- Ekonomi
Rupiah Berpotensi Tertekan, IHSG Masih Cenderung Melemah
08 Juli 2020 , 11:45

JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (8/7), berpotensi tertekan karena kekhawatiran pasar terhadap jumlah kasus positif corona yang terus naik.
Mengutip RTI, rupiah pada Rabu pagi, dibuka di posisi Rp14.419 per dolar AS. Pada pukul 09.32 WIB, rupiah masih menguat 43 poin atau 0,3% menjadi Rp14.397 per dolar AS. Kemudian, pada pukul 10.45 WIB, rupiah kembali menguat 20 poin atau 0,14% menjadi Rp14.399 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah bisa tertekan hari ini terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar mengenai peningkatan kasus covid-19 kembali membayangi pergerakan pasar.
"Pelaku pasar khawatir peningkatan kasus covid-19 ini akan menyebabkan pemulihan ekonomi terganggu," ujar Ariston di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/7).
Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) melaporkan, kenaikan laju kasus positif covid-19 pada Juni yang bisa menyebabkan kenaikan tingkat kematian akibat wabah tersebut ke depannya.
Sementara itu, sejumlah pejabat Bank Sentral AS The Federal Reserve semalam juga mengindikasikan kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi karena covid-19.
Tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terlihat melemah kembali dari kisaran 0,7% ke 0,64%, yang mengindikasikan tingginya permintaan aset aman dolar AS.
Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak melemah ke arah resisten di Rp14.550 per dolar AS, dengan level support di kisaran Rp14.440 per dolar AS.
IHSG Cenderung Melemah
Berbanding lurus dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, juga diperkirakan masih akan cenderung melemah seiring koreksi bursa saham global.
Mengutip RTI, IHSG pada Rabu pagi, dibuka di posisi 4.987,08. Kemudian, IHSG menguat 4,17 poin atau 0,08% ke posisi 4.991,25. Begitu pula dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang bergerak naik 1,1 poin atau 0,14% menjadi 776,99.
Pada pukul 10.45 WIB, IHSG kembali menguat 65,19 poin atau 1,31% menjadi 5.052,27. Sama halnya dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang turut bergerak naik 16,13 poin atau 2,08% menjadi 792,02.
"Mempertimbangkan sentimen global dan domestik IHSG diperkirakan cenderung melemah, menguji critical area 4.900–4.950 pada hari ini," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu.
Bursa saham AS pada perdagangan semalam ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 1,51%, S&P500 melemah 1,08%, dan Nasdaq turun 0,86%. Bursa saham AS terkoreksi karena aksi ambil untung usai menguat sepekan terakhir.
Dari dalam negeri, penurunan corporate family rating (CFR) serta peringkat obligasi tiga badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya oleh lembaga pemeringkat internasional Moodys, berpotensi memicu pelemahan IHSG pada hari ini.
Hal tersebut berpotensi mempengaruhi ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja kuartal II 2020 dari emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di samping data tersebut, pelaku pasar juga menantikan data-data makro, seperti data keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan neraca perdagangan Indonesia sebelum pengumuman produk domestik bruto (PDB) pada awal Agustus.
Mempertimbangkan sentimen di atas, pelaku pasar disarankan sebaiknya berhati-hati dalam melakukan akumulasi beli pada hari ini.
Investor perlu mewaspadai potensi pelemahan saham-saham perbankan terutama bank daerah. Penguatan signifikan saham tersebut sepanjang tiga hari terakhir berpotensi memicu aksi profit taking pelaku pasar.
Di sisi lain, peluang beli dapat kembali dicermati pada sejumlah saham defensif, terutama di sektor barang-barang konsumsi.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 29,92 poin atau 0,13% ke 22.584,77, indeks Hang Seng turun 65,93 poin atau 0,25% ke 25.909,73, dan indeks Straits Times menguat 3,45 atau 0,13 ke 2.664,87. (Fitriana Monica Sari)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN