- Megapolitan
Sang Raja Singa dan Kontroversi Singa Tidur
18 Juli 2019 , 19:08

Oleh Irna Gayatri*
Seisi studio mulai hening saat layar bioskop menampilkan pemandangan yang familier, matahari terbit, diikuti dengan teriakan paling khas dari lagu “The Circle of Life”. Kali ini, dalam wujud yang lebih realistis, kemunculan para penghuni sabana Afrika yang telah puluhan tahun hidup dalam kenangan membangkitkan perasaan melankolis. Nostalgia akan salah satu film animasi terbaik produksi Disney ini memang menggelora.
Bicara soal The Lion King, tentu tak lepas dari lagu-lagu indah di dalamnya yang membuat film ini meraih piala Oscar dalam kategori Best Original Score dan Best Original Song untuk lagu “Can You Feel the Love Tonight” ciptaan Elton John. Lagu yang menggambarkan suasana ketika dua orang jatuh cinta ini juga membuat banyak orang jatuh cinta. Lagu lainnya, “The Circle of Life” dan “Hakuna Matata”, juga akan selalu membangkitkan kenangan bahagia menyaksikan imajinasi yang megah dan aksi yang jenaka.
Ada satu lagu lainnya yang mungkin bagi banyak orang tak kalah identik dengan The Lion King. Timon dan Pumba menyanyikan lagu ini dalam perjalanan santai mereka di hutan rimba Afrika tidak jauh dari Pride Lands. “The Lion Sleeps Tonight” dinyanyikan tidak sampai satu menit, namun dampaknya jauh lebih besar dari pada beberapa detik yang ditampilkan.
Itu bukan pertama kalinya lagu ini dinyanyikan di dunia. Pete Seeger membawa “Wimoweh” ke Amerika Serikat pada 1952, memperkenalkannya sebagai folk song atau lagu daerah yang berasal dari Afrika Selatan. Namun, perjalanan sesungguhnya dimulai jauh lebih awal dari itu.
“Mbube” dan Solomon Linda
Nama Solomon Linda tidak lebih familier dari lagu ciptaannya yang dieksploitasi perusahaan sebesar Disney dalam The Lion King dan jenis pertunjukan lainnya. Rian Malan, jurnalis RollingStone warga negara Afrika Selatan, terpukau sekaligus terpukul akan penemuan besar yang didapatkannya terkait lagu “The Lion Sleeps Tonight”. Malan terpukul dengan kenyataan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui soal Solomon Linda sampai 1999.
Ia membuka reportasenya yang ditulis pada 2000 sambil mendongeng tentang seorang Solomon Linda yang pada zaman dahulu menemukan lima belas nada yang dikenal sampai sekarang. Namun, Linda bukan legenda, bukan pula bagian dari cerita rakyat. Musiknya yang dengan mudahnya diakui sebagai lagu rakyat sebenarnya merupakan buah kejeniusan musisi miskin yang menikmati hidupnya dengan bermusik.
“Sekali waktu pada zaman dahulu, sebuah keajaiban kecil terjadi di otak seorang pria bernama Solomon Linda. Saat itu tahun 1939, dan dia berdiri di depan mikrofon di satu-satunya studio rekaman di Afrika ketika itu terjadi. Dia belum menyusun melodi atau menuliskannya. Dia hanya membuka mulutnya dan keluarlah, lengkingan lima belas nada … yang dibawa ke Inggris dan diubah menjadi rekaman yang menjadi hit besar di bagian Afrika itu.”
Tulisannya tersebut menggambarkan dengan rinci perjalanan “Mbube” yang oleh banyak musisi Amerika “digubah” kembali dan diaransemen sampai menghasilkan jutaan dolar. Ironisnya, Solomon Linda, musisi asal Afrika Selatan yang menggubah “Mbube”, wafat pada 1962 setelah 52 tahun hidup dalam kemiskinan. Malan pun mencatat, keluarga Linda hanya menerima 12,5% royalti dari “Wimoweh” dan sekitar 1% dari pendapatan yang sebenarnya jauh lebih besar dari “The Lion Sleeps Tonight”.
Itu adalah jumlah yang cukup untuk membuat Malan bertanya-tanya, berapa sebenarnya uang yang seharusnya dihasilkan dari “Mbube”?
The Lion’s Share
Netflix, penyedia layanan streaming berlangganan, mengangkat kembali kisah Solomon Linda pada 2019 dalam seri ReMastered: The Lion’s Share. Rian Malan, sang jurnalis yang berperan besar mengungkap “kejahatan” plagiarisme ini, menjadi pencerita utama dalam film dokumenter tersebut.
Malan sendiri dalam film dokumenter tersebut mengaku baru mengetahui soal Solomon Linda pada 1999. Saat itu, bintang pop Zulu bernama Johnny Clegg memberitahunya soal lagu “Mbube” yang proses rekamannya dilakukan di Johannesburg pada 1930-an. Saat itulah Malan mendengar “Mbube” dan tertarik menggali kisah lengkapnya.
Dalam The Lion’s Share, Solomon Linda disebut sebagai ayah dari genre musik ini, yang selama puluhan tahun setelahnya juga disebut sebagai mbube. Sayangnya, bagi Malan, masalah muncul saat “Mbube” menjadi melodi paling terkenal dan paling menguntungkan dari Afrika. Namun, ke mana uangnya mengalir?
Pertanyaan itulah yang mendalangi penelitian Malan tentang royalti lagu “Mbube”. Tak kurang ada puluhan versi yang beredar dan dinyanyikan oleh ratusan penyanyi sampai saat ini, termasuk “The Lion Sleeps Tonight” yang dinyanyikan oleh The Tokens dan menjadi hit pada 1961. Bahkan, saat itu, George David Weiss adalah yang menuliskan liriknya untuk The Tokens. Banyak pihak yang terlibat, namun banyak pula yang luput mencari tahu.
Eksploitasi “The Lion Sleeps Tonight”
Dari sekian banyak pihak yang memanfaatkan “Mbube” menjadi berbagai versi mereka sendiri, nama yang paling besar adalah Disney yang menggunakan “The Lion Sleeps Tonight” dalam The Lion King pada 1994. Namun, bukan eksploitasi namanya kalau hanya digunakan dalam satu wahana. Disney juga membawa “The Lion Sleeps Tonight” ke pentas musikal dan wahana hiburan mereka.
Baca juga: Geser Representasi Demi Dobrak Tradisi
Royaltinya sebagian besar mengalir kepada David Weiss yang pada saat itu menjadi sorotan karena “menciptakan” lagu ini. Namun, tak sepeser pun dikecap oleh Solomon Linda sejak dirinya menjual hak ciptanya kepada perusahaan rekaman lokal, Gallo Records, pada 1939. Namun, secara hukum, hak cipta “Mbube” seharusnya kembali kepada keluarga Linda 25 tahun setelah kematiannya. Celah itulah yang diperjuangkan oleh Malan dan para pengacara Afrika Selatan lainnya yang terlibat.
Disney sendiri dilaporkan menerima lebih dari US$15 juta karena penggunaan “The Lion Sleeps Tonight” dalam film dan pertunjukan musikal The Lion King. Namun, hanya US$15.000 yang diterima oleh keluarga Linda pada saat itu. Melihat angka yang kemungkinan sebenarnya mencapai puluhan juta dolar itu, Malan dan para pengacara anak-anak Linda merasa angka tersebut patut diperjuangkan.
Solomon Linda meninggalkan empat orang anak perempuan. Namun, sampai masa kesepakatan pemberian royalti tersebut berakhir pada 31 Desember 2017, ketiga anaknya (satu meninggal pada 2002 karena HIV/AIDS) hanya mendapatkan kurang dari US$250.000 masing-masing selama satu dekade terakhir. Jumlah itu jauh dari gugatan semula kepada Disney yang mencapai US$1,6 juta untuk royalti pada masa lalu dan juga royalti untuk semua lagu “Mbube” yang digunakan setelahnya yang jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan juta dolar.
Anak-anak Linda masih menerima royalti untuk lagu “Mbube” dan “Wimoweh” yang masih banyak dinyanyikan di Afrika. Namun, royalti untuk “The Lion Sleeps Tonight” telah dihentikan dan kini masih mengalir kepada tiga produser pertama yang menciptakannya di Amerika Serikat.
Kepemilikan Modal dan Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual
Dalam World Intellectual Property, kekayaan intelektual mengacu kepada kreasi pikiran, seperti penemuan, karya sastra dan artistik, desain, simbol, nama, dan gambar yang digunakan dalam perdagangan. Hak kekayaan intelektual dilindungi undang-undang yang memungkinkan orang memperoleh pengakuan atau keuntungan finansial dari ciptaan mereka. Kekayaan intelektual diciptakan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara kepentingan inovator dan kepentingan publik yang lebih luas sehingga menghasilkan lingkungan tempat kreativitas dan inovasi dapat berkembang.
Sayangnya, sistem perekonomian kapitalis membawa pemilik modal tetap berada di atas segala-galanya. Friederich Engels dan Karl Marx (dalam Storey, 2003) dalam buku The German Ideology menyatakan bahwa atas dasar kepemilikan dan penguasaannya pada sarana produksi material, kelas dominan sudah pasti menguasai sarana produksi intelektual. Dalam hal ini, keberadaan Solomon Linda sebagai penggubah “Mbube”—yang belakangan menjadi “Wimoweh” dan meledak di pasaran sebagai “The Lion Sleeps Tonight”—terabaikan karena keberadaan orang-orang di kelas dominan yang menguasai akses informasi dan membatasinya.
Marx dan Engels melanjutkan, kelas penguasa “memaksa” untuk merepresentasikan dan menjadikan kepentingan kelasnya sebagai kepentingan bersama dan atas nama semua anggota masyarakat … menawarkan sebentuk ide universalitas dan merepresentasikannya sebagai satu-satunya yang rasional dan universal. Sejak dibawa oleh Alan Lomax pada 1949 yang kemudian memperkenalkannya kepada Pete Seeger, telah terbentuk persepsi umum bahwa melodi yang mereka dengar adalah sebuah lagu rakyat. Dengan begitu, tak ada yang benar-benar menciptakannya sehingga nama Solomon Linda pun tak pernah sampai kepada mereka.
Dalam laporannya terkait kasus “The Lion Sleeps Tonight”, Dr. Owen Dean, pengacara yang ahli dalam kekayaan intelektual, menuliskan Solomon Linda menjual hak cipta internasional “Mbube” kepada perusahaan rekamannya pada 1950. Namun, pada 1962 ketika Solomon Linda meninggal dunia, British Imperial Copyright Act of 1911 masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut, Solomon Linda bisa mendapatkan hak ciptanya kembali setelah 25 tahun wafat, diberikan kepada keturunannya.
Dalam film dokumenternya, anak-anak Linda mengakui bahwa ayah mereka tidak tahu bahwa bisa dirinya bisa menghasilkan uang dari menyanyi dan menciptakan lagu. Dia hanya menyanyi tanpa tahu bisa mendapatkan bagian atas karyanya. Linda yang tak bisa membaca dan menulis tidak menolak saat diminta menandatangani penjualan hak cipta lagunya. Meski begitu, mereka sendiri tidak yakin apakah ayah mereka mengerti isi kontrak berbahasa Inggris itu, bahkan meragukan tanda tangannya di kontrak itu.
Dalam penyebaran informasi sekali pun, pihak pemodal tetap berada di atas angin. Tanpa perlu susah payah memberi tahu Solomon Linda soal apa yang seharusnya didapatkannya, banyak pihak mengambil keuntungan yang seharusnya mereka bagi kepada Linda.
Gallo Record Company, para “penggubah” yang membatasi dunia mengetahui lebih banyak tentang Linda, sampai yang paling kontroversial, perusahaan sebesar Disney, tak melihat kepentingan Linda bukan karena ketaktahuan, melainkan karena hanya ada mereka di dalam sistem yang mereka buat. Tak perlu ada Linda.
Bahkan, setelah anak-anak Linda memenangkan dakwaan atas Disney, anak-anak Linda tetap hanya menikmati US$250.000 masing-masing. Sebagian besar uang royalti yang mereka dapatkan telah “diambil” lebih dulu oleh para pengacara dan pihak lainnya yang membantu mereka memenangkan perkara di pengadilan. Pada akhirnya, tetap saja para pemegang modal yang menang.
*) Editor & Peneliti Muda Visi Teliti Saksama
Referensi
Cullman, Sam (Sutradara). 2019. ReMastered: The Lion’s Share. [Film Dokumenter]. Amerika Serikat: Netflix.
Dean, Dr. Owen. “Copyright Infringement Claim in Respect of the Lion Sleeps Tonight”. Diambil dari https://www.spoor.com/en/News/copyright-infringement-claim-in-respect-of-the-lion-sleeps-tonight/, diakses pada 18 Juli 2019.
Malan, Rian. 14 Mei 2000. “In the Jungle: Inside the Long, Hidden Genealogy of ‘the Lion Sleeps Tonight’”. Diambil dari https://www.rollingstone.com/music/music-features/in-the-jungle-inside-the-long-hidden-genealogy-of-the-lion-sleeps-tonight-108274/ , diakses pada 18 Juli 2019.
Storey, John. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop. Yogyakarta: Penerbit Qalam.
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN