- Ekonomi
Skor Ketahanan Energi Indonesia Masuk Kategori Tahan
17 Juli 2020 , 14:54

JAKARTA – Dewan Energi Nasional (DEN) menyebutkan Indonesia masuk kategori ‘tahan’ dalam penilaian ketahanan energi dengan skor 6,44.
Menurutnya, hasil tersebut menunjukkan, perkembangan indeks ketahanan energi Indonesia cenderung naik dan menuju ke tingkat kondisi yang sangat tahan.
“Dari tahun ke tahun skor ketahanan energi ini terus meningkat dari tahun 2015 (6,16), tahun 2016 (6,38), tahun 2017 (6,40), dan tahun 2018 (6,44),” sebut Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (17/7).
Ia menjelaskan penilaian indikator ini berdasarkan empat aspek utama, yaitu availability (ketersediaan), accessibility (kemudahan), affordability (jangkauan) dan acceptability (penerimaan).
Selain itu, juga mempertimbangkan jenis energi yang digunakan publik, infrastruktur, tingkat pemanfaatan energi dan lingkungan hidup
Djoko mengungkapkan, indeks ketahanan energi diukur menggunakan metode berbasis analytical hierarchy process (AHP).
“Ada beberapa metode dalam mengukur indeks ketahanan energi. Salah satu yang digunakan adalah AHP melalui software expert choice berdasarkan masukan dari para ahli energi,” jelasnya.
Dalam skala tersebut menunjukkan nilai 8–10 merupakan tingkat kondisi sangat tahan, nilai 6-7,99 tingkat kondisi tahan, nilai 4–5,99 kondisi kurang tahan. Sementara, untuk rentan tahan berada di angka 2–3,99 dan sangat rentan di angka 0–1,99
Djoko mengatakan, hasil penilaian tersebut dapat dijadikan referensi pemerintah dalam mengidentifikasi arah perubahan kebijakan energi, penyebab berbagai permasalahan yang menjadi penghambat penyediaan energi nasional, dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian ketahanan energi Indonesia. Serta pencapaian target dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Di sisi lain, Djoko mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kelebihan suplai energi, sejak kasus covid-19 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Dalam masa pandemi sejak Maret 2020 sudah hampir 6 bulan dari segi suplai kita berlimpah. Bahkan kita kelebihan solar misalnya. Karena orang semua di rumah tidak bekerja, kita (waktu itu) khawatir distribusinya,” terang Djoko.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui badan usaha yang ditunjuk tetap membuka layanan SPBU dan LPG. Konsep pelayanan bahkan dilakukan melalui online.
“Saya pikir kebijakan ini dilakukan di seluruh di dunia, bahwa yang tetap buka adalah SPBU. Di Indonesia sendiri LPG juga tetap buka. Bahkan kita bisa masuk lewat layanan online, problem distribusi sudah bisa kita atasi,” tukasnya.
Ia pun mengakui keberadaan pandemi covid-19 justru membuat ketahanan energi Indonesia semakin membaik. Lantaran selama pandemi berlangsung, pasokan maupun distribusi energi tidak mengalami kendala besar, alias masih bisa ditangani. Bahkan kondisi ketahanan energi Indonesia menjadi lebih baik
Sementara itu, terkait penyediaan infrastruktur, Djoko menyebut bahwa pemerintah masih tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur energi. Dimana anggaran subsidi untuk energi tidak berubah, meski sebagian anggaran kementerian dan lembaga dialihkan untuk menangani dampak pandemi covid-19.
“Pengalihan anggaran untuk covid-19 diperuntukkan yang non fundamental. Kita fokus (dipotong) adalah rapat-rapat dan perjalanan dinas karena bisa diganti secara virtual,” tuturnya.
Sebagai tambahan, untuk menjamin ketersediaan energi, Pemerintah telah memberikan bantuan keringanan tagihan listrik kepada pelanggan rumah tangga dan bisnis 450 VA dan sebagian 900 VA selama enam bulan. Sementara dari segi industri, pemerintah telah memberikan stimulus dengan menetapkan harga gas industri di tujuh manufaktur berbasis gas maksimal sebesar US$6 per MMBTU.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan, pasokan energi yang berlebih saat ini akan diprioritaskan untuk disalurkan pada empat sektor yakni transportasi, listrik, rumah tangga, dan industri.
“Di masa pandemi, jaminan akses suplai energi harus tetap terjaga, misalnya transportasi, listrik, dan rumah tangga seperti kebutuhan energi untuk memasak. Masyarakat harus bisa mendapatkan itu,” ujarnya.
Selanjutnya, sektor industri dikatakan Djoko juga ikut diprioritaskan untuk menjamin keberlangsungan sektor yang mampu serap ribuan tenaga kerja. Ia berharap semua industri dapat tetap beroperasi pada masa pandemi saat ini. (Zsazya Senorita)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN