- Ekonomi
Terbelit Tiga Masalah Klasik, UMKM Didorong Bentuk Koperasi
05 Desember 2020 , 09:12

KUNINGAN – Hingga kini, tiga masalah klasik masih terus membelit UMKM, mulai dari permodalan, perizinan usaha hingga logistik. Guna mengatasi masalah klasik dan memperbesar skala usaha, UMKM pun didorong untuk bergabung dalam wadah koperasi.
"Kalau mereka mengurus usahanya sendiri-sendiri, maka akan susah dan tidak mendapatkan skala keekonomian," ujar Sekretaris Kemenkop-UKM Rully Indrawan saat berkunjung ke Kuningan, Jawa Barat, melalui siaran pers, Jumat (4/12).
Penilaiannya, koperasi berperan penting saat ini karena sudah menjadi agregator bagi pelaku usaha. Lewat pembentukan koperasi, para pelaku UMKM bisa lebih fokus dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.
"Koperasi yang akan mengurus permodalan, pemasaran produk, sampai menyiapkan bahan baku," imbuhnya.
Ia mencontohkan, terdapat sekitar 140 potensi objek wisata yang ada di Kuningan, Jawa Barat yang sebagian besar merupakan wisata alam. Para UMKM bisa berkelompok untuk memproduksi produk-produk unik di wilayah destinasi wisata tersebut, untuk menyediakan kebutuhan wisatawan berupa kuliner dan oleh-oleh.
Rully juga mendorong pemda untuk memperkuat ekosistem usaha antara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif. Harapannya pemda dapat melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada UMKM, khususnya di sektor pariwisata.
Sebelum pandemi melanda, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan negara. Namun, pandemi membuat banyak destinasi wisata di Indonesia lumpuh tak bergerak.
"Oleh karena itu, sektor pariwisata harus bangkit kembali di era kenormalan baru saat ini dengan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan" tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda mengatakan, pihaknya terus fokus untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pemulihan ekonomi Kuningan melalui UMKM dan ekonomi Kreatif.
"Harus ada kolaborasi antara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif untuk memulihkan perekonomian Kuningan," ucapnya.
Bagi Ridho, keberadaan UMKM melekat erat dengan sektor pariwisata, termasuk dalam membangun citra. Hanya saja, diakui masih ada kendala yang membelenggu pelaku UMKM di Kuningan. Diantaranya, pelaku UMKM masih mengambil bahan baku dari daerah lain.
Selain itu, pemasaran produk juga terhambat dengan pemberlakuan PSBB di banyak daerah yang menjadi target pasar. "Namun, UMKM harus tetap jalan agar ekonomi wilayah tetap bergerak," tegasnya.
Ke depan, Ridho berharap kebijakan perizinan usaha dari pemerintah pusat bisa dilakukan dalam layanan satu pintu. Tujuannya agar lebih cepat dan tidak membingungkan masyarakat.
"Saya juga berharap produk asal Kuningan bisa mendunia. Salah satunya, Tape Ember," ujarnya. (Khairul Kahfi)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN