• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

MERAJUT ASA TEKSTIL NUSANTARA

Semakin Tumbuh, Produk Kulit dan Sepatu Jadi Andalan Ekspor

Pada 2016, alas kaki asal Indonesia mampu menguasai 3,7% pasar internasional dengan nilai mencapai US$4,52 miliar
04 Mei 2018 , 22:00
Ilustrasi pengerajin alas kaki. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ilustrasi pengerajin alas kaki. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

JAKARTA – Bertahan dalam persaingan di pasar dunia, ekspor produk kulit, barang jadi kulit dan alas kaki Indonesia berhasil menanjak sebanyak 6,53% pada 2017. Nilainya mencapai US$5,36 miliar, tumbuh dibanding tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai angka US$5,01 miliar.

Secara makro pertumbuhan industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki berada di atas rerata pertumbuhan ekonomi nasional, sektor ini tumbuh sebesar 8,51% di tahun 2016.

“Kenaikan ini jelas memberikan harapan besar bagi para pelaku industri alas kaki dan barang dari kulit, sekaligus menunjukkan industri ini memiliki kekuatan daya saing di atas rata-rata dunia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih, seperti dilansir Antara, Jumat (4/5).

Gati menambahkan, kinerja ekspor Indonesia juga melebihi pertumbuhan nilai ekspor dunia yang hanya sebesar 0,19%.

Pertumbuhan industri alas kaki di Indonesia saat ini memang sedang berkembang pesat. IKM alas kaki mencapai kurang lebih 32.562 unit dan berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 113.907 orang.

Tidak hanya menyasar pasar ekspor, sepanjang periode 2012-2016 juga terjadi peningkatan signifikan terhadap konsumsi perkapita masyarakat Indonesia terhadap alas kaki. Dari yang semula hanya 1,8 pasang menjadi 3,3 pasang per tahun.

"Potret pasar saat ini memperlihatkan rata-rata kebutuhan sepatu orang Indonesia lebih dari tiga pasang per tahun. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tingkat daya beli, di masa mendatang konsumsi alas kaki ini juga akan meningkat,” jelas Gati.

 

 

Data dari Kementerian Perindustrian, industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki masuk sebagai 10 komoditas dengan nilai ekspor terbesar. Sektor ini pun mampu meningkatkan besaran kontribusinya dari tahun ke tahun.

Secara rinci, di 2012 nilai ekspor sektor ini hanya sebesar US$3,86 miliar. Tahun selanjutnya, naik sebanyak 36% menjadi US$4,22 miliar. Pada 2014, juga terjadi peningkatan tipis menjadi US$4,46 miliar, dan mencapai angka US$4,85 miliar di 2015.

Puncaknya, 2016 industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki mampu menembus angka US$5,01 miliar, dan kembali menanjak di 2017 hingga mencapai US$5,36 miliar.

Dilihat dari kontribusinya, sektor ini telah menyumbang PDB nasional sebesar 1,56% pada 2016 dari sektor non migas.

 

Baca Juga:

  • Unik dan Menarik, Alas Kaki Bali Diminati Pasar Luar Negeri
  • Meski Turun Tajam, Alas Kaki Tetap Jadi Jawara Ekspor Banten
  • MENDORONG DAYA SAING PRODUK ALAS KAKI INDONESIA

Data dari World Footwear Yearbook Snapshot 2016, Asia mendominasi 87% produksi alas kaki dunia yang totalnya mencapai 23 miliar pasang. Secara khusus, Indonesia duduk diperingkat ke enam dengan menguasai pangsa pasar sebesar 3,1% dengan nilai ekspor pada 2015 mencapai US$3,97 miliar.

Di tahun berikutnya, yakni di 2016, berdasarkan World Footwear Yearbook Snapshot 2017, Indonesia mampu mempertahankan posisinya di urutan ke enam dengan peningkatan nilai dan pangsa pasarnya. Pada 2016, alas kaki asal Indonesia mampu menjangkau pasar internasional sebanyak 3,7%, nilainya pun mencapai US$4,52 miliar.

Dalam industri alas kaki ini, China membuktikan kekuatannya sebagai juara dari tahun ke tahun. Pada 2015, negeri tirai bambu ini menjadi raja alas kaki dunia dengan menempati posisi puncak. Pangsa pasarnya mencapai 40,3% dengan nilai ekspor sebesar US$51,19 miliar.

Mempertahankan predikatnya, di 2016 China juga masih menduduki peringkat pertama dengan nilai ekspor sebanyak US$44,88 miliar dan pangsa pasar mencapai 36,7%. Meskipun masih bisa bertahan di peringkat pertama, posisi China dibayangi oleh Vietnam yang hadir sebagai pesaing ketat dan mampu menurunkan nilai ekspor dan pangsa pasar China. Nilai ekspor Vietnam sebesar US$15,34 miliar dan menguasai 12,5% pasar internasional.

“Kondisi persaingan global saat ini semakin terbuka, sehingga industri dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya, baik melalui peningkatan kualitas ataupun standar produk yang dipersyaratkan oleh para pembeli. Ini juga harus didukung dengan sistem manajemen produksi yang efisien,” ucap Gati.

Ke depannya, Gati juga berharap produk Indonesia akan terus dapat bersaing dikancah pasar global. (Shanies Tri Pinasthi)

 

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Bijak Pilih Camilan Sehat Untuk Anak

  • 27 Januari 2021 , 09:09
Ekonomi

BEI Luncurkan Produk dan Skema Baru Layanan Data

  • 22 Januari 2021 , 18:15
Nasional

Vaksin Mandiri Salahi Prinsip Kesetaraan dan Keadilan

  • 22 Januari 2021 , 14:58

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Tak Kandas Berteman Kanvas


  • Terbaru

Gabungan Bank Syariah Himbara Kantongi Izin OJK
27 Januari 2021 , 21:00

Jika seluruh proses akhir berjalan sesuai rencana, merger tiga bank syariah milik Himbara akan efektif pada Senin, 1 Februari 2021

Uji Klinis Tahap 1 Vaksin Merah-Putih Medio 2021
27 Januari 2021 , 20:58

Indonesia tidak boleh bergantung 100% pada vaksin impor

Netflix Akan Luncurkan Film Tentang Formula 1
27 Januari 2021 , 20:47

Dibintangi Robert De Niro dan John Boyega

Awas Aksi Tipu-tipu Bermodus Seksualitas
26 Januari 2021 , 21:00

Minimnya edukasi penggunaan internet yang aman menjadi masalah fundamental

Menyiasati Kesempatan Kala Pembatasan
25 Januari 2021 , 21:00

Kursus daring kian diminati. Biaya dan penyajian jadi perhatian

Menjaga Asa Tanpa Laga
23 Januari 2021 , 18:00

Pandemi membuat suporter tidak lagi bisa memenuhi tribun stadion. Hanya kecintaan terhadap tim kesayanganlah yang membuat mereka tetap bertahan, meski tanpa kepastian

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

  • Fokus
  • Paradigma

Ragam Petaka Dan Citra Aviasi Indonesia
26 Januari 2021 , 13:00

Di Indonesia, tercatat ada 104 kecelakaan pesawat sipil dengan lebih dari 2.000 korban jiwa sejak 1945 .

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.