. Namun, hanya ada 13,3% yang telah mengikuti vaksinasi covid-19. Malahan, sebanyak 3,19% dari 13,3% responden tersebut belum pernah mengikuti vaksinasi umum untuk penyakit lainnya.  

Lebih lanjut, dalam kaitannya dengan sikap, survei ini menggali informasi terkait kesediaan responden untuk mengikuti vaksinasi covid-19. Hasilnya, sebanyak 81,2% responden bersedia untuk mengikuti vaksinasi covid-19 dan hanya 18,8% yang menolaknya. Ketika ditanya kesediaan untuk divaksin secara spesifik menggunakan Sinovac sebagaimana saat ini sedang dilaksanakan, responden yang menolak sedikit meningkat menjadi 21,3%.

Meski ada sedikit peningkatan penolakan, sebagian besar (70,6%) responden menilai Sinovac berada di antara kategori cukup baik hingga sangat baik. Lagi pula, dari 78,3% responden yang bersedia mengikuti vaksinasi dari pemerintah beralasan bahwa vaksinasi dapat mencegah tubuh terinfeksi covid-19 (74,7%), mencegah penularan covid-19 (65,6%), dan melindungi orang di sekitar dari covid-19 (58,6%).

Bahkan, jika harus mengikuti vaksinasi mandiri, dari 78,3% responden ini, hampir setengahnya bersedia untuk mengikuti vaksinasi mandiri.

Uji Korelasi
Berdasarkan hasil survei tersebut, penelitian ini juga mencoba menggali lebih dalam terkait hubungan antara tingkat kepercayaan, pengetahuan, dan pengalaman, terhadap sikap responden untuk mengikuti vaksinasi covid-19.

Dalam hal ini, tingkat kepercayaan, pengetahuan, dan pengalaman diklasifikasi ke dalam tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian, dari hasil klasifikasi tersebut dilakukan uji korelasi dengan sikap responden untuk mengikuti program vaksinasi covid-19.

Hasil uji korelasi antara tingkat kepercayaan dan sikap responden untuk mengikuti program vaksinasi covid-19 ini, memperlihatkan adanya hubungan yang siginifikan antara tingkat kepercayaan dan sikap responden tersebut, X²(2, N=909) = 285,231; 0,000 < 0,05. Artinya, tingkat kepercayaan menentukan tingkat kesediaan responden untuk mengikuti vaksinasi covid-19.

Untuk hubungan antara pengetahuan dan sikap, hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan dan sikap responden untuk mengikuti program vaksinasi covid-19, memperlihatkan adanya hubungan yang siginifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap responden tersebut, X²(2, N=909) = 186,229; 0,000 < 0,05. Artinya, tingkat pengetahuan menentukan tingkat kesediaan responden untuk mengikuti vaksinasi covid-19 ini.    

Kemudian, dilihat dari hubungannya dengan pengalaman, hasil uji korelasi antara tingkat pengalaman dan sikap responden untuk mengikuti program vaksinasi covid-19 memperlihatkan adanya hubungan yang siginifikan antara tingkat pengalaman dan sikap responden tersebut, X²(2, N=909) = 28,435; 0,000 < 0,05. Dengan kata lain, tingkat pengalaman menentukan tingkat kesediaan responden untuk mengikuti vaksinasi covid-19 ini.

Adapun batasan dari survei ini dalam menunjukkan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan secara umum atau generalisasi. Pada dasarnya, kami sebagai pelaksana survei berharap, survei ini dapat menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan. Utamanya, terkait penerapan program vaksinasi covid-19 dalam upaya untuk mencapai kekebalan secara sosial.   

*) Peneliti Visi Teliti Saksama

Referensi:
Tim Riset Visi Teliti Saksama. 2021. Laporan Riset: Analisis Statistik Survei Persepsi Vaksin Covid-19. Unpublished Report, Visi Teliti Saksama.

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Tingkat Kesopanan Netizen Indonesia Terendah Di Asia Tenggara

  • 25 Februari 2021 , 20:30
Nasional

Pemerintah Harus Lebih Gencar Sosialisasi Vaksin Covid-19

  • 22 Februari 2021 , 10:16
Nasional

Dua Jalur Lansia Terima Vaksin Covid-19

  • 20 Februari 2021 , 12:34

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Penggugah Seni Tradisi Dari Kolong Rumah


  • Terbaru

UMKM Semakin Dimudahkan Lewat PP Turunan UU Ciptaker
25 Februari 2021 , 21:00

Pelaku UMKM akan mendapat jatah 30% ruang pameran produk di infrastruktur publik seperti bandara, rest area, dan stasiun kereta

Elzatta Luncurkan Koleksi Scarf Terinspirasi Keindahan Kota Di Indonesia
25 Februari 2021 , 21:00

Ada 38 desain kota yang dirilis Elzatta

Tingkat Pelaporan Penggunaan Dana BOS Diklaim Meningkat
25 Februari 2021 , 20:59

Sekolah-sekolah yang masih kesulitan akses internet diharap dapat meminta dinas pendidikan setempat untuk memfasilitasi mereka

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

Terlanda Kewarganegaraan Ganda
19 Februari 2021 , 21:00

Sistem pendataan tak mendukung rezim kewarganegaraan Indonesia

Perkawinan Campur dan Dilema Bagi Anak
18 Februari 2021 , 21:00

Banyak konsekuensi perkawinan campur berimbas ke anak, tak dipahami warga

Gembosnya Bisnis Indekos
16 Februari 2021 , 21:00

Banyak usaha indekos yang terpaksa tutup

Bisnis Jamu Masih Memikat
15 Februari 2021 , 21:00

Dengan sejumlah inovasi dan branding, jamu sebagai ramuan berkhasiat masih bisa tetap eksis dan banyak peminat

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.