- Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Direvisi, Diperkirakan -4,3%
16 Juli 2020 , 10:45

JAKARTA – Pemerintah kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kali ini, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kontraksi akan berada pada kisaran -3,5% sampai -5,1%, atau lebih dalam dibandingkan perkiraan sebelumnya yang hanya mencapai -3,8%.
"Titik poinnya sekarang kita ada di -4,3%," kata dia saat di kawasan kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (15/8).
Sri Mulyani mengatakan, revisi tersebut disebabkan penurunan kinerja yang cukup dalam dari sektor perdagangan, perindustrian, pertambangan, hingga transportasi.
Untuk diketahui, pada kuartal I perekonomian Indonesia masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 19,98%; diikuti oleh perdagangan sebesar 13,20%; pertanian sebesar 12,84 %; dan konstruksi sebesar 10,70%. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 56,72%.
Sementara itu, sektor transportasi terpukul pandemi juga masih belum membaik. Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Mei 2020 sebanyak 87.000 orang atau turun 89,62% dibanding April 2020.
Jika diakumulasikan, selama Januari–Mei 2020 jumlah penumpang domestik hanya sebanyak 17,6 juta orang atau turun 40,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, untuk jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 55% menjadi 11.700 orang dibandingkan bulan April.
Secara kumulatif, Januari-Mei 2020 jumlah penumpang internasional hanya sebanyak 3,4 juta orang atau turun 53,76% dibanding periode yang sama tahun 2019
"Transportasi itu ternyata walaupun sudah ada relaksasi tidak pulih karena orang tidak melakukan traveling, meskipun sudah terjadi masih sangat kecil sekali pemulihannya," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, ia berharap pada kuartal ketiga akan mengejar pertumbuhan ekonomi ke arah positif. Menurut dia, saat ini sudah menunjukkan adanya titik balik pertumbuhan ekonomi.
"Namun titik baliknya ini kita ingin akselerasi itulah yang menjadi fokus perhatian bapak presiden. Belanja dari k/l, belanja dari daerah, perbankan, sektor keuangan, dan sektor korporasi semuanya bisa kembali," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah kepada Validnews, Selasa (14/7) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II berada pada kisaran -5%.
“Kuartal II/2020, kami perkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 5% karena konsumsi dan investasi tertekan. Keduanya memiliki porsi 80% pada PDB,” kata dia.
Sebelumnya, kamar dagang dan industri (Kadin) Indonesia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan terkontraksi.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan pertumbuhan ekonomi akan terkontraksi -4% hingga -6%. Menurut dia, hal tersebut dipengaruhi dari lemahnya penyerapan anggaran penanganan pandemi covid-19.
Tak hanya itu, ia juga memaparkan kontraksi juga disebabkan menurunnya kinerja konsumsi dan investasi. (Rheza Alfian)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN